Apakah Tuhan kuatir jika manusia menjadi pandai?

Kemudian TUHAN turun untuk melihat kota dan menara yang dibina oleh manusia. Dia berfirman, “Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa, dan hal ini baru permulaan rancangan mereka. Tidak lama lagi mereka akan sanggup melakukan apa sahaja yang dikehendaki mereka. Marilah Kita turun dan kacau bahasa mereka supaya mereka tidak memahami satu sama lain.” Demikianlah TUHAN mencerai-beraikan mereka ke seluruh bumi. Maka mereka berhenti membina kota itu. Kota itu dinamakan Babel kerana di situlah TUHAN mengacau bahasa manusia, dan dari situlah TUHAN mencerai-beraikan manusia ke seluruh bumi. Kejadian 11: 5- 9

Kisah mengenai menara Babel sudah sering diceritakan dalam konteks pemberontakan manusia. Setelah peristiwa air bah, Allah memerintahkan manusia untuk ‘bertambah banyaklah serta penuhilah bumi” (Kejadian 9:1). Manusia justru melakukan hal yang sebaliknya. “Juga kata mereka: ”Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.” (Kejadian 11:4).

Manusia memutuskan untuk membangun sebuah kota besar dan berkumpul di sana. Mereka memutuskan untuk membangun sebuah menara raksasa sebagai simbol kekuasaan mereka, untuk mencari kemuliaan dirinya (Kejadian 11:4). Menara ini kemudian diingat sebagai Menara Babel. Sebagai respon, Allah mengacaukan bahasa manusia sehingga mereka tidak lagi bisa berkomunikasi satu sama lainnya (Kejadian 11:7). Akibatnya, mereka yang berbicara dengan bahasa yang sama segera pergi bersama-sama dan menetap di bagian dunia lainnya (Kejadian 11:8-9). Allah mengacaukan bahasa di Menara Babel supaya perintah-Nya bagi umat manusia agar menyebar ke seluruh dunia bisa terlaksana. Itu bukan karena Allah takut bahwa manusia akan merasa berkuasa atas hidup mereka.

Berbeda dari pandangan Kristen deterministik yang menyatakan bahwa Tuhan sudah menentukan setiap apa yang terjadi di dunia dari awalnya, kisah menara Babel menunjukkan dinamika kehidupan manusia. Tuhan tidak membuat manusia selalu bertindak menurut apa yang dikehendaki-Nya, tetapi Ia tetap memegang kontrol dan kehendak-Nyalah yang akhirnya terjadi. Setiap manusia memang diberi kemampuan oleh Tuhan untuk mengambil keputusan dan bertindak menurut apa yang dianggapnya baik. Tetapi, tidak semua orang sadar bahwa Tuhan pada akhirnya yang akan mengambil keputusan tentang apa yang boleh terjadi.

Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya.”Amsal 16:9

Jika manusia merancang urusan duniawi mereka dengan sangat berhati-hati dan mengharapkan sukses besar, Tuhan yang mengatur alam semesta terkadang mengarahkan langkah mereka ke arah yang tidak mereka inginkan. Dengan demikian, setiap manusia diajar untuk mengarahkan pandangan mereka kepada Allah, mempunyai rasa takut dan hormat kepada-Nya, tidak hanya dalam hidup sehari-hari, tetapi juga dalam setiap langkah yang mereka ambil.

Sepanjang sejarah, umat manusia telah membuat rencana dan keputusan untuk apa yang akan harus dilakukan setiap hari. Ketika saya bermaksud untuk bermobil ke luar kota, saya perlu merencanakan jam berapa saya harus pergi. Saya menggunakan GPS saya untuk merencanakan rute saya. Seperti itu juga, seorang pilot harus membuat rencana penerbangannya dan seorang nakhoda kapal harus memetakan arah kapalnya untuk mencapai tujuan. Tidak ada yang salah dengan perencanaan. Malahan, sebenarnya adalah baik bagi semua orang untuk menetapkan tujuan dan rencana. Jika tidak, hidup mereka akan kacau dan tidak akan membuahkan apa yang berguna.

Kemampuan untuk membuat rencana jelas merupakan hal yang baik dan merupakan suatu berkat dari Tuhan. Namun, sebagai orang Kristen, rencana kita harus selalu dimulai dengan doa dan mencari kehendak Tuhan untuk hidup kita. Jika Tuhan telah disertakan dalam proses perencanaan, kita dapat yakin bahwa rencana kita akan berhasil, bahkan jika kita mengalami beberapa rintangan dan harus berputar jalan. Sebaliknya, jika rencana kita bertentangan dengan kehendak Tuhan, kita berdosa kepada-Nya.

