Malapetaka terjadi karena adanya dosa di dunia

“Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.” Lukas 13: 4 – 5

Gempa bumi yang terjadi di Cianjur kemarin membuat banyak orang merasa sedih. Bagaimana tidak? Untuk angka sementara, setidaknya tercatat 162 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka. Banyak dari korban masih tergolong anak-anak. Selain itu, ada 2.345 rumah rusak berat dan sekitar 13.400 warga mengungsi. Sesudah gempa utama yang berukuran 5,3M itu, tercatat ada 88 getaran atau gempa susulan sehingga suasana di daerah itu masih terasa rawan. Ini jelas adalah sebuah malapetaka.

Manusia mungkin bisa menduga kemungkinan terjadinya berbagai malapetaka dengan mengukur dan menganalisa berbagai data, tetapi apa yang akan terjadi sering ada diluar jangkauan pengetahuan mereka. Apa yang dirasakan banyak manusia jika malapetaka terjadi, biasanya berupa ketakutan atau kekuatiran bahwa Tuhan mungkin sudah membuat semua itu terjadi karena dosa yang diperbuat manusia. Mungkin itu ada benarnya jika membaca kisah nabi Yunus dalam perahu yang dilanda topan. Tetapi, Ayub yang baik di mata Tuhan juga tertimpa malapetaka yang luar biasa dengan seizin Tuhan.

Memang kecenderungan manusia dalam melihat adanya malapetaka adalah untuk mencoba menduga mengapa itu terjadi. Tetapi, seperti manusia sering tidak dapat menduga kapan malapetaka akan terjadi, mereka juga sering tidak tahu mengapa itu terjadi. Selain itu manusia juga sering mengira bahwa:

  • Penderitaan manusia adalah seimbang dengan dosanya.
  • Malapetaka selalu menunjukkan kemarahan dan hukuman Tuhan.
  • Malapetaka hanya terjadi pada orang yang jahat.

Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Mereka yang menemui Yesus, menyangka bahwa karena besarnya dosa orang-orang Galilea itu, mereka mengalami nasib yang tragis. Tetapi, Yesus menjawab bahwa pandangan itu tidaklah benar.

Sebagai umat Kristen kita percaya bahwa Tuhan kita mahakasih, dan karena itu tidak mendatangkan bencana untuk umat-Nya. Walaupun demikian, manusia yang hidup dalam dunia sesudah kejatuhan Adam dan Hawa, memang harus menghadapi berbagai bencana karena dunia yang tidak lagi sempurna. Manusia, baik mereka yang terlihat jahat maupun yang sepertinya orang baik, adalah makhluk yang berdosa. Karena Tuhan mahakasih, semua manusia masih bisa menerima karunia umum dari Tuhan seperti sinar matahari dan udara segar. Tetapi, semua manusia juga bisa mengalami bencana yang terjadi sebagai bagian dari hukum alami dari dunia yang sudah jatuh dalam dosa dan juga karena adanya kesalahan manusia dalam mengambil keputusan.

Adanya bencana belum tentu sehubungan dengan hukuman atau peringatan Tuhan akan dosa korban bencana. Tetapi itu seharusnya mengingatkan bahwa kita hidup dalam dunia yang penuh dosa. Bahwa manusia tidak dapat bergantung kepada dunia atau sesama, tetapi kepada Dia yang memiliki alam semesta. Bahwa manusia dalam keterbatasan mereka, tidak dapat mengatasi tantangan hidup di dunia yang sudah dikutuki Tuhan. Manusia juga sering mengabaikan peringatan Tuhan untuk memilih cara hidup yang baik dan menggunakan kemampuan yang diberikan Tuhan untuk menguasai dan mengatur isi dunia.

Hidup manusia tidak boleh dihakimi berdasarkan apa yang terjadi pada mereka, sebab semua orang bisa mengalaminya. Semua orang sudah berdosa di hadapan Tuhan. Mereka yang mengalami bencana di dunia, bukanlah selalu akan mengakhiri hidupnya secara sia-sia. Bagi yang percaya kepada Kristus, hidup ini adalah bukan apa yang terlihat mata, tetapi adalah sesuatu yang akan datang. Adanya bencana bisa menginngatkan orang dan penguasa untuk lebih bertanggung jawab atas tugasnya, untuk menggunakan kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan yang dikaruniakan Tuhan. Bencana juga bisa memberi pelajaran dan kesempatan bagi mereka yang diluputkan, agar mereka mau mengakui kebesaran Tuhan dan berjalan dalam kebenaran menuju kearah keselamatan yang sebelumnya mungkin tidak disadari.

“Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.” Roma 8: 18

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s