“Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Yohanes 14: 6
Soal salah pilih adalah soal biasa. Misalnya, jika kita membeli baju dari toko dan setelah dicoba di rumah ternyata kekecilan. Itulah gara-gara malas mencoba. Kalau baju mungkin bisa ditukar, soal pasangan hidup lain lagi karena sekali pilih dharapkan cocok untuk seumur hidup sekalipun tanpa coba-coba!
Ketika kita berpergian, adakalanya kita keliru memilih jalan. Seharusnya ke kanan, tetapi kita pilih jalan ke kiri. Kadang orang tidak sadar akan kekeliruannya sampai jauh tersesat, tapi adakalanya orang sadar dengan cepat karena jalan yang dipilihnya terasa asing. Sekalipun kita mungkin mendapat petunjuk GPS, kita juga masih bisa salah jalan, karena GPS nya keliru atau kita salah menafsirkannya.
Bagaimana pula dengan iman kepercayaan kita? Mungkinkah kita memilih kepercayaan tertentu dan kemudian ternyata salah pilih? Mungkin juga! Kebanyakan mereka yang mau mencari Tuhan akhirnya menganut ajaran agama tertentu. Namun setelah menganut ajaran itu, adakalanya mereka kemudian meninggalkan agamanya dan menjadi tidak beragama lagi atau masuk agama lain. Salah pilih?
Yudas Iskariot adakah salah satu murid Yesus yang merasa bahwa ia salah pilih. Sesudah mengikut Yesus untuk 3 tahun ia kecewa. Yesus ternyata bukan seperti yang diharapkannya, Yesus bukan seperti pahlawan perang yang bisa menjatuhkan penjajah Romawi. Yudas juga meragukan kalau Yesus itu anak Allah, karena itu ia tidak pernah memanggil Yesus sebagai Tuhan, ia hanya menganggap Yesus sebagai guru. Tambahan lagi, Yudas tidak mempunyai hubungan pribadi dengan Yesus, hubungannya hanya hubungan formal. Ia berusaha memakai hubungan itu untuk mendapat suatu keuntungan buat dirinya sendiri. Karena itu ia kecewa. Yudas akhirnya memilih jalan yang salah, mengkhianati Yesus. Dan setelah ia sadar akan kesalahannya, ia kemudian memilih jalan salah yang lain: bunuh diri. Sungguh tragis!
Mengapa ada orang Kristen yang kemudian meninggalkan hidup kekristenan? Merasa salah pilih? Seperti Yudas? Ada berbagai sebab, seperti perumpamaan benih yang ditabur (Matius 13: 19-23).
- Kurang pengertian: Kepada setiap orang yang mendengar firman, tetapi belum tentu ia bisa atau mau mengertinya. Kemudian datanglah iblis yang merampas apa yang ditaburkan dalam hati orang itu.
- Kurang kuat: Ada orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penderitaan hidup, orang itupun segera murtad.
- Godaan duniawi: Ada orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kenikmatan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah dan akibatnya hidup orang itu jadi melenceng.
Selain itu, banyak orang yang kecewa melihat hidup orang Kristen seolah tidak ada bedanya dengan orang yang tidak beriman. Apalagi, agama lain mengajarkan bahwa keselamatan manusia ituu harus ditunjang hidup yang baik, dengan amal dan sedekah, dengan ritual dan doa tertentu. Orang Kristen ternyata tidak sebaik yang mereka harapkan. Mereka yang kecewa itu tidak sadar bahwa standar Tuhan tidak akan dapat dicapai manusia, dan manusia hanya bisa diselamatkan kalau Tuhan yang memberi anugrah keselamatan.
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” Efesus 2: 8-9
Mereka yang ingin bukti keselamatan mereka, kemudian memilih agama yang mengharuskan mereka untuk berbuat sesuatu. Salah pilih! Hanya Tuhan yang menentukan siapa yang diselamatkan, dan mereka yang diselamatkan bukan karena usaha sendiri.
Ada pula orang yang memilih agama karena ikut-ikutan suami, istri atau orang tua. Barangkali mereka melihat bahwa semua agama baik adanya. Menurut mereka, tidak ada agama yang mengajarkan hal-hal yang buruk. Malahan agama-agama lain lebih terlihat lebih toleran dari agama Kristen, dan pemimpinnya lebih rendah hati. Tidak ada tokoh agama lain yang mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan kecuali Yesus. Bagaimana bisa anak tukang kayu mengaku sebagai anak Allah? Mereka yang meragukan hal ini, seperti Yudas, tidak pernah mengenal Yesus sebagai juruselamatnya. Dan seperti Yudas, mereka merasa salah memilih. Dan mungkin juga, seperti Yudas, mereka tidak akan pernah menemui keselamatan!
Pagi ini kita ditantang dengan sebuah pertanyaan: apakah kita yakin tidak salah pilih. Apakah kita yakin bahwa kita sudah diselamatkan dan apa buktinya? Kita harus yakin bahwa Allah kita adalah Allah yang benar yang mahasuci, yang tidak dapat dicapai dengan usaha manusia. Mereka yang mengajarkan bahwa kita bisa mencapai pilihan yang benar dengan usaha kita sendiri adalah keliru. Allah orang Kristen bukan allah-allahan yang kecil. Manusia hanya bisa diselamatkan karena menjawab panggilan Tuhan. Manusia tidak dapat meraih Tuhan dengan berbuat baik; Tuhan yang harus datang ke dunia dengan merendahkan diriNya untuk menebus dosa manusia. Hanya ada satu agama yang mengajarkan bahwa Tuhan sendiri telah datang ke dunia untuk menebus dosa manusia.