Satu sumber pengharapan yang bisa memberi rasa sukacita dan damai

“Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.” Roma 15: 13

Adakah sesuatu yang masih anda harapkan dalam hidup ini? Saya yakin pertanyaan ini akan dijawab dengan “ya” oleh setiap orang. Sekalipun apa yang kita harapkan belum tentu bisa terjadi, harapan setidaknya adalah pernyataan isi hati. Selagi masih hidup, umumnya orang masih berharap akan sesuatu untuk diri sendiri atau orang lain. Mereka yang menghadapi kematian pun masih mengharapkan sesuatu sebagai keinginan terakhir.

Jika ditanya lagi, sebagian orang yang mempunyai harapan bisa menyebutkan apa yang diharapkannya dengan tegas dan langsung karena memang ada sesuatu yang signifikan yang masih dinantikannya. Tetapi, sebagian lagi harus berpikir dulu untuk menemukan jawabnya. Mereka mungkin sudah merasa terbiasa dengan hidupnya, sehingga mereka butuh waktu untuk memikirkan apa yang penting dan yang belum terjadi atau tercapai.

Pertanyaan selanjutnya mungkin agak sulit untuk dijawab: Apa yang bisa kita harapkan kalau keadaan begitu buruk sehingga kita tidak dapat mengharapkan apa pun untuk diri sendiri, orang lain, keluarga atau negara? Dalam hal ini, mungkin orang sulit untuk mengutarakan harapannya karena merasa bahwa kemungkinan untuk bisa terjadi adalah nol. Karena itu, dalam keadaan sedemikian orang kemudian memutuskan untuk acuh tak acuh atau pun “pasrah”.

Bagi orang Kristen, harapan akan apa yang baik seharusnya selalu bisa dinyatakan.  Jika mereka benar-benar mengenal Tuhan yang mahakuasa, mereka tahu bahwa Tuhan sanggup untuk melakukan apa saja. Lebih dari itu, umat Kristen percaya bahwa  dari dulu Tuhan yang mahakasih selalu menghendaki apa yang baik, bukan yang jahat untuk umatNya. Karena itu, umat Kristen seharusnya selalu tetap bisa mengharapkan apa yang baik untuk dirinya, orang lain, bangsa, negara dan dunia, sekalipun itu terlihat sulit untuk dicapai.

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Yeremia 29: 11

Pada saat dunia dan negara berada dalam keadaan kacau, kita harus bisa mengharapkan apa yang benar-benar baik untuk para pemimpin. Jika kita melihat orang lain kacau hidupnya, kita harus bisa mengharapkan sesuatu yang baik untuk mereka. Dan jika kita bisa melihat apa yang menjadi kekurangan kita, kita harus mau mengharapkan sesuatu yang benar-benar baik akan terjadi pada diri kita.

Masalahnya disini adalah apa yang “benar-benar baik”? Kita sendiri mungkin kurang tahu tentang itu, terutama jika kita melihat keadaan dunia pada saat ini. Kita mungkin mengharapkan agar para pemimpin di dunia bisa memberikan sedikit harapan untuk masa depan rakyatnya. Tetapi, apakah harapan bisa menjadi kenyataan? Kita mungkin ragu. Karena itu, pada saat inilah kita harus kembali kepada Tuhan, karena Dialah yang tahu apa yang terbaik untuk kita.

Ayat pembukaan di atas adalah ayat yang sering diucapkan di gereja sebagai salam berkat di akhir kebaktian. Mungkin kita sudah terlalu sering mendengarnya. Tetapi pada suasana yang mencekam seluruh dunia pada saat ini, tidak ada yang lebih kita inginkan daripada apa yang diucapkan Rasul Paulus kepada jemaat di Roma, yang berlaku juga untuk kita. Dalam ayat itu Paulus berdoa semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kita dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kita, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kita berlimpah-limpah dalam pengharapan.

Pada pagi ini kita diingatkan bahwa hanya Allah yang bisa memberi kita harapan, yang bisa memenuhi kita dengan rasa sukacita dan damai sekalipun keadaan di sekeliling kita terasa mencengkam.  Allah jugalah yang memberi kita iman kepercayaan sehingga kita tidak ragu atau goncang dalam pengharapan kita. Roh Kudus yang bekerja dalam hati kita sudah menyatakan bahwa sebagai umatNya, tidak ada hal yang lebih besar dari pengharapan bahwa walaupun ombak menghempas hidup kita saat ini, kita akan bisa menghadapi semuanya dengan keberanian dan keyakinan. Kita berharap bahwa jika pada akhirnya semua ini berlalu, nama Tuhan akan lebih dimuliakan. Lebih dari itu, apa pun yang terjadi, kita bisa berharap bahwa pada saatnya kita akan dipersatukan denganNya dalam kemuliaan dan kedamaian di Surga karena Yesus sudah menebus diri kita dengan harga yang termahal.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s