Hubungan dosa pribadi dan dosa korporat

“Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.” Ibrani 12:1-2

Penulis Ibrani dalam ayat di atas menasihati kita untuk mengesampingkan setiap beban, dan dosa yang begitu merintangi kita, agar kita dapat berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Pemahaman alkitabiah tentang doktrin dosa penting bagi orang percaya yang menginginkan kehidupan yang bertumbuh dan bersemangat di dalam Kristus. Berat dan parahnya akibat dosa tidak diabaikan dalam Alkitab dan karena itu tidak boleh ditutup-tutupi dengan istilah teologis.

Dosa secara umum dapat dibagi dalam dua jenis. Dosa pribadi atau perorangan, dan dosa korporat. Menurut kamus, kata korporat diartikan sebagai “bersifat atau berkaitan dengan korporasi atau badan hukum”. Dengan demikian, istilah ini bisa dipakai untuk organisasi resmi yang berlandaskan hukum, seperti gereja dan negara. Kedua dosa ini adalah berbeda dalam hal tanggung jawab, tetapi saling mempengaruhi. Pemahaman kita tentang dosa korporat, dengan demikian, harus menyatu dengan kesadaran akan dosa kita sendiri agar memiliki doktrin dosa yang lengkap. Doktrin Kristen tentang dosa harus membantu kita memahami sifat keberadaan sosial atau masyarakat.

Sebelum membahas topik dosa pribadi dan dosa korporat, pertama-tama kita harus mengidentifikasi apa itu dosa. Teolog terkenal Cornelius Plantinga mendefinisikan dosa sebagai “tindakan apa pun — pikiran, keinginan, emosi, perkataan, atau perbuatan apa pun – atau ketiadaannya, yang tidak menyenangkan Allah dan patut disalahkan. Dosa adalah penghinaan pribadi dan bersalah terhadap Allah pribadi.” Untuk mengklarifikasi hal ini, Plantinga selanjutnya menjelaskan bahwa semua dosa adalah salah di mata Tuhan yang mahasuci. Walaupun demikian, apa yang dianggap salah oleh pemerintah belum tentu adalah dosa di mata Tuhan, Bentuk-bentuk pembangkangan sipil tertentu misalnya mungkin melanggar hukum pemerintah, belum tentu melanggar hukum Tuhan.

Secara khusus, Alkitab mengacu pada dosa dalam banyak cara termasuk yang berikut: pembunuhan, perzinahan, penyembahan berhala, keserakahan, percabulan, fitnah, iri hati, percabulan, kemarahan, penipuan, pesta pora, kedengkian, pertengkaran, kenajisan, nafsu, kesombongan, kemabukan, dan keinginan jahat. Semua ini mudah dimengerti. Tetapi, gagasan tentang dosa sebagai kekuatan rohani, kondisi yang melekat, kekuatan yang mengendalikan, sebagian besar tidak gampang dipahami manusia.

“Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.” Matius 15:18-19

Dosa korporat didefinisikan sebagai dosa yang dilakukan dalam skala yang lebih besar jika dibandingkan dengan dosa komunitas atau dosa masyarakat. Dosa-dosa korporat ini adalah dosa-dosa karakteristik suatu kelompok, dan dilakukan secara keseluruhan dan umum dan bahkan legit. Secara umum, kita tidak tahu sejauh mana pelaku kejahatan korporat menjadi penyebab utama kejahatan mereka dan sejauh mana mereka telah jatuh ke dalam perangkap yang dipasang oleh orang lain. Hanya Tuhan yang tahu isi hati manusia. Hanya Tuhan yang tahu berapa banyak kejahatan korporat yang dibebankan kepada kita sebagai dosa pribadi.

Perjanjian Lama dengan jelas menyatakan bahwa individu bersalah atas dosa mereka sendiri. Ulangan 24:16 menyatakan bahwa “Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya, janganlah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri.” Namun, konsekuensi dari dosa-dosa pribadi seseorang dapat merusak anak-anak dan generasi selanjutnya.

“Janganlah kamu menyembah atau beribadah kepadanya sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalas kesalahan ayah kepada anak-anaknya sampai keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku” Keluaran 20: 5

Hal ini terlihat dalam kehidupan raja Daud dimana dosanya dengan Batsyeba dirasakan dalam kehidupan anak-anaknya. Hasil dan konsekuensi dari dosa seseorang berdampak jauh ke dalam keluarga seseorang, yang seringkali menjadi fokus konseling modern. Namun kesadaran tentang konsekuensi ini belum tentu membuat seseorang merasa bersalah.

