Berusahalah untuk berdamai tapi tetaplah kudus

“Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.” Ibrani 12: 14

Membaca suratkabar pagi ini saya terpaksa menghela nafas. Bagaimana tidak? Dimana-mana ada berita tentang kekerasan yang dilakukan oleh manusia terhadap sesamanya. Terlebih lagi, kekerasan dalam rumahtangga sekarang ini makin menjadi-jadi. Mereka yang berusaha berlindung dibalik hukum, sekarang ini harus mempunyai modal uang yang cukup. Tanpa uang, perlindungan hukum mungkin tidak dapat diperoleh melalui pengadilan. Dengan demikian, mereka yang lemah dan miskin menjadi bulan-bulanan mereka yang lebih kuat dan lebih kaya. Dunia ini agaknya makin kacau saja.

Pada hakikatnya semua manusia tentunya mengerti bahwa kekacauan adalah sesuatu yang tidak dapat dinikmati. Kekerasan, perkelahian, permusuhan dan percekcokan memang sebaiknya dihindari.Walaupun demikian, bagi mereka yang mau berusaha untuk hidup damai selalu ada saja hal-hal yang tidak diharapkan, yang membuat kacau kehidupan. Kejadian tragis dimana nyawa seseorang hilang karena persoalan yang sepele, bukanlah sesuatu yang mengherankan. Manusia memang bisa menemukan alasan apa saja untuk membenci orang lain, entah itu karena perbedaan suku, agama, ras, golongan, seks, adat-istiadat, kebiasaan atau karena hal-hal lainnya.

Bagaimana manusia bisa hidup damai dalam suasana yang serba berbeda atau plural ini? Ada yang menganjurkan agar manusia mengadopsi paham pluralisme dalam segala bidang. Paham yang menerima eksistensi pandangan, golongan atau pendapat yang berbeda-beda dalam satu tempat. Dalam hal ini, pluralisme agama pada umumnya menerima semua agama sebagai kepercayaan yang sama benarnya, atau mengandung kebenaran yang bisa diterima oleh golongan lain. Ini berbeda dengan paham eksklusif dimana golongan tertentu percaya bahwa hanya satu kepercayaan yang benar, yaitu apa yang diyakininya sendiri. Mereka yang mendukung paham pluralisme  percaya bahwa itu adalah jalan yang terbaik untuk mencapai perdamaian dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.  Selain itu, banyak juga  yang beranggapan bahwa kedamaian dalam hubungan suami-istri atau antara orangtua dan anak bisa dicapai dengan menerima perbedaan agama yang ada.

Bagaimana ajaran Alkitab tentang hidup damai dalam masyarakat yang serba berbeda ini? Ayat di atas mengajarkan bahwa umat Kristen harus  berusaha untuk  hidup damai dengan semua orang. Permusuhan, rasa dendam, marah dan kebencian adalah bertentangan dengan ajaran kasih. Setiap orang Kristen dituntut untuk bisa mengasihi sesamanya, dan istilah “sesama” dalam hal ini bukanlah hanya orang-orang yang seiman. Sebagai orang Kristen kita juga harus bisa mengasihi mereka yang berbeda paham atau yang memusuhi kita. Sedapat mungkin kita harus berusaha untuk menghindari pertentangan dengan siapapun, dimanapun dan kapanpun. Kita harus berusaha untuk memancarkan kasih Tuhan agar makin banyak orang yang mengenal Dia.

Pada pihak yang lain, ayat di atas mengatakan bawa kita harus hidup dalam kekudusan. Tanpa kekudusan, kita tidak bisa berjumpa dengan Tuhan. Ini tentunya tidak berarti bahwa kita harus menjadi sama dengan Tuhan yang mahakudus. Tuhan menghendaki kita  untuk kudus dalam darah Kristus.  Manusia tidak dapat dibenarkan tanpa darah Kristus yang menebus dosa mereka. Juga, karena penebusan Kristus, terbuka jalan bagi kita untuk bertumbuh terus dalam dalam kekudusan. Dengan demikian, hidup berdamai dengan semua orang bukanlah berarti hidup dengan mengorbankan iman kepercayaan kita. Jika kita berusaha mencapai perdamaian dengan segala cara, seringkali itu berarti bahwa kita harus membayarnya dengan kekudusan yang sudah kita terima dari Tuhan dan yang sudah tumbuh karena anugrahNya.

“Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.” Galatia 1: 10

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s