“Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?” Roma 8: 24

Pernahkah anda menunggu berita yang sangat anda harapkan, tetapi itu tidak kunjung datang? Berjam-jam, dan bahkan berhari-hari anda sudah menunggu, dan bulan-bulan pun kemudian lewat tanpa ada tanda-tanda kapan munculnya berita itu. Rasa ragu kemudian mungkin muncul, jangan-jangan penantian anda akan menjadi sia-sia. Memang, jika kita tidak tahu apa yang akan terjadi, ketidaktahuan itu bisa membuat datangnya kesengsaraan.
Banyak anak kecil di Australia di saat ini yang menantikan datangnya Natal dengan hati yang berdebar-debar. Lima minggu yang terasa seperti setahun. Natal adalah satu hari besar di mana mereka akan merayakannya dalam keluarga, dan saat di mana mereka akan menerima hadiah Natal dari orang tua mereka. Hari demi hari mereka menunggu, tetapi hari Natal terasa tidak kunjung tiba. Karena itu mereka mungkin gelisah memikirkan hadiah apa yang akan mereka terima.
Dalam hal kecil maupun besar, memang orang bisa gelisah ketika harus menunggu. Jika dalam hal kecil orang mungkin mampu mengatasi kegelisahan dengan melupakan hal itu, dalam hal besar orang mau tidak mau selalu memikirkannya. Bagaimana masa depanku? Apa yang akan terjadi pada keluargaku? Perubahan apa yang akan terjadi dalam negaraku? Apakah kekacauan ekonomi akan terjadi di dunia?
Dalam keadaan saat ini, apa harapan anda untuk masa depan? Apa juga harapan anda untuk sanak saudara anda? Semua orang tentu mengharapkan apa yang baik, untuk dirinya sendiri dan untuk semua orang yang dikasihinya. Apa yang diharapkan selagi hidup di dunia, tentunya berkisar pada kebahagiaan, kesehatan, kesuksesan dan sejenisnya. Itu adalah wajar. Tidak ada orang yang mengharapkan sesuatu yang buruk bagi dirinya atau kerabatnya. Walaupun demikian, pada saat ini hal-hal yang buruk bisa saja terjadi pada diri siapa saja sekalipun itu bukan karena kesalahan orang yang bersangkutan. Harapan yang bagaimanapun baiknya, belum tentu bisa terwujud dalam hidup kita.
Apa yang diharapkan manusia pada umumnya adalah hal yang bisa dilihat, karena apa yang bisa dilihat adalah mudah untuk dimengerti dan dinikmati. Tetapi apa yang bisa dilihat juga merupakan sesuatu yang mudah untuk membawa kekecewaan. Apa saja yang kita inginkan dan miliki di dunia ini, mungkin terlihat baik pada hari ini, tetapi bisa berubah rupa esok hari dan bahkan lenyap tidak berbekas. Apa yang bisa dilihat manusia adalah hal yang fana, yang tidak kekal adanya.
Ayat diatas menyebutkan pengharapan yang berbeda, karena pengharapan ini adalah untuk sesuatu yang tidak bisa kita lihat. Sesuatu yang hanya bisa dirasakan dalam hati selama kita ada di dunia. Tidak semua orang bisa mempunyai pengharapan akan apa yang tidak terlihat, tetapi itu adalah pengharapan yang benar. Apa yang tidak terlihat saat ini adalah keselamatan yang sudah dijanjikan Allah kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya. Allah adalah Bapa kita yang bukan seperti orang tua yang hanya bisa mengharapkan agar sesuatu yang baik terjadi pada diri anak-anaknya, tetapi Ia adalah Allah yang sanggup memberikan masa depan yang terbaik untuk mereka.
“Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.” Roma 8: 17
Di hari Minggu ini, mungkin kita masih sedih memikirkan masa depan kita dan juga hal-hal buruk yang dialami oleh teman dan sanak keluarga kita. Adakah harapan bahwa kita bisa mencapai apa yang kita idamkan dengan adanya dampak ekonomi dari pandemi yang berkepanjangan ini? Ataukah kita merasa bahwa hidup yang ada di saat ini adalah sebuah perjalanan tanpa tujuan dan harapan?
Mungkin kita sulit untuk tidur nyenyak karena pikiran kita terpaku pada hal-hal yang dapat kita lihat setiap hari: segala penderitaan, kekecewaan, kehilangan dan kegagalan. Kita mungkin lupa bahwa apa yang tidak terlihat sekarang ini sebetulnya adalah pengharapan yang benar dan terbesar. Kita mungkin tidak sadar bahwa apa yang tidak terlihat itu sebenarnya adalah rencana Bapa kita yang di surga. Ialah yang membimbing kita selama hidup di dunia dan memberi ketekunan dan kekuatan agar kita tetap bisa berharap dan berdoa untuk masa depan yang cemerlang bersama Dia. Sekalipun hidup di dunia ini penuh tantangan dan penderitaan, kita harus yakin bahwa Tuhan bisa dan mau menguatkan mereka yang menantikan saat itu dengan tekun.
“Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.” Roma 8: 25 – 26