Bagi setiap orang, rasul Yakobus menulis,

Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”, sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah. Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa. Yakobus 4:13-17

Mereka yang bermegah dalam kesombongan akan membuat Allah marah. Semua kesombongan manusia seperti mereka yang membangun menara Babel adalah jahat. Maka itu, bagi orang Kristen yang tahu bagaimana mereka seharusnya bisa menempatkan diri di hadapan Allah dan melakukan apa yang difirmankan-Nya tetapi tidak mengerjakannya, hal itu juga berakhir dengan dosa.

Tuhan mungkin mengizinkan kita untuk membuat rencana kita sendiri tanpa berkonsultasi dengan-Nya. Dia bahkan mungkin mengizinkan kita untuk membuat rencana kita sendiri ketika kita tidak terlalu menyukai kehendak-Nya. Dia akan memungkinkan kita untuk memutuskan untuk melakukan hal-hal dengan cara kita sendiri. Sebagai Tuhan, Ia tidak kuatir kalau-kalau manusia menjadi terlalu pandai dan bisa membatalkan rencana-Nya. Tetapi kita harus sadar bahwa terlepas dari apa yang kita rencanakan, Tuhan akan menjadi satu-satunya Oknum yang bisa mengarahkan setiap langkah yang kita ambil. Dan jika karena kesombongan dan keras kepala kita, kita memilih untuk melakukan hal-hal dengan cara kita sendiri, Tuhan akan tetap bisa mewujudkan kehendak ilahi-Nya. Tetapi jalan menuju ke sana mungkin tidak akan menjadi jalan yang bisa kita nikmati!

Yunus adalah contoh seseorang yang tidak menyukai apa yang Tuhan perintahkan sehingga dia membuat rencananya sendiri. Tuhan ingin Yunus pergi berkhotbah di Niniwe dan Yunus tidak mau pergi. Dia justru naik perahu dan pergi ke arah yang berlawanan dari Niniwe. Akibatnya, badai besar datang dan semua orang di kapal menjadi takut kalau-kalau mereka akan mati di laut. Mereka mulai membuang muatan untuk meringankan beban kapal dan kemudian Yunus mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus membuangnya juga ke laut agar badai akan berhenti. Para pelaut mengira Yunus gila, tetapi setelah beberapa saat, mereka terpaksa melempar Yunus ke dalam gelombang badai. Tuhan tidak hanya mengarahkan langkah Yunus, tetapi Dia juga membuat seekor ikan besar yang datang pada saat yang tepat untuk menelan Yunus. Setelah tinggal tiga hari di dalam perut ikan, akhirnya Yunus bertobat. Tuhan kemudian membuat ikan itu memuntahkan Yunus yang akhirnya mau pergi ke Niniwe dan berkhotbah di sana.

Yeremia 29:11 memberi tahu kita bahwa Tuhan tetap sama, Ia memiliki rencana yang baik untuk orang yang takut akan Dia – rencana untuk kesejahteraan kita dan bukan kehancuran. Jika kita benar-benar percaya akan hal ini, maka kita tidak akan kesulitan memulai perencanaan kita dengan menyediakan waktu untuk berdoa dan mencari kehendak Tuhan – untuk memastikan bahwa rencana yang kita buat selaras dengan kehendak Tuhan. Jika kita melakukannya, maka kita dapat menyerahkan rencana kita ke dalam tangan-Nya dan percaya bahwa meskipun jalan untuk mencapai apa yang kita rencanakan terlihat berbeda dari yang kita rencanakan, pada akhirnya Tuhan akan membawa kita ke sana, bahwa Ia akan mengerjakan segala sesuatu untuk kebaikan kita, dan Ia akan menyertai kita di setiap langkah.

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Yeremia 29: 11

Pagi ini, adakah rencana yang anda pikirkan? Firman Tuhan menyatakan bahwa adalah baik jika anda melanjutkan atau membuat rencana anda. Tetapi mulailah setiap rencana dengan doa, carilah kehendak Tuhan terlebih dahulu. Buatlah rencana anda berpusat pada kehendak-Nya, mintalah agar rencana anda bisa membawa kehormatan dan kemuliaan bagi-Nya.

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8: 28

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s