Setiap orang punya tanggung jawab kepada Allah

Karena ada tertulis:”Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah.”Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah. Roma 14:11-12

Bacaan: Roma 14:1-12

Salah satu tragedi terbesar dalam gereja Kristen selama berabad-abad adalah gagasan adanya nasib, yaitu bahwa apa pun yang terjadi adalah kehendak Tuhan. Menurut pandangan ini, pernyataan bahwa Tuhan mengerjakan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya, berarti bahwa Tuhan sebenarnya telah memakai sebuah naskah, dan hanya dapat mengikuti jalan yang telah ditetapkan-Nya sampai ke detil yang sekecil-kecilnya. Tuhan yang tidak dapat bertindak apa-apa, kecuali jika Ia membuat segala sesuatu menurut kehendak-Nya. Dengan demikian Tuhan digambarkan seperti manusia yang terbatas kemampuannya.

Adalah menyedihkan bahwa banyak orang Kristen yang masih percaya pada bentuk-bentuk “fatalisme Kristen” akan menyatakan bahwa segala sesuatu terjadi menurut kehendak Tuhan dan bahkan didatangkan Tuhan. Apa yang baik dan apa yang jahat, terjadi karena kehendak Tuhan. Dan Tuhan yang mahasuci menentukan terjadinya apa yang baik dan apa yang jahat di dunia. Dengan demikian, orang-orang yang percaya bahwa segala sesuatu sudah ditentukan dari awalnya, kurang berminat untuk berubah dalam cara hidup mereka. Dengan semboyan “pasarah pada nasib” atau “tunduk kepada kehendak Tuhan”, apa pun yang akan terjadi, akan terjadi. Semboyan itu bukan hanya dipakai oleh pemikut agama lain, tetapi juga ada dalam sebagian pemeluk agama Kristen dalm berbagai bentuk.

Keyakinan bahwa semua yang terjadi di dunia adalah sesuai dengan kehendak Tuhan bukannya membuat mereka mengasihi sesama manusia. Sebaliknya, karena pandangan mereka yang keliru, mereka cenderung memusuhi orang yang berbeda pendapat, terutama sesama orang Kristen. Itu mungkin karena mereka percaya bahwa Tuhan sudah menentukan bahwa pandangan mereka adalah satu-satunya yang benar, pandangan yang mengakui kedaulatan Tuhan.

Ayat di atas ditulis ole rasul Paulus yang menegur orang-orang Kristen yang bertengkar dengan sesama orang beriman. Mereka yang memandang rendah pendapat saudara seiman dalam hal-hal yang tidak bersangkutan dengan iman, dan yang menghakimi saudaranya yang lebih lemah. Paulus dengan jelas mengatakan bahwa setiap orang percaya yang masih hidup harus hidup untuk Tuhan, dan jika mati, mereka mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, mereka semuanya adalah milik Tuhan. Setiap orang Kristen harus berusaha hidup untuk Tuhan dan itu adalah tanggung jawab masing-masing.

Kita tidak perlu percaya bahwa Tuhan yang mahakuasa harus menetapkan satu cara hidup untuk bisa mewujudkan rencana-Nya. Tetapi, Tuhan tetap bisa mewujudkan rencana-Nya tanpa harus menginjak-injak kehendak manusia, sekalipun manusia berbuat hal-hal yang tidak disenangi-Nya. Tuhan bekerja di tengah-tengah segala sesuatu dan Dia memutuskan hasilnya berdasarkan semua faktor yang penting bagi-Nya, termasuk pilihan yang dibuat orang, dan terutama dalam doa, cara hidup, dan tanggapan umat-Nya sendiri. Adanya perbedaan justru menunjukkan bahwa bukan setiap tindakan manusia ditentukan olehTuhan atau dikehendaki-Nya. Setiap orang bertanggung jawab atas cara hidupnya sendiri. Setiap orang harus bisa membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Dalm Roma 14: 1-12 kita bisa melihat bahwa bukanlah kehendak Tuhan bagi gereja-Nya untuk memberi satu pengertian yang benar kepada satu golongan saja, dan orang lain adalah orang yang keliru, yang tidak mau tunduk kepada Tuhan. Ayat-ayat ini juga menekankan pentingnya melaksanakan tanggung-jawab kita sebagai orang yang sudah diselamatkan oleh darah Yesus. Agar kita mau berubah dalam hidup kita, menjadi makin baik, makin bijaksana dan makin taat, melalui pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kusus. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup (Roma 14: 9).

Pada saat menjelang Paskah, biarlah kita menentang setiap bentuk “fatalisme Kristen” yang terselubung. Jangan sampai kita bermegah karena Tuhan sudah menentukan kita menjadi satu-satunya kelompok orang yang terpilih untuk diselamatkan oleh darah Yesus. Pada pihak yang lain, jangan memakai kata kehendak Tuhan untuk tidak mau berubah dari apa yang salah dalam hidup kita. Jangan pasif. Jangan malas. Jangan apatis. Jangan tidur.

Setiap orang harus bertanggung jawab kepada Tuhan yang memiliki hidup mereka dan mau berubah agar hidup mereka tidak akan serupa dengan apa yang dimiliki oleh orang yang belum diselamatkan. Tolaklah setiap bentuk fatalisme, bahkan jika itu muncul dalam jubah “kedaulatan Tuhan” dan “penetapan Tuhan”. Kabarkanlah kasih Tuhan kepada semua umat manusia, terutama kepada umat-Nya yang sudah diberi penebusan, sekalipun mereka berbeda dalam penampilan dan kebiasaan.

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Roma 12:2

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s