“Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.” Yohanes 15: 10-11
Betulkah hidup orang beriman itu selalu terisi kebahagiaan? Jika tidak, apa untungnya menjadi orang Kristen? Pertanyaan ini sering kita dengar ketika mereka yang bergumul dalam hidup, dihadapkan pada kesempatan mengambil keputusan untuk mengikut Yesus.
Untuk menjawab pertanyaan itu barangkali kita harus mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan ini: Betulkah hidup orang yang sudah menikah itu selalu terisi kebahagiaan? Jika tidak, apa untungnya menikah?
Mereka yang akan menikah biasanya diminta untuk berjanji untuk saling setia dalam keadaan apapun. Janji ini tidak mudah diberikan tetapi jika pasangan itu saling mencintai, mereka akan berusaha melaksanakannya. Kaya atau miskin, sehat atau sakit, dalam semua keadaan mereka akan setia sampai mati. Karena itu, pernikahan yang langgeng harus mempunyai kebahagiaan yang tidak tergantung keadaan, yaitu adanya hubungan kasih antara suami dan istri.
Seperti hidup suami istri, di dunia ini hidup kita sebagai orang Kristen tidak selalu berisi hal-hal yang menyenangkan. Orang Kristen tidak mendapat perlakuan istimewa dari lingkungannya. Malahan, ada dikatakan bahwa pengikut Kristus akan menderita seperti Tuhan mereka di dunia ini karena ada banyak orang yang membenci mereka.
“Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” Matius 10: 22
Karena itu, jika seseorang memutuskan untuk mengikut Kristus hanya untuk mendapat kebahagiaan duniawi, ia akan kecewa. Janji kesetiaan kita kepada Tuhan adalah untuk setia sampai akhir, tidak peduli apapun yang akan terjadi. Kita tahu bahwa Tuhan dengan setia bekerja dalam semua yang kita alami agar kita tetap merasakan kasihNya yang tidak berkesudahan.
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8: 28
Pagi ini, kita harus sadar bahwa selama hidup di dunia, kita akan mengalami berbagai tantangan dan persoalan, baik secara jasmani maupun rohani. Baik dalam keluarga, gereja, pekerjaan ataupun masyarakat. Bahkan kita bisa mengalami persoalan dalam pikiran dan hati kita, yang bisa menjauhkan kita dari Tuhan. Tetapi Tuhan yang tahu kelemahan kita tidak akan membiarkan kita bergumul seorang diri. Manusia tidak dapat memperoleh sukacita sejati dalam hidupnya karena usaha sendiri. Tetapi siapa yang taat kepadaNya akan dapat merasakan kasihNya setiap hari.