Kita adalah makhluk yang mudah bosan

“Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka.” Amsal 4: 25

Tahukah anda bahwa tugas yang paling saya benci adalah sesuatu yang mengharuskan saya menunggu? Bagi banyak orang, menunggu memang bukan pekerjaan yang menyenangkan. Kebosanan mungkin datang, dan waktu yang sejam saja mungkin terasa seperti seminggu. Mengapa timbul kebosanan? Kebosanan adalah keadaan emosi atau psikologis yang gundah karena tidak adanya sesuatu yang bisa dinikmati atau dikerjakan pada suatu saat. Itu dulu….

Generasi masa kini justru sering bosan karena adanya banyak hal yang bisa dinikmati atau dikerjakan. Kita pasti sering mendengar istilah “bete”. Selama ini ungkapan “bete” atau “B.T. (bored totally) sering dipakai kaum muda sebagai bahasa gaul untuk menyatakan kebosanan. Mengapa timbul kebosanan di antara kaum muda?

Untuk orang segala umur, sebab kebosanan yang lebih benar mungkin adalah karena orang tidak mau mengerjakan apa yang diharuskan. Ini sering terjadi ketika seorang mahasiswa memilih untuk tidak hadir dalam kuliah dan sebaliknya pergi berjalan-jalan atau “ngrumpi”. Ini juga alasan yang sering ada ketika seseorang mencari pasangan baru: untuk menikmati adanya pilihan dan kebebasan pribadi.

Kebosanan dapat mendorong seseorang mencari sesuatu yang lebih berguna untuk dirinya ataupun orang lain, dan juga untuk menciptakan suasana baru. Sekalipun kebosanan bisa membawa seseorang untuk lebih dekat kepada Tuhan, kebosanan lebih sering membuat orang jatuh dalam dosa. Dosa terjadi ketika pikiran dan hidup seseorang dibiarkan untuk membayangkan apa yang dirasakan lebih baik dari apa yang sudah ada. Itu juga terjadi pada Adam dan Hawa yang tidak puas untuk menjadi makhluk yang dibatasi oleh Tuhan dengan larangan untuk memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, sebuah pohon yang ditempatkan Allah di tengah Taman Eden.

Satu contoh kebosanan lain yang membawa dosa adalah pengalaman Raja Daud. Ketika Daud bertambah tua, ia menjadi kurang aktif dalam memimpin bani Israel. Tak terasa, hidupnya menjadi membosankan dan karena itu ia membuat petualangan cinta dengan Batsyeba, istri seorang prajuritnya yang bernama Uria. Dengan usaha Daud, Uria gugur di medan perang. Setelah itu, Daud mengawini Batsyeba. Dosa besar raja Daud ini berawal dari kebosanannya. Dengan demikian, risiko kebosanan yang paling utama adalah karena seringnya itu membuat orang Kristen mengabaikan perintah Tuhan.

Bagaimana dengan hal mengikut Kristus? Apakah kita juga bisa bosan menjadi umat-Nya? Sudah tentu! Jika hubungan kita dengan Tuhan tidak berkembang baik, komunikasi dengan Dia menjadi jarang dan hidup kekristenan kita menjadi membosankan. Pergi ke gereja sekali seminggu pun lama-lama menjadi bosan, jika kita tidak perpartisipasi dalam kegiatan lain, seperti pertemuan doa dan pelayanan jemaat, dan sebagainya. Dalam keadaan sedemikian, iblis justru dengan tidak bosan-bosannya berusaha menjerumuskan kita kedalam dosa, agar kita melupakan tanggung jawab kita kepada Tuhan dan sesama manusia. Selain itu, jika kita lengah, dalam menghadapi persoalan hidup yang bertubi-tubi, iblis mungkin membisikkan pesan bahwa hidup ini tidak lagi ada gunanya. Hidup kita adalah milik kita dan ada di tangan kita, demikian bisiknya.

Pagi ini, jika kita merasa hidup ini mulai membosankan, dan mata serta pikiran kita mulai mencari-cari sesuatu yang bisa menghilangkan kebosanan kita, ayat di atas mengajarkan agar kita tetap memandang terus ke depan dan tatapan mata kita tetap ke muka. Dalam keadaan apapun, kita harus selalu memusatkan perhatian kita apa yang baik dan benar menurut perintah Tuhan.

“Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.” Amsal 4: 26 – 27

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s