“Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman.” Amsal 14: 16
Sebuah berita di media hari ini agak membuat saya merenungkan kenyataan bahwa orang mudah untuk berganti nasib. Seorang atlit pedayung Australia yang pernah mendapat dua medali perak Olimpiade ditangkap polisi bersama dua sanaknya karena terlibat dalam kasus impor narkoba dalam jumlah besar. Saya tidak habis mengerti mengapa orang yang sudah mencapai posisi tinggi dalam masyarakat bisa jatuh kedalam kejahatan yang tentunya akan membuahkan hukuman penjara yang cukup lama. Padahal, di Australia orang yang pernah menjadi juara olahraga seringkali bisa hidup enak dengan bekerja sebagai motivator, atau tampil di berbagai iklan komersial. Agaknya benar kata orang tua, bahwa nasib manusia ada ditangan sendiri.
Memang agaknya mereka yang menginginkan kenikmatan, ingin sukses atau kaya sering jatuh kedalam berbagai pencobaan. Godaan apapun bisa dialami orang dan ini sering terjadi pada waktu mereka dalam keadaan lemah (vulnerable). Tuhan Yesus pun mengalami pencobaan ketika Ia mengalami kelelahan tubuh setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam (Matius 4: 1 – 11). Iblis tahu saat dimana manusia yang karena keadaannya atau karena situasi disekelilingnya, menjadi kurang berhati-hati atau merasa aman untuk melakukan apa yang dimauinya.
Ayat diatas menuliskan bahwa orang yang bijaksana selalu berhati-hati dan menghindari kejahatan. Yang menjadi persoalan ialah kenyataan bahwa tidak semua yang jahat terlihat begitu pada awalnya. Seringkali apa yang jahat justru muncul sebagai apa yang bisa dinikmati di tengah lingkungan yang aman, misalnya diantara anggota keluarga, kerabat atau teman. Mereka yang mempercayai perkataan, nasihat atau ajakan untuk melakukan hal yang tidak baik dari orang-orang yang dikenal, lebih mudah untuk tergoda. Karena adanya rasa aman selama berada dalam satu kelompok, orang mudah untuk ikut-ikutan dalam mencapai keinginan mereka.
Berbuat apa yang keliru bukan hanya terjadi dalam kehidupan jasmani. Dalam kehidupan rohani pun, orang mudah merasa tenteram dan lupa untuk berjaga-jaga jika mereka berada ditengah kelompok mereka. Umat Kristen yang merasa aman dalam gereja mereka, cenderung untuk mengikuti apa yang sudah terbiasa dan tidak lagi berhati-hati dalam memilih jalan yang benar. Lebih dari itu, mereka yang mempunyai kelompok yang besar cenderung berpikir bahwa segala sesuatunya pastilah sudah dipertimbangkan masak-masak oleh orang lain, dan bagi mereka adalah lebih baik untuk menjalankan instruksi tanpa perlu berpikir atau berhati-hati. Mereka yang demikian tidak akan bertumbuh dalam kedewasaan iman dan dalam pengetahuan yang baik. Mereka tidak akan memperoleh pengalaman pribadi yang bisa membawa kebijaksanaan.
“Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya.” Amsal 14: 15
Seperti itulah orang yang tidak berpengalaman akan percaya kepada setiap perkataan orang lain dan melangkah menuju tempat yang nampaknya indah. Sebaliknya, orang yang bijak selalu berhati-hati kemana kaki mereka akan pergi. Setiap langkah yang kita ambil adalah tanggung jawab kita sendiri, dan jika kita terjatuh atau tersandung dalam melangkah, semua itu pada akhirnya adalah kita yang merasakan akibatnya dan kita sendiri yang harus mempertanggung-jawabkan kepada Tuhan.
Pagi ini, mungkin kita merasa cukup bahagia dalam keadaan kita. Hidup berjalan seperti biasa, tanpa masalah yang berarti. Apa yang kita lakukan setiap hari selama ini berjalan terus. Untuk apa kita memikirkan hidup dan segala resikonya yang mungkin bisa muncul di hari depan? Bukankah selama keadaan masih aman kita boleh menikmatinya dan bahkan memanfaatkan apapun selagi masih bisa? Firman Tuhan mencoba menginsafkan kita bahwa sebagai umat Tuhan kita tetap harus aktif dalam memilih apa yang baik menurut Tuhan dan apa yang baik untuk Dia dan sesama kita. Setiap orang bertanggung-jawab atas hidupnya, dan apa yang terjadi dalam hidup kita, baik jasmani maupun rohani, baik yang sekarang ataupun di masa depan, bergantung pada apa yang kita pilih dan lakukan.