“Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.” 1 Korintus 13: 9-11

Anda orang Kristen? Saya percaya bahwa jika Anda membaca tulisan ini sampai akhir, Anda tentunya sudah menjadi orang Kristen dan itu mungkin sudah cukup lama. Orang yang baru menjadi Kristen karena panggilan Tuhan, dapat dipastikan akan mengakui bahwa pengetahuannya tentang hal kerohanian masih harus diperbanyak. Setiap orang yang baru diselamatkan tentu merasa bahwa apa yang tidak diketahui adalah jauh lebih banyak dari yang sudah dimengerti. Memang pelajaran yang diterima sewaktu katekisasi hanyalah tetang dasar-dasar kekristenan. Setiap orang Kristen kemudian akan memperoleh tambahan pengetahuan dan pengalaman selama hidupnya, dan dengan karunia Tuhan serta pertolongan Roh Kudus ia akan makin bertambah dewasa secara iman dan pengertahuan tentang Allah.
Soal iman dan pengetahuan dalam kekristenan adalah hal yang sering didiskusikan orang percaya. Sebagian orang Kristen mungkin berpendapat bahwa iman dan pengetahuan adalah dua hal yang bertentangan. Iman adalah percaya akan apa yang tidak terlihat, sedangkan pengetahuan adalah percaya akan hal yang terlihat/terasa. Tetapi, bukan maksud saya membandingkan iman Kristen dan sains. Saya ingin membahas kaitan iman Kristen dengan pengetahuan tentang kehendak Tuhan yang sudah dinyatakan kepada manusia, yaitu firman Tuhan dalam Alkitab. Apakah iman berumbuh dengan pengetahuan, atau iman tidak ada hubungannya dengan pengetahuan?
Alkitab menyatakan bahwa takut akan Tuhan adalah sumber kebijaksanaan. Manusia yang takut akan Tuhan, akan mau bertobat dan mengikut Yesus. Keselamatan hanya melalui iman, karena tidak banyak orang yang pernah menjumpai Tuhan untuk bisa mempunyai rasa takut kepada-Nya. Tuhanlah yang menggerakkan hati manusia sehingga ada rasa takut itu, dan menimbulkan kesadaran bahwa Tuhan yang mahasuci tidak dapat mengampuni dosanya, kecuali jika orang itu mau dibasuh oleh darah Kristus.
Dari rasa takut akan Tuhan, manusia kemudian menyadari bahwa kasih Tuhan kepadanya sungguh besar karena ia telah menerima keselamatan secara cum-cuma. Dari situlah timbul keinginan yang lebih besar untuk lebih tahu, lebih kenal akan Tuhan dan kehendak-Nya agar ia dapat hidup untuk memuliakan-Nya. Jadi, setiap orang Kristen yang sejati pasti rindu untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak tentang kemahakuasaan, kemahasucian, kemahatahuan dan kemahakasihan Tuhan. Ia akan berusaha untuk rajin membaca Alkitab, mendengarkan renungan, pergi ke gereja dan sebagainya. Lebih dari itu, setiap saat dalam hidupnya, ia akan ingat bahwa Tuhan mengajar dan membimbingnya melalui apa yang terjadi dalam hidupnya. Melalui apa yang manis maupun apa yang pahit.
Dari pengakuan Westminster (Bab 9, poin 4), kita tahu bahwa bila Allah membuat orang berdosa bertobat dan memindahkan dia ke kedudukan seorang yang telah beroleh rahmat. Dia membebaskannya dari perhambaan kodratnya di bawah dosa, dan oleh rahmat-Nya semata-mata menjadikan dia mampu menghendaki dan melakukan apa yang baik secara rohani. Akan tetapi, karena kerusakan yang masih tinggal padanya, manusia tidak menghendaki apa yang baik secara sempurna, dan bukan hanya itu saja, ia juga masih sering menghendaki apa yang jahat. Tidaklah mengherankan bahwa iman yang mulanya cukup besar pada waktu sesorang baru bertobat, belum tentu bisa bertumbuh, jika kurang ada kesadaran atau pengetahuan tentang apa yang baik dan buruk selama ia hidup di dunia. Roh Kudus yang memampukan orang Kristen untuk hidup baik, belum tentu didengar suaranya di tengah hiruk-pikuk kesibukan manusia sehari-hari.
