Kematian Yesus membebaskan kita dari ketakutan

Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan Yesus berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya, kata-Nya: “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit.” Markus 10: 32 – 34

Mengapa manusia bisa mengalami rasa takut? Rasa takut biasanya muncul ketika ada kejadian yang membuat kita terancam. Lebih dari merasa terancam, kita mungkin meragukan kemampuan kita untuk bisa mengatasi ancaman itu. Dengan demikian, kita bisa menjadi takut karena merasa tidak berdaya dalam menghadapi berbagai masalah hidup.

Sebenarnya rasa takut adalah lumrah. Dengan adanya rasa takut kita bisa berusaha untuk melarikan diri, menghindari atau mempertahankan diri dalam menghadapi ancaman yang ada. Tetapi rasa takut juga bisa muncul ketika orang lain yang menghadapi ancaman. Dalam hal ini, kita kuatir kalau-kalau orang yang kita kenal atau cintai akan terkena bahaya.

Ketika itu Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan Yesus berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang merasa takut. Mengapa demikian? Mereka kuatir bahwa sesuatu yang sangat buruk akan terjadi pada diri mereka dan juga pada diri Yesus. Mereka tahu bahwa ada banyak orang Yahudi yang membenciNya. Apa yang akan terjadi tidaklah bisa diterka, tetapi pastilah sesuatu yang buruk. Lebih payah lagi, mereka bisa melihat bahwa Yesus bukanlah seorang panglima perang yang mempunyai ribuan serdadu. Yesus ternyata adalah seorang guru yang mengajarkan kesabaran, pengampunan dan kasih. Dan ini diajarkannya sekalipun banyak orang yang memusuhiNya!

Murid-murid Yesus dan pengikutNya menjadi takut karena suasana yang makin memanas. Yesus Anak Allah nyata-nyata tidak mempunyai malaikat pengawal. Malahan, Yesus berkata bahwa Ia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan memberiNya hukuman mati. Ia akan diolok-olok, diludahi, disesah dan dibunuh. Tidak dapat kita bayangkan bagaimana perasaan sedih dan takut yang dialami murid-muridNya.

Seperti murid-murid Yesus, kita pun sering kuatir dan takut karena adanya perasaan bahwa kesulitan yang kita hadapi saat ini adalah sangat besar. Mungkin kita takut kalau-kalau Tuhan membiarkan kita hancur di tengah bencana dunia. Kita mungkin tidak bisa merasakan adanya kuasa Yesus dalam hidup kita. Tetapi, tunggu dulu! Apakah yang dikatakan Yesus setelah Ia menyatakan bahwa Ia akan disesah dan dibunuh? Ia berkata: “….dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit.”

Tidak ada manusia yang bisa bangkit dari kematian. Sekalipun ada raja-raja dan panglima perang yang perkasa, mereka semua akhirnya mati dan kehilangan kuasa. Sebaliknya, Yesus yang mati kemudian bangkit dan naik ke surga! Dia tentu bukan manusia biasa: Yesus adalah Anak Allah! Mengapa pula kita harus takut kalau Allah ada di pihak kita?

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s