“Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Matius 1: 21

Hari ini tanggal 24 Desember dan esok hari adalah hari Natal. Hari Natal yang kita rayakan sebenarnya bukan hari kelahiran Yesus. Hari itu hanya ditetapkan sebagian orang Kristen karena tidak seorang pun yang tahu kapan hari kelahiran Yesus. Walaupun demikian, hari itu dirayakan untuk memperingati hari kelahiran Yesus. Yesus, Anak Allah, sudah lahir di dunia untuk menyelamatkan manusia dari hukuman dosa. Hari Natal bukanlah seperti hari tahun Baru, yang merupakan awal dari tahun baru. Karena itu ucapan selamat hari Natal sebenarnya tidak seharusnya disampaikan sesudah hari Natal itu datang, tetapi bisa dan lebih cocok untuk diucapkan sebelumnya. Agaknya terlambat kalau ucapan hari Natal itu disampaikan sesudah hari Natal.
Apa arti kata Natal? Kata Natal berasal dari kata Natus dalam bahasa Latin, yang berarti “dilahirkan”. Dalam istilah kedokteran, kata Neonatal menggambarkan bulan pertama kehidupan seseorang. Masa neonatal adalah bulan pertama setelah bayi lahir. Tahap neonatal adalah bulan pertama kehidupan, saat bayi paling kecil dan paling rapuh. Bayi yang lahir di rumah sakit yang tidak bisa segera pulang terkadang tinggal di unit perawatan intensif neonatal, di mana dokter spesialis dan perawat neonatal merawat mereka.
Di Australia, bukan hanya orang Kristen yang menyambut datangnya hari Natal karena hari ini adalah bagian penting dari budaya barat. Hari Natal bagi masyarakat umum biasanya dirayakan sebagai hari keluarga, dimana banyak orang mengunjungi orang tua mereka untuk makan bersama. Liburan Natal yang bersamaan dengan liburan panjang musim panas, juga membuat orang untuk memakai kesempatan yang ada untuk berlibur atau bertamasya bersama keluarga.
Saat ini, anak-anak sudah tidak sabar menanti datangnya Natal karena memikirkan hadiah apa saja yang bakal didapat dari orang tua mereka. Sebaliknya, sebagian orang masih bingung dan bahkan pusing memikirkan hadiah apa yang bisa mereka berikan kepada anak-cucu. Semua itu membuat hari Natal terasa seperti suatu kesibukan bagi semua umur. Walaupun demikian, bagi banyak orang lain hari Natal mungkin justru bisa mendatangkan rasa sedih. Mungkin itu karena tidak adanya anggota keluarga atau teman yang bisa diajak untuk merayakan Natal, atau kurangnya uang untuk bisa membeli hadiah natal. Karena itu, hari Natal yang meriah bagi banyak orang bisa menjadi hari di mana banyak orang merasa sedih, merana atau kesepian.
Seperti disebutkan sebelumnya, bagi mereka yang beragama Kristen, hari Natal adalah hari peringatan lahirnya Yesus. Ini seharusnya lebih utama dari segi sosial dan finansial. Walupun demikian, jika orang Kristen tidak meluangkan waktu untuk memikirkan arti hari Natal untuk dirinya, hari itu tidak akan berbeda dari hari-hari besar yang lain, seperti hari Tahun Baru dan hari kemerdekaan bangsa. Sekalipun ada yang bisa dinikmati, hari libur seperti itu adalah hari yang dirayakan orang setiap tahun tanpa ada yang terasa istimewa secara pribadi. Setiap tahun orang mungkin merayakannya tanpa mengalami perubahan, kecuali umur yang bertambah satu tahun. Benarkah demikian?
Hari Natal adalah hari yang seharusnya mengingatkan kita akan tujuh hadiah yang sudah kita terima dari Tuhan melalui Yesus. Tujuh hadiah itu adalah: pengampunan, pembenaran, hidup baru, perdamaian, pengadopsian, pembebasan dan penyucian. Karena Yesus lahir ke dunia dan mati di kayu salib ganti kita, kita bisa memperoleh pengampunan atas dosa-dosa kita. Dosa yang seharusnya membawa kematian, tidak lagi menyebabkan datangnya murka Allah, karena melalui Yesus kita dibenarkan. Melalui Yesus kita bisa mendapat hidup baru, karena hidup lama yang sudah mati mendapatkan nafas baru dari Allah.
Natal seharusnya juga mengingatkan kita bahwa Allah yang membenci dosa kita seharusnya memberi kita hukuman yang setimpal. Kita seharusnya mengalami kematian sebagai balasan atas kedurhakaan kita. Tetapi Yesus datang untuk mendamaikan Allah dengan kita, umat-Nya. Dengan itu terbuka kemungkinan bagi kita untuk diadopsi sebagai anak-anak-Nya dan berhak memanggil Dia sebagai Bapa. Kita sudah dibebaskan dari cengkeraman dosa dan pengaruhnya, oleh karena itu kita bisa mempunyai masa depan yang baik. Lebih dari itu, Tuhan yang mahakasih membimbing kita dengan Roh Kudus-Nya untuk menyucikan hidup kita setiap hari, sehingga semakin lama kita menjadi semakin serupa dengan Yesus.
Pagi ini firman Tuhan mengingatkan kita akan tujuh hadiah Natal yang sudah diberikan kepada kita. Hadiah-hadiah ini sering tidak kita pikirkan karena pikiran kita yang sering terpusat pada hal-hal duniawi. Hadiah ini seringkali tidak disadari manusia karena mereka menginginkan apa yang tidak abadi, seperti perhiasan, pakaian dan bahkan mobil, tetapi melupakan apa yang penting bagi rohani mereka. Bagi banyak orang, hadiah Natal yang surgawi adalah apa yang tidak mereka harapkan sekalipun itu adalah apa yang mereka butuhkan untuk hari depan. Bagaimana dengan sikap Anda dalam menghadapi Natal yang sebentar lagi akan datang? Sudahkah Anda bersyukur bahwa Tuhan sudah memberikan tujuh hadiah yang berharga untuk Anda dan orang-orang yang Anda kasihi? Semoga.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 3: 16