“Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”. 2 Korintus 5:15-17

Ayat di atas adalah tulisan rasul Paulus kepada jemaat di Korintus tentang lahir baru dan hidup baru. Ia menulis bagaimana Kristus sudah mati untuk memberi kehidupan bagi mereka yang dulunya sudah tidak mempunyai harapan. Mereka yang seharusnya binasa, kemudian melalui penebusan Kristus, kemudian bisa dilahirkan kembali. Melalui lahir baru dalam Kristus, hidup mereka bukanlah hidup yang lama, yaitu untuk diri sendiri, tetapi untuk memuliakan Kristus. Karena itu, Paulus menyatakan bahwa ia tidak lagi menilai manusia menurut apa yang terlihat dari luar, tetapi dari apa yang ada dalam hidup mereka. Apakah mereka yang mengaku sudah lahir baru memang benar-benar mempunyai hidup baru?
Hidup baru tidaklah sama dengan lahir baru. Kedua istilah ini memang dipakai oleh umat Kristen, tetapi sering membuat bingung mereka yang kurang mengerti bedanya. Pernahkah anda mendengarkan pembicaraan orang Kristen mengenai hal lahir baru atau dilahirkan kembali (born again)? Mungkin anda mempunyai seorang teman yang rajin ke gereja, tetapi menurut kata orang masih belum lahir baru, alias masih hidup dalam dosa. Memang ada orang yang memakai istilah “Kristen lahir baru” untuk mereka yang sudah terlihat menjalani hidup yang menurut firman Tuhan. Dalam hal ini, sebenarnya istilah “Kristen hidup baru” adalah lebih tepat.
Apakah lahir baru itu? Apakah dilahirkan kembali itu adalah keadaan di mana seseorang mau bekerja keras untuk mempertahankan keselamatannya? Apakah lahir baru adalah keadaan di mana orang Kristen sudah terlihat baik hidupnya? Apakah mereka yang sudah percaya dan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan harus berusaha mati-matian untuk hidup baik agar lahir baru? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul, seperti pertanyaan Nikodemus kepada Yesus pada waktu itu (Yohanes 3: 1 – 8).
Yesus menjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Yohanes 3: 3
Pada waktu Yesus disalib, di sebelah kiri dan kananNya ada dua orang penjahat yang juga disalibkan. Seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya: “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!” Tetapi penjahat yang lain menegur dia, katanya: “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?” (Lukas 23: 39 – 40). Penjahat yang menyadari bahwa Yesus adalah Tuhan adalah orang yang beruntung karena ia percaya kepada Yesus. Ia pada saat itu juga telah dilahirkan kembali karena dengan imannya, dosanya sudah diampuni oleh Tuhan. Tetapi, ia tidak sempat untuk menjalani hidup baru.
Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” Lukas 23: 43
Jika penjahat yang mengaku percaya kepada Yesus itu dapat menerima keselamatan, itu adalah bukan karena usahanya sendiri. Dalam kenyataannya, waktunya sudah habis untuk bisa membuktikan kepada dunia bahwa ia adalah orang yang sudah bertobat. Tetapi, apa yang dilihat manusia bukanlah apa yang dilihat Tuhan. Apapun yang baik menurut manusia tidak akan bisa menyelamatkannya dari hukuman Tuhan yang mahasuci. Hanya Tuhan yang bisa memutuskan apakah kita “cukup baik” atau “good enough” bagi Dia, dan itu hanya bisa terjadi hanya melalui penebusan darah Kristus. Jika kita mengakui dosa kita dan benar-benar percaya bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan, kita akan memperoleh jaminan keselamatan. Itulah lahir baru.
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” 1 Yohanes 1: 9
Memang, banyak orang Kristen yang beranggapan bahwa kita harus bekerja keras untuk lahir baru atau untuk mempertahankan keselamatan kita. Pengertian seperti itu adalah keliru, karena keselamatan sudah diberikan Tuhan secara cuma-cuma kepada orang yang percaya, bukan kepada orang yang dipandang baik dalam mata manusia. Lahir baru adalah karunia Tuhan.
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” Roma 3: 23 – 24
Hari ini, tantangan untuk kita adalah untuk hidup baik sesuai dengan firman Tuhan, jika kita memang sudah dilahirkan kembali. Dengan bimbingan Roh Kudus, kita akan mau berusaha untuk hidup makin hari makin menurut firman-Nya. Perbuatan yang benar atau baik dalam hidup baru adalah sambutan kita kepada kasih-Nya, sebagai rasa syukur kita kepada Tuhan. Kita juga tahu bahwa orang yang dengan sengaja tetap hidup bergelimang dalam dosa dan tidak mau berubah dari hidup lamanya, adalah orang yang tidak benar-benar percaya bahwa pengurbanan Yesus di kayu salib adalah karunia Allah yang terbesar untuk manusia, yang harus selalu disyukuri. Orang yang sedemikian adalah orang yang belum lahir baru, dan karena itu tidak bisa hidup baru. Tidak ada kemungkinan lain. Orang itu bukan orang yang diselamatkan, karena mereka yang sudah diselamatkan adalah orang yang hidup dengan taat kepada firman-Nya.
“Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” Yakobus 2: 26