“Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.” Matius 24:12

Baru-baru ini saya melihat sebuah video yang berasal dari sebuah negara adidaya. Video itu menunjukkan betapa sulit hidup mereka yang berada di bawah garis kemiskinan di negara itu. Sekalipun negara itu mempunyai pendapatan nasional (GDP) yang sangat besar, rakyat yang tidak mempunyai rumah haruslah hidup di tenda-tenda yang di tempatkan di kota tenda (tent city). Saya tidak dapat membayangkan bagaimana mereka bisa hidup tanpa sarana yang memadai, apalagi musim dingin akan segera datang.
Pada musim dingin di benua utara, dinginnya udara membuat orang yang sedang berada di luar rumah membungkus diri dengan memakai jaket, topi, dan apapun untuk melindungi tubuh dari udara yang dingin. Bagi mereka yang punya rumah, pemanas ruangan bisa dipakai untuk melupakan udara dingin di luar, tetapi mereka yang tuna wisma terpaksa tidur di pinggir jalan atau di dalam tenda plastik, dibawah selimut saja.
Dinginnya udara di musim dingin mungkin seperti dinginnya hati manusia dalam ayat di atas. Dengan udara yang dingin, mereka yang yang berada dalam keadaan yang kurang baik akan merasakan beratnya hidup tanpa adanya kehangatan rumah dan makanan. Dengan dinginnya hati manusia, mereka yang mengalami penderitaan tidak dapat mengharapkan adanya perhatian dan pertolongan dari sesama. Bahkan dengan dinginnya hati mereka yang mengaku Kristen, apa yang mereka lakukan dalam hidup sehari-hari bukannya untuk memuliakan Tuhan dan mengasihi sesamanya, tapi untuk memuliakan diri sendiri dan untuk memperoleh kepentingan pribadi.
Ayat diatas menunjukkan bahwa banyak orang yang dulunya mempunyai kasih, karena cara hidupnya yang mengabaikan Tuhan dan firman-Nya, kemudian berubah menjadi manusia yang tidak mempunyai kasih. Mereka yang dulunya pernah mendengar panggilan Tuhan dan mengerti perintah Tuhan untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi, dan untuk mengasihi sesama manusia, kemudian berubah menjadi manusia yang tidak lagi taat kepada Tuhan. Mereka lebih taat kepada keinginan dan kebahagiaan duniawi yang berupa kemasyhuran, kekayaan, kekuasaan, kesuksesan dan semacamnya.
Di zaman ini, banyak orang Kristen yang ke gereja dengan kerinduan untuk mendapatkan kehangatan kasih dalam persekutuan dengan saudara seiman dan mendengar kasih penghiburan Tuhan. Tetapi di banyak negara, gereja sudah berubah menjadi seperti tempat pertemuan seminggu sekali, dan mereka yang datang kemudian pulang ke rumah masing-masing tanpa sempat menyatakan kasih mereka kepada sesama, atau menerima kasih dan perhatian dari orang lain. Yang lebih aneh lagi adalah adanya orang-orang yang hanya karena ke gereja, percaya bahwa mereka sudah memenuhi perintah untuk mengasihi Tuhan dan sesama.
Tuhan melalui rasul Paulus mengingatkan bahwa di zaman ini ada berbagai tanda hilangnya kasih dan bertambahnya hal-hal yang jahat di antara umat Kristen:
“Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!” 2 Timotius 3: 1-5
Karena itu, hari ini kita diingatkan bahwa Tuhan tidak menghendaki kita hanya ke gereja atau menjadi orang Kristen sebagai kebiasaan atau keharusan. Tidak ada orang Kristen yang hanya tercatat dalam kartu KTP saja. Tuhan menghendaki setiap orang Kristen yang sejati untuk datang kepada-Nya dengan kehangatan kasih, dan bukannya kepalsuan.
Mungkin ada Kristen yang sudah merasa saleh karena banyak membantu gereja. Tetapi, Tuhan tidak mengharapkan uang persembahan manusia tetapi Ia menghargai hati umat-Nya yang dipenuhi kasih. Pada pihak yang lain, Tuhan membenci orang-orang yang seakan berbakti kepada-Nya, tetapi hanya mengharapkan Tuhan memberikan apa yang diinginkan mereka. Tuhan menghendaki umat-Nya untuk benar-benar bisa taat kepada-Nya, dan bukannya hanya hidup dalam kepalsuan. Bagaimana dengan cara hidup Anda?