“Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai.” 2 Tesalonika 2:13
Hal berbangga atas apa yang sudah terjadi adalah sesuatu yang umum dan sering kita jumpai dalam hidup ini. Orang mungkin bangga akan keberhasilan, kekayaan, kepandaian dan apa yang sudah diperolehnya atau yang sudah dicapai oleh anak cucu dan kerabatnya. Tetapi, setiap orang harus berhati-hati dalam membanggakan semua itu. Kebanggaan yang dipamerkan kepada orang lain bisa dipandang sebagai kesombongan jika terlalu sering diutarakan, apalagi jika dengan cara yang berlebihan. Memang, beda antara kebanggaan dan kesombongan itu terkadang sangat tipis, sehingga sulit untuk memisahkan keduanya.
Bolehkah kita bangga? Tentu saja boleh, tapi untuk orang Kristen ada syaratnya. Kita biasanya bangga akan apa yang kita anggap baik, yang benar-benar terjadi pada diri kita atau anggota keluarga kita. Walaupun demikian, sebagai orang Kristen kita seharusnya bangga akan apa yang benar-benar baik dan yang belum terjadi. Apakah yang benar-benar baik, yang belum terjadi dalam hidup orang percaya? Bagaimana kita harus merasa bangga untuk apa yang belum terlihat? Tentunya kita harus tahu apa yang akan terjadi. Bagaimana manusia bisa tahu akan apa yang benar-benar baik, yang tidak bisa hilang, dan yang akan terjadi pada masa depan?
Sering kali kebanggaan seseorang diutarakan atas hal yang sudah terjadi, karena orang itu dengan cerdik sudah menggunakan kesempatan, kemampuan dan kebebasan yang ada padanya. Mungkin ia bangga karena tidak ada orang atau hal lain yang bisa menghalanginya atau menyainginya. Kebanggaan semacam ini tidak lain adalah kebodohan karena apa yang dibanggakan hanyalah untuk diri sendiri dan tidak kekal.
Sering juga orang merasa bangga atas apa yang terjadi pada diri orang lain, seperti para pemimpin atau tokoh masyarakat yang lain karena apa yang sudah dicapai mereka, sekalipun orang itu tidak mempunyai andil atau hubungan langsung atas keberhasilan mereka. Jelas kebanggaan semacam itu hanyalah kebanggaan yang kosong saja karena apa yang dipandang baik terjadi pada orang lain.
Kapan orang Kristen boleh bermegah atau bangga:
a. Kebanggaan boleh ada jika kita sendiri berhasil melakukan hal yang baik di mata Tuhan.
“Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.” Galatia 6: 4
b. Kebanggaan kita atas apa yang baik yang dicapai orang lain, boleh ada hanya jika kita ikut berjuang, dan mempunyai hubungan yang erat, dengan orang itu.
“Aku berkata demikian, bukan untuk menjatuhkan hukuman atas kamu, sebab tadi telah aku katakan, bahwa kamu telah beroleh tempat di dalam hati kami, sehingga kita sehidup semati. Aku sangat berterus terang terhadap kamu; tetapi aku juga sangat memegahkan kamu. Dalam segala penderitaan kami aku sangat terhibur dan sukacitaku melimpah-limpah.” 2 Korintus 7: 3-4
c. Bagi orang Kristen, kebanggaan tidak dapat dipisahkan dengan anugerah Tuhan. Segala yang baik datang dari Tuhan. Karena itu, kebanggaan yang hanya merupakan usaha untuk menunjukkan keberhasilan diri sendiri sering merupakan kesombongan dan ketidakjujuran. Inilah sesuatu yang dibenci Tuhan.
“Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.” Amsal 8: 13
d. Kebanggaan kita haruslah didasari dengan kesadaran bahwa tanpa Tuhan, segala sesuatu yang baik tidak akan terjadi. Kita adalah manusia fana yang punya banyak kelemahan. Dunia ini dan semua isinya sudah ternoda dosa. Sekalipun kita tahu bahwa kita harus berbuat baik, apa yang tidak baik justru apa yang kita lakukan. Karena itu, dalam segala apa yang kita banggakan, baiklah kita mengingat bahwa Tuhan sudah memberikan berkat dan menunjukkan kasih-Nya kepada kita.
“Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan” 2 Korintus 10:17
e. Kebanggaan yang paling utama untuk umat Kristen adalah tentang anugerah Tuhan yang terbesar dalam hidup kita di masa mendatang, yaitu hidup di surga. Oleh karena kasih-Nya kita sudah diselamatkan, sekalipun itu bukan karena usaha kita. Sekalipun kita belum bisa melihat atau merasakan kehidupan surgawi selama di dunia, kita bisa membayangkan kemuliaan yang akan kita terima karena dengan iman kita bisa percaya akan apa yang tidak terlihat. Ini sudah tentu berbeda dengan harta duniawi yang bisa terlihat, diakui dan dibanggakan sebagai hasil perbuatan kita, tetapi yang tidak kekal dan tidak berharga di mata Tuhan.
“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Matius 6:19-21
f. Apa yang baik, yang kita terima adalah sesuatu yang Tuhan berikan kepada kita untuk dibagikan kepada orang lain. Dengan demikian, kebanggaan kita hanyalah untuk memuliakan Tuhan, agar makin banyak orang yang percaya kepada-Nya.
Beginilah firman TUHAN: ”Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.” Yeremia 9: 23-24
Hari ini, marilah kita memikirkan hidup kita sampai saat ini. Memasuki tahun 2023 ini, apakah yang Anda banggakan dari apa yang sudah terjadi dalam hidup Anda pada tahun yang lalu? Apakah yang menjadi tujuan hidup Anda pada tahun 2023 dan seterusnya? Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang, tetapi dengan iman kita bisa mengerti bahwa karunia keselamatan yang sudah kita terima adalah kabar baik yang harus kita sampaikan ke seluruh dunia.