Hari Sabat, hari pemberian Tuhan

“Lalu kata Yesus kepada mereka: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.” Markus 2: 27-28

Jika anda sempat berkunjung ke Singapura atau Hong Kong, anda akan melihat adanya hal yang mencolok mata setiap hari Minggu. Ribuan pembantu rumah tangga membanjiri taman-taman dan pusat perbelanjaan di kota dan berpiknik disana. Memang hari minggu adalah hari dimana mereka memperoleh kesempatan untuk berlibur setelah bekerja enam hari. Adalah keharusan untuk mereka yang mempunyai pembantu agar memperbolehkan pembantu mereka untuk keluar rumah pada hari Minggu untuk menikmati hari itu.

Hari Minggu, atau Sabtu untuk sebagian orang Kristen, adalah hari yang kudus, yang harus kita perhatikan dalam konteks yang benar – sekalipun bagi orang lain itu mungkin merupakan hari untuk jalan-jalan atau rileks saja. Hari Minggu bukan hari yang “kosong”, tetapi adalah hari yang “penuh”. Hari yang bukan berarti kosong dari segala kegiatan, tetapi hari yang diisi dengan kemauan untuk benar-benar bisa memperoleh ketenangan dan istirahat.

“Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat” Keluaran 20: 8

Mengapa kita harus mempunyai kemauan untuk memperoleh ketenangan dan istirahat? Karena jika tidak dengan kesadaran dan usaha yang benar, manusia tidak akan dapat beristirahat pada hari Minggu. Dunia ini penuh dengan atraksi yang bisa membuat manusia lupa bahwa hari Minggu diciptakan Tuhan untuk manusia agar mereka dapat beristirahat dari kegiatan sehari-hari dan memperoleh kesegaran rohani dengan mendekati Tuhan yang adalah sumber kekuatan manusia.

Setelah seminggu orang bekerja, malam Minggu di berbagai kota adalah kesempatan untuk berpesta pora dan bermalam panjang. Karena itu, bagi sebagian orang, hari Minggu adalah kesempatan untuk memperoleh ekstra tidur sesudah begadang. Begitu pula, sebagian manusia yang lain berpikir bahwa hari Minggu adalah hari yang bisa dipakai untuk tidak memikirkan apa-apa, selain rekreasi, makan dan tidur. Mereka tidak suka kalau satu hari yang tersisa dalam seminggu harus dipakai untuk memikirkan kebutuhan rohani.

Hari Minggu bukan diciptakan sebagai “hukuman” untuk manusia. Hari Minggu bukan diciptakan untuk memaksa manusia untuk berhenti bekerja dan untuk berbakti kepada Tuhan. Tuhan memberikan hari Minggu kepada manusia karena mereka tidak dapat bekerja terus menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk mendapat penyegaran dan kekuatan baru dari Sang Pencipta. Tanpa itu, hidup manusia akan pelan-pelan menuju kearah kehancuran karena baik dalam jasmani maupun rohani mereka akan mengalami kelelahan.

Pada hari Minggu, umat Tuhan diingatkan untuk kembali memusatkan diri kepada Tuhan seperti seekor rusa yang haus, yang ingin meminum air sungai yang menyegarkan. Hari Minggu bukan berarti duduk di gereja untuk satu atau dua jam saja. Hari Minggu adalah hari dimana kita bisa berkomunikasi dengan Tuhan dan sesama manusia untuk memperkokoh iman dan menyegarkan hidup kita guna menghadapi minggu yang baru.

“Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.” Mazmur 42: 1

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s