“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 3: 16
Apakah Tuhan mencintai setiap orang? Pertanyaan ini kelihatannya tidak sukar dijawab, tetapi sebenarnya bisa dan sudah menyebabkan kebingungan diantara banyak orang. Mereka yang belum percaya kepada Kristus mempertanyakan sifat mahakasih dari Tuhan, karena kalau Ia mahakasih, tentunya kasihNya adalah tanpa syarat (unconditional). Jika Tuhan mengharuskan mereka untuk percaya kepada Yesus agar tidak binasa, itu sepertinya tidak menunjukkan sifat mahakasihNya. Bagi sebagian orang Kristen, ayat diatas menyatakan sifat Tuhan yang mahakasih, tetapi juga yang mahakuasa, yang berhak menentukan siapa di dunia ini yang bisa percaya kepada Kristus untuk menerima keselamatan.
Terlepas dari apa yang dikerjakan Tuhan secara khusus pada diri setiap individu di dunia ini, ayat diatas merupakan kasih Tuhan yang tidak bersyarat: bahwa Ia pada hakikatnya ingin menyelamatkan seisi dunia. Ia memberikan AnakNya yang tunggal kepada seluruh umat manusia di bumi ini, baik pria atau wanita, kaya atau miskin, pandai atau tidak pandai, yang muda dan juga yang tua. Bahkan Ia mengirimkan Yesus kepada mereka yang sudah mempunyai kepercayaan lain.
Injil keselamatan sudah disebarkan ke seluruh penjuru dunia, seperti apa yang sudah diperintahkan Yesus kepada seluruh muridNya dalam Amanat AgungNya.
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28: 19 – 20
Dalam Amanat Agung ini, nyatalah bahwa uluran tangan kasih penyelelamatan Tuhan ini ditujukan kepada semua bangsa, seluruh umat manusia. Dalam usahaNya untuk menyelamatkan seisi dunia, Tuhan memerintahkan umat Kristen untuk pergi mengabarkan Injil, agar siapa saja yang percaya bisa mendapatkan hidup kekal.
Sekalipun Tuhan mengasihi seluruh umat manusia dalam hal memberi kesempatan bagi siapa saja untuk mendengarkan panggilanNya, tidak semua orang akhirnya menjadi pengikutNya. Tetapi, bagi orang-orang yang mau mendengar firmanNya, firman Tuhan serupa dengan benih yang jatuh di tanah yang baik. Mereka adalah orang-orang yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan (Lukas 8: 15). Mereka menjadi orang yang benar-benar beriman, karena mereka menyambut uluran tangan Tuhan.
Bagi mereka yang benar-benar beriman, hidup lama mereka sudah diganti dengan hidup baru yang berpusat kepada Kristus, dan bukannya kepada hal-hal duniawi. Dari buah-buah kehidupan mereka, dapat terlihat apakah mereka benar-benar sudah mempunyai hidup baru (Galatia 5: 22 – 23). Mereka yang mengaku percaya tetapi tetap hidup dalam kedurhakaan, adalah orang-orang yang dengan sengaja menolak kasih Tuhan dan memilih untuk hidup diluar hukum Tuhan. Kepada mereka ini, murka Tuhan akan datang.
“Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.” Roma 1: 18
Tuhan memang mengasihi setiap manusia dan ingin agar mereka diselamatkan, tetapi keselamatan tidak bisa diberikan kepada semua orang. Apakah sifat mahakasih Tuhan bisa menjadi berkurang karena adanya kesalahan manusia? Apakah Tuhan harus membiarkan manusia untuk bisa bebas berbuat semau mereka agar Ia bisa mempertahankan sifat mahakasihNya? Sudah tentu tidak, karena sifat mahakasihNya tidak dapat dipisahkan dengan sifat mahaadilNya yang juga berlaku untuk setiap orang.
Pagi ini kita harus sadar bahwa Yesus mencintai semua bangsa di dunia. Semua bangsa di dunia, walaupun berbeda dalam agama, budaya dan bahasa, bagi Yesus mereka adalah sama dan tidak dibeda-bedakan. Mereka sudah diberikan kesempatan untuk melihat kasihNya dan menjawab panggilan keselamatanNya. Kita yang sudah pernah merasakan kasihNya dan menerima Kristus sebagai Juruselamat bukanlah orang-orang yang istimewa, tetapi adalah orang-orang yang sudah seharusnya bersyukur atas kemurahanNya setiap hari.
“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.” Roma 5: 8 – 9
Kasih dan keadilan Allah brjln bersama-sama, tak terpisahkan
SukaDisukai oleh 1 orang