Jamu manjur?

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” Pengkhotbah 3: 11

Bagi kita yang hidup di kota besar, tukang jual jamu tradisional mungkin sudah jarang terlihat. Tukang jual jamu ini biasanya seorang wanita yang menggendong jualannya dan berkeliling masuk keluar kampung. Di kota besar, sebagai gantinya kita mungkin masih bisa menemukan jamu-jamu sejenis di beberapa hotel sebagai bagian dari menu makan pagi. Mengapa orang senang minum jamu semacam ini? Ada berbagai alasan yang mungkin mereka berikan. Jamu tradisional mungkin dianggap lebih manjur untuk sakit tertentu sekalipun belum ada bukti ilmiahnya. Pemakainya mungkin percaya bahwa jamu-jamu itu lebih manjur dari obat dokter. Mungkin juga karena adanya anggapan bahwa akibat sampingannya kecil. Lagi pula karena harganya relatip murah, semua golongan masyarakat bisa menjangkaunya.

Didalam hidup kekristenan, kita sekarang juga sering mendengar dan menyaksikan adanya “bakul-bakul jamu” di gereja. Mereka yang menjanjikan penyelesaian instan masalah-masalah kita; masalah keuangan, hal kesuksesan, masalah kesehatan, soal hubungan kemanusiaan dll. Semuanya seolah bisa diselesaikan hanya melalui iman kita kepada Tuhan. Seperti jamu-jamu itu, berbagai cara dan jalan diajarkan pembicara-pembicara di gereja untuk dapat memperoleh berkat keuangan, kesuksesan, kemashuran dan kesembuhan. Bahkan, mereka seolah mengajarkan cara untuk membuat Tuhan mendengarkan dan menuruti permohonan kita. Tokoh-tokoh gereja bermunculan dan menjadi tenar karena mereka membuat jemaatnya terpukau akan kata-kata mereka. Kesaksian demi kesaksian diperagakan oleh mereka sebagai bukti bahwa jika kita memakai cara tertentu, Tuhan akan menjawab doa kita secara instan.

Sungguh disayangkan bahwa begitu banyak orang Kristen yang tekecoh oleh jamu-jamu dan penjual jamu di gereja. Tertipu oleh jampi-jampi dan dukun-dukun gereja. Mereka tidak sadar bahwa jalan Tuhan bukan jalan manusia. Jalan Tuhan belum tentu yang tercepat atau termudah, tetapi adalah jalan yang terbaik buat umatNya. Sebagian dari tokoh-tokoh gereja itu malahan dianggap sebagai nabi-nabi modern yang bisa melakukan berbagai hal-hal ajaib dan meramalkan masa depan manusia. Mereka memuliakan dirinya sendiri dan dipermuliakan jemaatnya dan mereka hidup dalam kemewahan – tidak seperti nabi-nabi dalam Alkitab. Mereka menjadi bakul jamu yang sukses, yang kaya raya. Ini adalah salah satu tanda-tanda akhir jaman yang sudah tertulis dalam Alkitab:

“Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.”  2 Petrus 2: 3

Untuk mereka yang dekat dengan Tuhan, Tuhan mengaruniakan kebijaksanaan rohani yang bisa membedakan jamu asli dari jamu palsu,  melihat perbedaan antara penjual jamu dan dokter. Mereka akan mengerti bahwa Tuhan mendengar permohonan anak-anakNya tetapi tidak dapat diperintah oleh siapapun. Tuhan melihat ketulusan hati dan bukan kesombongan. Tuhan menyukai kata-kata yang sederhana tapi tulus, daripada kata-kata yang muluk-muluk dan sombong. Tuhan berfirman melalui hambaNya yang mampu menggunakan kata-kata yang jelas, Alkitabiah dan santun, bukan kata-kata yang lucu, kasar atau tidak ada artinya.

Memang manusia cenderung berbuat kekeliruan yaitu mudah tertarik atas solusi  yang instan. Tertarik atas kata-kata manis, bombastis atau lucu. Tertarik atas apa yang bisa dilihat mata. Terpukau akan apa yang bisa dinikmati tubuh.  Persis seperti apa yang dilakukan oleh Adam dan Hawa di taman Firdaus: untuk memperoleh status yang sama dengan Allah mereka memilih cara yang mereka anggap mudah  dan instan yaitu mempercayai iblis. Kesalahan fatal! Seperti itulah banyak orang Kristen yang tergoda untuk memperoleh hasil yang hebat dan besar dalam waktu yang singkat, dan mereka jatuh kedalam perangkap dosa. Mereka tidak sadar bahwa itu adalah pekerjaan iblis.

“Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu”  2 Tesalonika 2: 9

Perjuangan hidup ini tidak mudah, apa yang kita minta belum tentu terjadi menurut apa yang harapkan. Tetapi kita harus sadar bahwa Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan apa yang terbaik, yaitu kasihNya, yang tidak dapat lenyap dalam hati kita. Mereka yang tidak mengerti akan hal ini  tidak akan juga dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s