“Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” Kolose 3: 17

Minggu depan adalah permulaan liburan akhir tahun bagi murid sekolah menengah di Australia. Pada umumnya liburan ini berlangsung selama 6 minggu, termasuk libur Natal dan Tahun Baru, kecuali untuk sekolah swasta yang mempunyai lebih banyak hari libur. Biasanya, pada musim liburan seperti ini tempat kamping (camping ground) di berbagai tempat pesiar dipenuhi banyak caravan.
Liburan adalah sesuatu yang umumnya disambut orang dengan gembira, kalau itu diartikan sebagai kesempatan untuk beristirahat dan menikmati hidup. Walaupun demikian, bagi mereka yang tetap harus bekerja atau tidak mempunyai kesempatan untuk berlibur, adanya hari libur mungkin bisa mendatangkan rasa sebal.
Alkitab tidak secara jelas membahas soal liburan selain adanya satu hari yang dikhususkan untuk beristirahat dan memuliakan Tuhan. Memang diluar libur sehari dalam seminggu, hari libur lainnya ditentukan oleh kebijaksanaan pemerintah atau organisasi setempat. Dalam hal ini banyak negara yang menentukan adanya liburan selama beberapa minggu dalam setahun kepada mereka yang bekerja, agar mereka dapat beristirahat untuk memulihkan keadaan tubuh dan pikiran.
Walaupun tidak jelas dikemukakan, sebenarnya Alkitab juga memberi gambaran adanya liburan untuk prajurit Israel pada kitab 1 Tawarich 27: 1.
“Adapun orang Israel, inilah daftar para kepala puak, para panglima pasukan seribu dan pasukan seratus dan para pengatur yang melayani raja dalam segala hal mengenai rombongan orang-orang yang bertugas dan libur, bulan demi bulan, sepanjang tahun. Setiap rombongan berjumlah dua puluh empat ribu orang.”
Ternyata, pada zaman dulu orang sudah mengerti perlunya untuk bekerja dan berlibur. Memang, jika orang harus bekerja terus tanpa adanya liburan panjang, mereka akan mudah menjadi lelah.
Jika liburan panjang itu perlu, apa yang bisa dikerjakan pada waktu itu? Pertanyaan ini agaknya aneh bagi mereka yang ingin untuk 100% beristirahat tanpa mau memikirkan pekerjaan atau tugas. Tetapi, bagi mereka yang senang bekerja, pertanyaan ini adalah lumrah. Jika liburan tidak diisi dengan kegiatan, memang itu bisa juga membosankan dan juga melelahkan. Apalagi, bagi sebagian orang, berlibur bisa berarti tidak ada pemasukan uang. Lalu kegiatan apa yang sebaiknya dilakukan selama berlibur agar liburan tidak menjadi hal yang sia-sia?
Bagi umat Kristen, liburan panjang bukan berarti libur dari memuliakan Tuhan. Banyak orang yang berpikir bahwa selama liburan kegiatan memuji Tuhan dan bersyukur kepada-Nya boleh dikurangi. Namun ayat pembukaan kita berkata bahwa segala sesuatu yang kita lakukan dengan perkataan atau perbuatan, kita wajib melakukannya dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur kepada Allah, Bapa kita. Dengan demikian, adanya liburan dari pekerjaan dan aktivitas rutin justru seharusnya memberi kita kesempatan untuk bersyukur atas kasih-Nya. Dengan demikian, liburan panjang adalah sebuah kesempatan untuk meningkatkan kualitas hubungan kita dengan Tuhan dan sesama. Libur atau tidak libur, tidak ada bedanya dalam hal ini!