“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8: 28
Ungkapan “memang sudah nasib” sering kita dengar di Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, orang membicarakan soal nasib (fate) di rumah, pasar, mal, kantor dan dimanapun juga. Nasib agaknya berlaku untuk siapapun juga, baik mereka yang kaya atau yang miskin, baik yang berpendidikan atau yang kurang berpendidikan. Memang kata orang, nasib adalah penentu keadaan atau keberuntungan seseorang.
Dalam beberapa agama dan budaya, memang hal nasib itu diajarkan sebagai suatu keputusan Ilahi yang tidak dapat diganggu gugat. Seorang menjadi dokter karena sudah ditentukan Tuhan, dan orang lain yang menjadi tukang sapu juga sesuai dengan kehendakNya. Sebuah negara yang makmur adalah karena kehendak Tuhan, dan negara lain yang miskin dan bahkan terjajah adalah karena keputusan Tuhan juga. Memang sudah nasibnya.
Dalam pandangan Kristen, kata nasib itu sebenarnya tidak ada. Memang dalam Alkitab terjemahan Indonesia, kata “nasib” itu muncul beberapa kali, tetapi itu adalah bertalian dengan soal bahasa dan budaya. Alkitab tidak mengajarkan bahwa Tuhan menentukan manusia untuk berbuat dosa, atau memutuskan bahwa hanya bangsa tertentu yang bisa diselamatkan. Tuhan tidak juga menentukan keadaan tertentu agar orang terpaksa untuk menjadi pengikutNya, tetapi setiap orang diberikanNya kesempatan untuk menjawab panggilanNya. Manusia bukan “robot” Tuhan, dan Tuhan bukanlah “dalang” kehidupan manusia dan alam semesta.
Memang bagaimana Tuhan yang maha kuasa itu menjalankan kuasa dan kedaulatanNya di seluruh jagad raya sudah diperdebatkan manusia sejak dulu. Di kalangan orang Kristen pun ada berbagai pendapat yang agaknya bertentangan. Tetapi tentu saja apa yang sebenarnya dipikirkan dan dilakukan Tuhan, hanyalah Tuhan yang tahu.
“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” Yesaya 55: 8 – 9
Walaupun demikian, hal yang pasti dalam iman Kristen ialah kepercayaan bahwa apapun yang terjadi di alam semesta ini adalah sesuai dengan pemeliharaan (providensia) Tuhan, yang ada sejak dari awalnya dan tidak pernah berubah, karena Ia maha tahu dan sempurna. Tuhan yang menciptakan manusia dengan kasihNya adalah Tuhan mau menyelamatkan manusia dengan kasihNya.
Memang manusia yang sudah jatuh dalam dosa tidaklah bisa bebas dari kasih Tuhan. Jika itu dikatakan “nasib”, itu mungkin satu-satunya kenyataan yang tidak dapat ditolak manusia. Sekalipun dosa manusia sebesar apapun, Tuhan senantiasa mau mengampuni mereka yang bertobat. Nasib mujur?
“Marilah, baiklah kita berperkara! firman TUHAN Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.” Yesaya 1: 18
Walaupun kasih dan kemurahan Tuhan itu tidak ada batasNya, keputusan ada di tangan manusia untuk mau menerimanya. Segala hal yang perlu untuk menyatakan kasih Tuhan kepada mahluk ciptaan nomer satu yaitu manusia, sudah diperbuatNya. Tuhan memberikan matahari dan hujan kepada semua orang, baik yang jahat maupun yang baik, tetapi tidak semua orang mau bersyukur kepada Dia.
“Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.” Matius 5: 45
Lebih dari itu, Tuhan sendiri sudah turun ke dunia untuk memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk percaya dan diselamatkan; tetapi dalam kenyataannya, tidak semua orang mau percaya kepada Yesus Kristus.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 3: 16
Pagi ini, kita melihat bahwa Tuhan mempunyai rencana kasih untuk seluruh umat manusia yang diciptakanNya. Rencana Tuhan untuk manusia, baik dalam hal jasmani maupun rohani, adalah rencana yang melibatkan Dia sebagai Sang Pencipta dan manusia yang diciptakanNya sebagai gambar Tuhan. Karena itu, sebagai orang yang sudah mengambil keputusan untuk mengikut Dia, kita harus percaya bahwa apapun keadaan kita sekarang ini, itu bukanlah sesuatu yang kita harus terima sebagai “nasib” saja, tetapi sebagai kesempatan untuk bisa bekerja bersama Tuhan untuk memuliakan Dia dan mendatangkan kebaikan bagi sesama kita yang saat ini “bernasib malang”.
Tuhan memerintahkan agar setiap orang percaya untuk mengabarkan injil keselamatan ke seluruh penjuru dunia, agar orang yang belum mengenal Kristus bisa menerima kabar keselamatan itu dan mengambil keputusan untuk mengikut Yesus. Biarlah mereka menjadi mujur seperti kita!
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” Matius 28: 19