“Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.” Roma 15: 5 – 6

Dalam sejarah perkembangan agama Kristen, orang bisa membaca bahwa perdebatan, perseteruan, dan bahkan peperangan sering ditemui diantara umat Kristen. Mereka yang sama-sama mengaku pengikut Kristus, ternyata mengalami kesulitan dalam melaksanakan perintah-Nya untuk mengasihi sesama manusia. Mengapa begitu? Mungkin yang satu merasa lebih benar dari yang lain. Atau mungkin yang satu merasa tersaingi oleh yang lain. Lebih dari itu, ada juga orang Kristen yang merasa bahwa mereka adalah satu-satunya yang mengenal jalan keselamatan, dan karena itu adalah satu-satunya yang pada akhirnya akan masuk ke surga.
Memang banyak orang Kristen yang merasa bahwa apa yang mereka yakini adalah yang paling benar. Itu dapat dimengerti, karena orang tentunya memilih apa yang paling baik diantara banyak pilihan. Adalah aneh jika orang memilih apa yang kurang baik diantara apa yang lebih baik. Walaupun demikian, masalah serius mungkin muncul jika ada orang yang merasa bahwa hanya dirinya saja yang benar, sedangkan semua orang yang lain adalah salah. Dalam hal ini, sebuah gereja yang pada mulanya menganut aliran tertentu bisa saja terpecah belah menjadi beberapa gereja terpisah ketika pemimpin-pemimpinnya tidak lagi bisa memelihara kesatuan hati dan suara dalam hal memuliakan Allah. Hal ini bukannya jarang, tetapi mungkin malah lebih sering terjadi di zaman modern karena adanya kebebasan bagi semua orang untuk mengemukakan pendapatnya dan menuntut haknya.
Hal hidup rukun dengan orang lain adalah apa yang didengung-dengungkan oleh banyak pemerintah, terutama jika rakyatnya terdiri dari berbagai ragam suku, agama dan budaya. Dalam hal ini, orang mungkin lebih bisa berusaha untuk hidup dengan harmonis bersama orang lain karena adanya ajakan, ajaran, perintah dan hukum agar setiap orang bisa menghormati orang lain dan menerima adanya perbedaan sebagai apa yang normal. Dengan demikian, kita mungkin bisa melihat bahwa kerukunan antar agama bisa dijalankan di berbagai negara yang mempunyai sistim hukum dan pemerintahan yang baik. Bagaimana pula dengan kerukunan diantara umat Kristen?
Setelah memberikan petunjuk penting dalam Roma 14:1-15:4 tentang tanggung jawab orang Kristen untuk tidak terpecah belah atas hal-hal yang tidak penting untuk keselamatan, Rasul Paulus mengakhiri diskusinya dengan doa untuk persatuan di dalam gereja. Paulus mengakui bahwa keharmonisan Kristiani tidak mungkin terlepas dari pemberdayaan Allah, dan karena itu Ia memohon kepada Tuhan untuk memberikan kepada para pembaca suratnya kemampuan dan kemauan untuk memuliakan “Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus” dengan satu suara. Jelaslah Paulus menyatakan bahwa kasih bukan berasal dari manusia, tetapi berasal dari Allah. Sebagai manusia kita tidak mampu mengasihi Tuhan dan sesama kita jika Allah tidak lebih dulu menyatakan kasih-Nya dengan mengirimkan anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus.
Paulus pada suratnya kepada jemaat di Roma menyatakan harapannya agar Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada mereka, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara mereka memuliakan Allah dan Bapa dari Yesus Kristus. Dalam hal ini, sangatlah menarik bahwa Paulus bukannya mengatakan bahwa jemaat di Roma harus bisa untuk hidup rukun. Sebaliknya, Paulus berdoa agar Allah memberikan kerukunan (harmoni) kepada mereka. Harmoni dalam umat Kristen bukan kesatuan menurut hukum, tetapi kesatuan dalam iman.
Mari kita perhatikan hal-hal yang paling menonjol dari doa ini. Pertama, doa Rasul merupakan tindakan syafaat dan pernyataan nasihat. Dengan menyertakan doa dalam badan suratnya, Paulus sekali lagi menekankan – walaupun secara tidak langsung – pentingnya persatuan di dalam gereja. Dia berdoa untuk apa yang Tuhan inginkan, yaitu umat yang bersatu dalam esensi Injil dan toleran terhadap perbedaan dalam hal-hal yang tidak menyentuh hati iman Kristen. Karena ini yang Tuhan inginkan, itu juga yang harus kita inginkan. Oleh karena itu, kita harus selalu bekerja menuju persatuan Kristen yang didasarkan pada kebenaran dan memajukan kedamaian berdasarkan wahyu Tuhan tanpa mengkompromikan esensi Injil.
Kedua, kesatuan Kristiani tidak berarti menghilangkan keragaman dalam tubuh. Kesediaan Kristus untuk menerima sebagai murid-Nya laki-laki dan perempuan yang memiliki pendapat yang berbeda tentang makan daging (lihat Roma 14) menunjukkan bahwa Tuhan kita tidak mencari semacam kesatuan yang sama dengan keseragaman yang menonjol dalam setiap hal. Ada ruang untuk perbedaan pendapat dalam tubuh Kristus selama Injil tidak digulingkan dalam prosesnya. Allah mencari kesatuan di tengah keragaman, yang seharusnya tidak mengherankan karena sebagai Trinitas, Dia menunjukkan baik kesatuan maupun keragaman – Dia adalah satu esensi dan tiga pribadi.
Sebagai orang percaya yang hidup dalam harmoni, kita mencerminkan Tritunggal Mahakudus dan kesatuan dan keragaman yang mencirikan keberadaan Tuhan. Dengan demikian, kita semakin menggambarkan Tuhan – yang merupakan mandat asli kita (Kejadian 1:26-28) – dan kita memuliakan Tuhan. Seluruh hidup kita adalah untuk memuliakan Pencipta kita (1 Korintus 10:31). Kita mencapai ini dalam komunitas perjanjian saat kita mengejar kasih suci yang tidak berusaha untuk mengganggu orang lain dengan kepercayaan kita pada hal-hal yang tidak penting, namun berdiri kokoh di atas landasan keselamatan hanya oleh kasih karunia melalui iman saja di dalam Kristus saja.
Pagi ini, firman Tuhan mengingatkan kita bahwa Allah sudah memberi ajakan, ajaran, perintah dan hukum-Nya agar kita mau mengasihi Dia dan sesama kita; dan itu tentu saja termasuk ajakan untuk hidup rukun dengan saudara-saudara seiman kita agar kita bisa bersama-sama memuliakan Dia. Itu tidak mudah untuk dilaksanakan jika kita tidak memohon karunia-Nya. Semoga kita semua mau berdoa setiap saat agar karunia kerukunan ini dianugerahkan-Nya kepada kita semua, terutama dalam tahun yang baru ini.