Memuliakan Kristus dalam penderitaan

“Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau. Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.” 1 Petrus 4: 15 – 16

Bagi sebagian orang Kristen, mempunyai Tuhan adalah suatu keuntungan. Mengapa begitu? Memang ada orang yang merasa beruntung karena Tuhan yang dikenalnya itu adalah Oknum yang bisa dan mau memberikan apa yang diingininya. Tuhan adalah the Provider. Jika orang menginginkan kekayaan, ia meminta kepada Tuhan, begitu juga jika ia membutuhkan apapun, Tuhanlah yang akan menyediakannya. Bukankah Tuhan adalah sumber kehidupan manusia? Bagi mereka, Tuhan yang mahakaya sudah tentu menghendaki mereka yang percaya kepadaNya untuk menjadi kaya juga. Tuhan yang mahabesar tentunya ingin agar pengikutNya mengalami kesuksesan dan kejayaan di dunia dan di surga. Mereka yang tidak mengalami hidup yang jaya di dunia, tentunya bukan pengikut Tuhan yang sejati.

Bagi orang Kristen yang lain, dipunyai Tuhan adalah suatu keuntungan. Mereka percaya bahwa Tuhan adalah Oknum yang mahakuasa yang karena kasihNya sudah memilih mereka sebagai dombaNya untuk menerima keselamatan di surga. Bagi mereka, keselamatan ini adalah sesuatu yang jauh lebih berharga dari benda apa pun yang ada di dunia karena keselamatan dari Tuhan adalah harta yang tidak dapat binasa, dengan kata lain kekal untuk selama-lamanya. Tuhan adalah sumber kehidupan, the Provider, yang memberi apa yang terbaik untuk umatNya. Tetapi apa yang baik belum tentu berupa sesuatu yang indah dan nyaman, karena itu bisa muncul sebagai ketabahan, kekuatan dan iman dalam menghadapi pergumulan hidup. Mereka yang benar-benar beriman kepada Tuhan, pasti bisa merasakan kasih penyertaan Tuhan dan merasa cukup dalam setiap keadaan.

Memang agaknya tidak ada orang yang mau memilih untuk hidup dalam penderitaan, sekiranya mereka bisa memilih apa yang ringan dan nyaman. Tetapi panggilan Tuhan kepada umatNya jelas berisi ajakan untuk berjuang bersama Dia. Karena Tuhan adalah pemilik kita, kita harus mau menjalani hidup ini dan berjuang bersama Dia untuk kemuliaan namaNya.

Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Matius 16: 24 -25

Sebagai umat Kristen yang hidup di dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa, mungkin saja kita harus menghadapi berbagai penderitaan, seperti kekurangan, penyakit, tekanan hidup dan bahkan kematian. Sekalipun kita berusaha untuk menghindari atau mengatasi hal-hal itu, sebagai orang percaya kita tidak boleh memilih jalan keluar yang nampaknya mudah tanpa memikirkan konsekuensinya. Jika orang lain bebas untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan perintah Tuhan, orang Kristen yang takut akan Tuhan tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang berlawanan dengan firmanNya. Oleh karena itu, ayat di atas menyatakan bahwa kita tidak perlu malu atau gentar jika kita harus menderita sebagai pengikut Kristus.

Penderitaan apapun tidak dapat memisahkan kita dari kasih Kristus, begitu kata rasul Paulus. Sekalipun orang-orang disekitar kita menindas, menganiaya atau mencemooh kita, kita tidak perlu gentar dan ragu dalam iman. Mereka yang merasa memiliki Tuhan adalah orang-orang yang hidup dalam ilusi. Mereka akan goncang imannya jika keadaan hidup mereka tidaklah seperti yang diharapkan. Sebaliknya, mereka yang taat kepada Tuhan adalah orang-orang yang dimiliki Tuhan dan selalu dikuatkan dalam menghadapi segala persoalan dan senantiasa bisa bersyukur kepadaNya karena Ia yang sudah mengasihi mereka.

Seperti ada tertulis: “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari,  kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.” Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Roma 8: 36 – 37

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s