Lalu Ia berkata kepada mereka: “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.” Yohanes 8: 23-24
Disepanjang sejarah, selalu ada saja orang-orang yang mengajarkan cara hidup untuk mencapai kebahagiaan. Mereka menunjukkan hal-hal yang penting untuk dilakukan agar manusia bisa hidup tenteram, tidak hanya selama hidup di dunia, tetapi juga setelah itu. Kebahagiaan di surga sepertinya bisa dicapai dengan berbagai cara seperti yang diajarkan oleh berbagai agama.
Perbedaan ajaran berbagai agama seringkali membuat manusia bingung, terutama mengenai bagaimana manusia harus melakukan berbagai kebajikan agar mereka bisa masuk ke surga. Dalam hal ini, Kekristenan atau Kristianitas sebenarnya bukanlah agama; karena dalam Kekristenan, hanya iman kepada Yesus yang membawa keselamatan. Manusia tidak bisa mendapat keselamatan karena perbuatan baik apapun.
Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Yohanes 14: 6
Walaupun demikian, di zaman ini makin banyak orang yang mengajarkan bahwa Yesus bukanlah satu-satunya jalan, the way, untuk menuju ke surga. Paham-paham semacam itu bisa berupa universalisme yang mengajarkan bahwa tiap orang bisa mencari jalan ke surga dengan caranya sendiri. Akibatnya, orang Kristen sekarang sering malu dan segan untuk menyatakan keyakinan bahwa Yesuslah satu-satunya jalan keselamatan.
Banyak orang Kristen yang dipengaruhi oleh paham universalisme di era pluralisme yang ada sekarang, sehingga mereka percaya bahwa Tuhan yang mahakasih tentunya menghargai iktikad baik setiap manusia yang berusaha sungguh-sungguh mencari Tuhannya. Seringkali orang mempunyai kepercayaan semacam ini karena adanya sanak saudara yang bukan orang Kristen. Mereka tidak bisa menerima kenyataan bahwa sanak saudara mereka tidak akan diselamatkan.
Ayat pembukaan diatas menunjukkan bahwa usaha manusia untuk mengenal Tuhan akan sia-sia karena Tuhan itu maha tinggi. Yesus datang dari surga sedang manusia berada di dunia. Pengertian manusia tidak akan dapat meraih kebesaran Yesus. Apa yang bisa dilakukan manusia hanyalah menerima Yesus sebagai Mesias dengan iman, percaya bahwa Yesus datang dari surga sebagai satu-satunya jalan keselamatan, sesuai dengan pernyataanNya.
Sebagai orang Kristen, kita harus sadar bahwa betapapun baiknya hidup seseorang, ia tetap adalah orang yang berdosa di hadapan Tuhan yang maha suci. Jika ada orang yang percaya bahwa mereka yang berbuat banyak kebajikan akan masuk ke surga, pada hakekatnya mereka tidak percaya bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan. Mereka dengan demikian menolak bahwa Yesus adalah Tuhan yang datang dari surga untuk menyelamatkan manusia.
Apa yang dikatakan Yesus dalam ayat pembukaan diatas seharusnya bisa menyadarkan mereka yang menolak bahwa Yesus adalah satu-satunya Juruselamat dan Tuhan sendiri. Bahwa dengan penolakan itu, mereka akan mati dalam dosa sekalipun mereka mengaku sebagai orang Kristen.
Pagi ini ada satu pertanyaan untuk kita. Apa yang sebenarnya kita percayai? Apakah kita percaya bahwa Kekristenan adalah salah satu cara mencapai surga? Mungkin kita percaya bahwa Yesus hanyalah salah satu guru agama yang masyhur di dunia? Ataukah kita percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang datang dari surga untuk menebus dosa kita?
Pada waktu Yesus disalib, seorang penjahat yang disalib disampingNya berkata: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Jawaban Yesus kepada penjahat itu seharusnya tidak mengherankan mereka yang percaya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Lukas 23: 42-43). Yesus adalah Tuhan dan didalam Dia ada keselamatan. Tidak ada jalan lain diluar Dia!
“Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus.” Lukas 9: 26