Perjuangan melawan diri sendiri

Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Roma 7: 19

I am what I am (aku adalah aku) adalah semboyan tentang orang yang bangga dengan keadaannya, dan karena itu meminta pengertian orang lain agar menerimanya sebagaimana adanya. Lagu dengan judul yang sama pernah dinyanyikan oleh penyanyi terkenal Shirley Bassey dan Gloria Gaynor, dan bahkan muncul sebagai lagu anak-anak di sebuah acara TV. Lebih dari itu, lagu ini pernah dinyanyikan dalam sebuah show Broadway Musical, La Cage aux Folles, yang menceritakan kehidupan kaum LGBT.

Sekalipun slogan ini mempunyai maksud baik, yaitu untuk memberi rasa percaya diri kepada orang-orang yang, karena keadaan jasmani atau cara hidup mereka, dipandang rendah atau dikucilkan masyarakat, sebenarnya tidak ada orang yang bisa berkukuh dengan cara hidupnya dan yakin bahwa apa yang ada sudahlah baik dan tidaklah perlu diubah.

Mungkin anda ingat bahwa ketika Musa diutus Allah untuk memimpin umat Israel, pada waktu itu ia menemui Allah yang menampilkan diri sebagai api ditengah semak duri. Musa kemudian menanyakan nama apa yang bisa dipakainya untuk menjelaskan bani Israel tentang siapa Allah itu. Allah kemudian menjawab bahwa namaNya adalah “Aku adalah Aku” (Keluaran 3: 14), yang mungkin bisa diartikan sebagai “Aku yang tidak ada tandingannya”. Dengan demikian, slogan “aku adalah aku” mungkin kurang tepat untuk dipakai manusia, karena untuk manusia yang tidak sempurna, semboyan itu terasa bernada sombong.

Jauh dari sempurna, manusia adalah mahluk yang berdosa. Kedatangan Yesus ke dunia adalah dengan maksud untuk menyelamatkan manusia dari kematian akibat dosa mereka. Memang Yesus menerima manusia sebagaimana adanya, dan mau memberi anugerah keselamatan kepada siapa saja yang percaya, tetapi siapapun yang menerima Yesus haruslah mengalami perubahan hidup. Hidup lama untuk dunia harus berubah menjadi hidup baru untuk Kristus. Hidup yang dulunya bergelimang dosa haruslah berubah menjadi hidup yang menurut Firman.

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Roma 12: 2

Perjuangan hidup untuk menjadi anak-anak Allah tidaklah mudah. Iblis dari mulanya selalu berusaha membuat manusia agar menjauhkan diri dari Tuhan. Dalam berbagai kesempatan, iblis berusaha meyakinkan manusia bahwa mereka adalah mahluk istimewa dan tidak memerlukan Tuhan. Mahluk yang berkuasa di dunia dan bangga atas eksistensi, hak dan kemampuan mereka untuk hidup seperti yang mereka ingini. Sikap itulah yang justru bisa membawa manusia jauh dari kasihTuhan.

Seringkali, walaupun kita sadar tentang apa yang baik yang harus kita lakukan, tetapi bukanlah itu yang kita perbuat, melainkan apa yang tidak kita kehendaki, yaitu yang jahat, yang kita perbuat. Karena itu, perjuangan kita untuk mengikut Yesus adalah perjuangan untuk melawan diri kita sendiri, untuk mengalahkan keakuan kita.

Pagi ini kita diingatkan bahwa kita tidak boleh berpandangan bahwa jika Tuhan ingin agar kita menjadi pengikutNya, Ia harus mau menerima kita dan cara hidup kita, karena “aku adalah aku”. Sebaliknya, kita harus mengakui setiap dosa dan kelemahan kita, agar Tuhan yang maha kasih memberikan pengampunan dan kekuatan, sehingga makin hari kita bisa makin sempurna didalam Dia.

“Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” Lukas 9: 23

Satu pemikiran pada “Perjuangan melawan diri sendiri

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s