Tuhan itu dekat

“TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.” Mazmur 145: 18

Dalam perjalanan berbis menuju kota Danba, kota yang dihuni suku Tibet di Sichuan kemarin, saya melihat padang rumput dengan latar belakang bukit-bukit karang yang tinggi. Terlihat sapi-sapi berbulu tebal, yak, yang merumput dan yang kadang-kadang menyeberangi jalan sehingga bis kami harus berhenti. Pemandangan cukup menarik, apalagi dengan adanya rumah-rumah penduduk yang bentuknya khas dan tempat-tempat yang dihiasi dengan kain berwarna-warni dan tulisan-tulisan sebagai bagian dari ritual untuk tuhan mereka.

Dalam banyak kepercayaan, memang manusia harus berusaha untuk mendekati sang pencipta yang maha kuasa dan menyembahnya agar hidup mereka diberkati. Dalam hal ini, umat Kristen tidak berbeda karena mereka boleh berdoa seberapa banyak dalam sehari untuk berkomunikasi dengan Tuhan di surga.

Sebagai manusia yang mempunyai berbagai kebutuhan, kita pun percaya bahwa Tuhan yang maha kasih selalu mengabulkan permintaan doa kita apabila itu sesuai dengan kehendakNya.

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Matius 7: 7

Walaupun demikian, berbeda dengan banyak kepercayaan lain, orang Kristen tidak perlu lagi bergantung kepada berbagai ritual untuk menghampiri Tuhan. Tuhan yang sudah pernah datang ke dunia dalam bentuk manusia yang bernama Yesus itu sekarang berada di surga, menantikan doa-doa setiap orang, dimana saja, yang berseru kepadaNya. Lebih dari itu, orang Kristen sudah dikaruniai dengan Roh Kudus, Tuhan yang hidup dalam tiap orang percaya, yang mau membantu mereka dalam berdoa.

Dalam kenyataannya, tanpa ritual banyak orang Kristen justru kurang bisa merasakan bahwa Tuhan yang maha besar itu betul-betul ada di setiap saat dalam hidup mereka. Dalam kesibukan hidup, mereka mungkin hanya jarang-jarang menghampiri Tuhan. Itupun dilakukan tanpa penyembahan dengan sepenuh hati. Bagi mereka Tuhan mungkin seperti seorang teman baik saja. Teman baik yang selalu sabar sekalipun mereka sering acuh tak acuh.

Memang benar bahwa kita tidak lagi mempunyai ritual-ritual khusus untuk memanggil Tuhan atau untuk menjumpaiNya. Itu karena Yesus sudah mati untuk memungkinkan hubungan langsung antara umat dan Tuhannya. Walaupun demikian, itu tidak berarti bahwa Tuhan tidak lagi Tuhan yang maha kuasa dan maha suci.

Pagi ini kita diingatkan bahwa adalah keliru jika kita berpikir bahwa Tuhan selalu menyertai hidup kita sekalipun kita hidup hanya untuk diri sendiri dan jarang berdoa kepada-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan!

Satu pemikiran pada “Tuhan itu dekat

Tinggalkan komentar