Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya. Mazmur 46: 1 – 3

Manusia manakah yang tidak pernah takut? Setiap manusia yang normal dan sehat pikirannya tentu pernah merasa takut. Rasa takut adalah mekanisme kehidupan yang membuat orang bisa mengatasi adanya bahaya, dan itu yang sering mendorong orang untuk berusaha membela diri, menyembunyikan diri atau lari dari bahaya. Walaupun demikian, keadaan sering kali membuat orang kehilangan harapan, karena mereka bisa melihat bahwa baik dengan melawan, bersembunyi ataupun melarikan diri, mereka tidak akan dapat melepaskan diri dari ancaman yang ada. Sebagian orang juga merasa pasrah karena mereka percaya bahwa karena Tuhan sudah menetapkan segalanya, tidak ada yang dapat diperbuat manusia.
Sejarah menuliskan berbagai pengalaman manusia dalam menghadapi bahaya besar. Adanya banjir besar di berbagai negara baru-baru ini menunjukkan adanya orang-orang yang berani tetap tinggal di rumah mereka, tetapi ada juga yang mengambil keputusan untuk mengungsi selagi jalan masih bisa dilewati. Adakah orang yang berharap atas pertolongan Tuhan? Adakah orang yang merasa sudah ditolong Tuhan? Jika ada, bagaimana bentuk pertolongan itu? Kelihatannya, jika satu daerah kebanjiran semua orang, Kristen maupun bukan, tidak ada yang bebas dari banjir. Tidak ada orang yang mengalami apa yang dialami bani Israel ketika melarikan diri dari Firaun dan tangan Tuhan membelah laut menjadi dua sehingga mereka dapat lewat. Walaupun demikian, selalu ada orang yang bersyukur, entah karena bisa diungsikan, atau rumahnya yang tidak terlalu rusak karena banjir.
Bagaimana jika kita dihadapkan kepada bahaya yang besar dalam hidup kita? Bagaimana perasaan kita jika kita melihat adanya banyak orang yang saat ini mengalami kesulitan ekonomi dan kita pun mungkin mengalami hal yang serupa karena resesi dunia yang diramalkan mungkin akan terjadi? Jika kita tidak mempunyai harapan apa pun untuk bisa menghindari hal itu, mungkin kita terpaksa untuk hidup dan bekerja seperti biasa tetapi dengan lebih berhati-hati dan menjaga diri. Tetapi, bagaimana pula jika kita tidak yakin bahwa kita akan bisa menjaga diri sepenuhnya? Mungkin kita memutuskan untuk sebisa mungkin menghemat uang kita dan tidak membeli barang jika tidak benar-benar diperlukan. Tetapi, ini pun belum tentu 100 persen aman karena setiap orang tentunya perlu membeli bahan makanan dan sebagainya, yang naik harganya seiring dengan tingkat inflasi Indonesia yang sudah mencapai 5.71% selama setahun terakhir.
Mazmur 119 adalah bab yang terpanjang dari Alkitab karena mempunyai 176 ayat. Penulis mazmur ini kurang diketahui, tetapi diduga Ezra, Daud atau Daniel. Tetapi yang jelas adalah penulisnya mengalami penderitaan atau masalah yang sangat besar. Seluruh ayat yang ada menunjukkan pergulatan jasmani maupun rohani yang dialaminya. Walaupun demikian, dalam setiap kesempatan si penulis menyatakan kerinduan dan pujian kepada Tuhan, sumber pengharapannya. Ia juga menyatakan bahwa dalam Tuhan ia bisa menemukan tempat persembunyian dan perlindungan.
“Engkaulah persembunyianku dan perisaiku; aku berharap kepada firman-Mu.” Mazmur 119: 114
Mazmur 119 jelas menunjukkan perbedaan antara orang yang memiliki (atau lebih tepat, dimiliki) Tuhan dengan orang lain yang tidak mengenal Tuhan dalam menghadapi masalah kehidupan. Adanya Tuhan dalam hidup seseorang membuat perspektif hidupnya berubah sama sekali. Beruntunglah orang yang mengalami masalah tetapi masih mempunyai harapan. Malanglah orang yang mengalami penderitaan dan tidak mendapat penghiburan.
Ayat pembukaan di atas menyatakan bahwa Tuhan itu bagi orang percaya adalah tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Tuhan bukannya Tuhan yang hanya menonton apa yang terjadi, yang sudah direncanakan-Nya, tanpa meresponi doa-doa umat-Nya untuk memberi pertolongan dan penghiburan. Sebab itu orang yang beriman tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya. Itu karena Tuhan adalah Sang Pencipta yang berkuasa atas langit dan bumi dan segala isinya.
Hari ini, adakah rasa takut dan kuatir dalam diri anda? Adakah masalah yang besar yang seakan tidak akan dapat anda atasi atau hindari? Tuhan yang memiliki kita adalah Tuhan yang mahakuasa dan mahakasih. Ia mau mendengarkan doa kita dan sanggup memberi kita keteguhan hati dalam menghadapi semuanya. Kasih-Nya tidak pernah berubah dalam keadaan apa pun, dan kepada-Nya saja kita boleh berharap akan datangnya pertolongan, perlindungan dan penghiburan.