“Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.” Ibrani 12: 28-29
Di beberapa negara, kepercayaan pada okultisme sangatlah menonjol. Negara-negara di Amerika Latin, Afrika dan Asia yang dulunya berlatar belakang animisme, mempunyai budaya menyembah arwah, memakai setan untuk maksud tertentu dan lain-lain. Di negara-negara itu agaknya orang lebih takut atau segan kepada setan daripada Tuhan. Menarik sekali bahwa dalam hidup bermasyarakat, pelanggaran hukum Tuhan juga sangat umum di tempat-tempat itu. Mengapa begitu?
Banyak orang yang ngeri dan takut jika membayangkan setan. Dalam bayangan mereka, setan rupanya mengerikan, setan itu jahat, dan ia bergentayangan dimana-mana. Walaupun demikian, agaknya orang tahu bahwa setan tidak berkeberatan jika manusia melakukan hal-hal yang salah. Dengan cara khusus, setan justru bisa dipakai sebagai “partner in crime”, yaitu partner untuk melakukan kejahatan. Setan yang mengerikan bisa dibuat menjadi oknum jin yang bisa dipakai untuk mencari kesuksesan.
Mereka yang cenderung mengabaikan Tuhan mungkin secara sadar maupun tidak, merasa bahwa Tuhan itu tidak terlihat, Dia ada jauh di sana dan tidak mengganggu manusia. Tuhan bukan sesuatu yang mengerikan. Dia tidak seperti setan yang sering menakut-nakuti manusia. Tetapi, ada juga orang-orang yang memperlakukan Tuhan seperti mereka yang berteman dengan setan, dengan kepercayaan bahwa Dia adalah oknum yang baik hati, yang bisa mendatangkan kesuksesan.
Dalam ayat diatas, kita membaca bahwa sebagai orang yang sudah diselamatkan, kita harus mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut, sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan. Disini kita jelas dapat melihat bahwa Allah adalah Tuhan yang Mahakasih dan sekaligus Mahasuci dan Mahakuasa. Karena itu kita harus menghormati dan takut kepadaNya, lebih dari apapun.
Takut akan Tuhan adalah kesadaran akan perbedaan yang ada antara Tuhan dan manusia. Tuhan adalah pencipta segalanya, termasuk iblis yang dulunya adalah salah satu malaikatNya. Tuhan yang dengan kemahakuasaan dan kesucianNya membuat takut dan gentar iblis (Yakobus 2: 19), tidak dapat dibandingkan dengan penguasa apapun. Takut akan Tuhan juga berarti bahwa kita sadar bahwa hanya dengan kasihNya kita dapat hidup bebas dari gangguan iblis, seperti Ayub yang tidak dapat disentuh iblis.
“Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.” Ayub 1: 10
Pagi ini kita mendapat kesempatan untuk menyadari bahwa Tuhan perlu kita hormati dan takuti karena Ialah sumber kekuatan kita. Dialah satu-satunya yang dapat kita percayai dalam suka dan duka. KasihNya sudah terbukti dalam pengorbanan Yesus di kayu salib. Mengabaikan Tuhan dalam hidup kita adalah suatu kebodohan yang terjadi karena kita kurang atau tidak mempunyai rasa hormat dan takut kepadaNya.
“Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” Amsal 1: 7