“Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya.” Roma 13: 3

Kemarin malam untuk kesekian kalinya ada tawuran di daerah pinggir pantai di Melbourne. Mereka yang tinggal di daerah itu memang sudah lama merasa takut untuk keluar rumah di malam hari karena adanya kelompok anak muda yang sering membuat kekacauan. Apa yang terjadi kemarin malam melibatkan sekitar 50 anak muda yang berkelahi dalam sebuah bis, samapai-sampai polisi perlu memakai semprotan merica (pepper spray) untuk memisahkan dua kelompok yang tersangkut. Selanjutnya, pagi ini penduduk setempat harus membersihkan pantai yang dikotori dengan berbagai sampah yang ditinggalkan anak-anak muda itu.
Mengapa orang kadangkala bisa bertindak seperti hewan yang tidak mengerti hukum? Ini pertanyaan lama yang tidak dapat dijawab dengan mudah. Filsuf Aristotle pernah berkata bahwa “At his best, man is the noblest of all animals; separated from law and justice he is the worst”. Itu benar. Dalam keadaan terbaik, manusia adalah makhluk yang paling baik di antara hewan, tetapi ia adalah makhluk yang paling buruk jika tidak ada hukum dan keadilan. Lebih dari itu, manusia jelas bisa lebih buas dari hewan jika mereka tidak takut akan Tuhan. Manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa memang mampu untuk berbuat dosa apa saja dengan kebebasan yang diterimanya dari Tuhan.
Ada berbagai faktor praktis yang bisa membuat orang merasa bahwa ia ada di atas hukum. Mungkin orang itu mabuk atau merasa kuat karena berada bersama banyak teman, tetapi jelas bahwa pada saat orang dengan sengaja melanggar hukum mereka merasa bahwa hukum tidak dapat menangkap mereka. They act as if they are above the law. Mereka yang semestinya takut kepada hukum dan pemerintah, merasa bahwa tidak ada apapun yang bisa menghentikan perbuatan jahat mereka. Sebaliknya, orang yang melihat kelakuan mereka mungkin justru merasa takut karena kuatir kalau-kalau hukum yang ada tidak dapat melindungi mereka.
Ayat di atas mengingatkan orang Kristen untuk menaati hukum dan pemerintah. Etika Kristen mengajarkan bahwa jika pemerintah yang sah mengatur negara dengan segala hukumnya, adalah keharusan bagi orang Kristen untuk taat kepadanya karena pemerintah adalah wakil Tuhan (Roma 13: 4). Hukum ada untuk membuat setiap warga menjadi orang yang berkelakuan baik. Dengan taat kepada hukum, kita boleh mendapatkan kedamaian dalam hidup sehari-hari karena hanya orang yang melanggar hukum yang harus takut kepada pemerintah.
Bagi orang Kristen, taat kepada hukum bukan berarti boleh melakukan apa yang buruk asal tidak tertangkap oleh hukum. Dalam bentuk sederhana, ini mungkin menggunakan ponsel selagi mengendarai mobil, tetapi mereka yang berani mengambil resiko mungkin tidak ragu untuk menggunakan uang negara selagi ada kesempatan. Adanya pemerintah bagi orang Kristen adalah bukti adanya Tuhan yang menghendaki ketertiban. Oleh karena itu, orang Kristen harus taat kepada hukum dan pemerintah setiap saat karena Tuhan yang mereka sembah adalah Oknum yang mahatahu. Takut akan Tuhan akan bisa terlihat dalam hidup seseorang yang taat kepada hukum negara.