Dalam hidupnya di dunia, orang Kristen harus mengerti bahwa iblis selalu berusaha menyerang dia dari sudut kelemahannya. Jika ia tidak menyadari apa yang menjadi kelemahannya, sudah tentu iblis akan mudah mengalahkan kemauan orang itu untuk hidup menurut firman Tuhan. Kelemahan itu belum tentu perasaan tidak mampu untuk mengenal Tuhan dengan baik, tetapi justru sering terjadi karena orang merasa puas bahwa ia sudah mempunyai pengetahuan yang banyak tentang Tuhan. Mungkin pengetahuan itu diperoleh melalui pendidikan atau pengalaman pribadinya, dan itu membuat ia merasa bahwa iman dan pengetahuannya sudah sempurna. Ia mungkin lupa bahwa dengan makin banyaknya pengetahuan kita tentang kebesaran Tuhan, makin tahulah ia akan kekurangannya. Oleh karena itu, ia akan makin bersemangat untuk lebih banyak belajar dan mengajar orang lain untuk bisa hidup lebih dekat dengan Tuhan.
Manusia yang sudah lahir baru adalah orang yang sudah diselamatkan. Orang yang sedemikian tentunya merasa ingin untuk hidup baru, menjalani hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Rasa syukur yang luar biasa hanya bisa menambah kemauan untuk memuliakan Tuhan setiap saat. Tetapi, keadaan manusia dan dunia selama ia masih hidup di dunia sering kali membuat dia kecewa, sebab sekalipun ia ingin untuk hidup baik, ia tetap sering berbuat apa yang tidak baik. Oleh karena itu, setiap orang Kristen harus sadar bahwa jika ia jatuh, ia tidak akan tinggal jatuh. Ia akan berusaha untuk bangun lagi, dan dengan penyertaan Roh Kudus ia akan bisa bangun lagi dan berjalan memikul salibnya.
Orang Kristen sejati tidak akan memikul salib untuk membawa kemuliaan pada dirinya sendiri. Tugas dan kewajibannya dijalankan karena sebagai “hamba yang tidak berguna ia ahanya melakukan apa yang diperintahkan tuannya” (Lukas 17:10). Pada pihak yang lain, seorang hamba yang setia akan tetap melakukan tugasnya sekalipun orang lain menganggap dia melakukan tugasnya untuk menuntut upahnya. Setiap orang Kristen sudah dikaruniai anugerah yang terbesar yaitu keselamatan dalam darah Kristus; dan karena itu, jika kita sekarang berbuat kebaikan, itu hanyalah untuk kemuliaan Kristus.
“Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.” Lukas 17:10
Pagi ini kita harus ingat bahwa tidak ada alasan bagi setiap orang Kristen untuk tidak mau belajar tentang apa yang perlu untuk hidup di dunia sebagai umat Tuhan. Kita tidak memerlukan pengetahuan teologi yang muluk-muluk, tapi perlu mempelajari apa kehendak Tuhan yang sidah dinyatakan dalam Alkitab. Kita harus tahu apa tugas seorang hamba Kristus. Setiap orang Kristen akan berjuang sekeras tenaga untuk menjalani hidup sebagai hamba Tuhan yang setia, sekalipun ia mungkin tidak diberi banyak talenta. Ia harus menghindari berbagai godaan untuk mengabaikan apa yang sudah dikaruniakan Tuhan kepadanya. Ia harus sadar bahwa Tuhan tidak mengharapkan umat-Nya untuk bisa sempurna selama hidup di dunia. Baru dalam keadaan yang dicapainya setelah dimuliakan di surga, umat Kristen dikaruniai kebebasan yang sempurna dan tidak peka terhadap perubahan dan tantangan, sehinnga bisa menghendaki apa yang baik semata-mata (pengakuan Westminster, Bab 9, poin 5). Selama hidup di dunia, tetaplah berjuang, tumbuhlah dalam pengetahuan dan iman!
“Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.” 2 Petrus 3:18