Pemimpin kelompok, kota, bangsa dan gereja sering dipandang sebagai wakil dari keseluruhan. Imamat 4:15 menginstruksikan para penatua untuk mewakili badan hukum dalam persembahan untuk dosa-dosa kelompok. Bagi seorang pemimpin untuk bertindak sedemikian rupa, iaa harus menyadari bahwa dosa-dosa kumulatif dan korporat kota itu akan ditangani secara korporat oleh murka Allah. Murka Allah atas suatu kaum atau suatu kota karena dosa-dosa komunal mereka bisa kita baca dalam Alkitab, seperti apa yang telah dilakukan-Nya atas kota-kota seperti Sodom dan Gomora (Kejadian 19).

Dosa korporat bangsa Israel memang cukup banyak di Perjanjian Lama. Contoh dosa korporat seperti itu dapat dilihat dalam dosa penyembahan berhala Israel yang terang-terangan dalam Keluaran 32-33 yang merupakan pelanggaran terhadap hukum kedua yang diberikan tidak lama sebelumnya dalam Keluaran 20:14. Israel juga ditegur (dan diasingkan) karena ketidaktaatan mereka terhadap perintah dalam Imamat 25:2-8 untuk beristirahat pada hari Sabat. Israel dan bangsa-bangsa sekitarnya sering memilih berhala tertentu melalui cara korporat. Israel sering diperingatkan dan ditegur karena memilih untuk melayani dewa-dewa orang Kanaan.

Karena dosa korporat memang ada dan lazim dalam struktur mulai dari gereja hingga negara, muncul pertanyaan tentang penyebab dan tanggung jawab atas dosa korporat ini. Kita telah melihat dari Alkitab bahwa dosa bersama dapat dipisahkan dan berbeda dari dosa individu (Imamat 4:13). Implikasi dari hal ini adalah bahwa jika suatu bangsa, kota atau gereja melakukan dosa secara keseluruhan, mereka perlu mengakui dosa mereka dan bertobat secara keseluruhan. Namun, jika suatu dosa hanya dilihat dalam pengertian korporat (karena banyak orang lain yang melakukannya), kita mengabaikan individualitas kita dan menodai hubungan tanggung jawab kita dengan Allah dan sesama manusia.

Bagaimana hubungan dosa individu dengan dosa kelompok? Di sepanjang Perjanjian Baru, keselamatan kita secara eksplisit dinyatakan dalam istilah-istilah individual. Keputusan kita untuk menerima Kristus adalah keputusan individu dan bukan berdasarkan keputusan individu orang-orang di sekitar kita. Namun, adalah penting untuk disadari bahwa dosa dan kekeliruan pribadi kita bisa mempengaruhi orang-orang di sekitar kita. Perjanjian Baru mengakui hal ini sama seperti Perjanjian Lama dan menunjukkan hubungan antara gereja dan para pemimpinnya. Yakobus 3:1 menyatakan bahwa orang-orang di dalam gereja yang mengajar jemaat harus sadar bahwa tindakan mereka dan pemaparan Kitab Suci akan menimbulkan hukuman yang lebih keras atas mereka. Paulus menggemakan pemikiran ini ddan menulis,

“Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau” . 1 Timotius 4:16

Hari ini, kita harus mengakui bahwa dosa korporat sama seriusnya dengan dosa pribadi. Apa yang diizinkan secara legit di negara dan apa yang dikhotbahkan atau diajarkan di gereja kita bukan berarti bahwa kita secara otomatis mempercayai dan melaksanakannya tanpa mempelajari apa sebenarnya dikehendaki Tuhan dalam Alkitab. Ketidakpedulian kita akan tanggung jawab kita dalam hal dipengaruhi oleh dosa korporat, dan dalam hal mempengaruhi dosa korporat adalah dosa. Karena itu, kita perlu mengakui dosa kita dan bertobat darinya, sambil menyadari bahwa jika kita terlibat dalam dosa bersama, itu akan mempengaruhi hubungan pribadi kita dengan Tuhan dan juga akan mempengaruhi hubungan orang lain dengan Tuhan.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s