” Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak. Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi.” Amsal 15: 31 – 32
Awal bulan April yang lalu, ketika PSBB masih dijalankan secara penuh di negara bagian New South Wales, Australia, seorang menteri bermobil ke rumah liburan (holiday house) yang dimilikinya. Malang tidak dapat ditolak, ia dipergoki oleh beberapa orang di tempat peristirahatannya, dan karena pelanggarannya ia didenda $1000. Bukan hanya itu, ia terpaksa meletakkan jabatannya sebagai menteri kebudayaan. Suatu denda yang sangat besar.
Memang di Australia keharusan untuk mengikuti aturan kesehatan masyarakat ini dijalankan dengan ketat. Kebanyakan orang mau menaati peraturan sekalipun bukan dengan sukarela. Umumnya orang mengerti perlunya PSBB, tetapi jika tidak merugikan dirinya. Tetapi, karena adanya denda uang, orang lebih berhati-hati untuk tidak melanggar peraturan. Walaupun demikian, orang yang dengan sengaja melanggar peraturan masih tetap bisa ditemukan dalam masyarakat.
Pada hakikatnya, setiap manusia selalu ingin untuk melakukan apa yang disenanginya dan tidak mau untuk melakukan apa yang dikehendaki orang lain. Lebih dari itu, orang cenderung untuk mendengarkan suara hati dan pikirannya sendiri daripada mendengarkan nasihat orang lain. Manusia selalu ingin menggunakan kebebasannya untuk mengambil keputusan sendiri. Dengan demikian, dalam masyarakat kita bisa melihat bahwa banyak orang cenderung untuk berhati-hati dalam memberi nasihat kepada orang lain sebab kuatir menyinggung perasaan orang itu. Dalam kehidupan di negara-negara tertentu, orang malah mungkin segan untuk mengutarakan pendapatnya secara umum, karena kuatir melanggar tatakrama bermasyarakat atau bernegara.
Sebagai orang Kristen, bagaimana kita harus bersikap dalam menghadapi orang-orang yang melakukan hal-hal yang tidak semestinya? Ayat-ayat diatas menjelaskan bahwa orang-orang yang mau mendengarkan teguran orang lain tergolong orang bijak. Sebaliknya, mereka yang mengabaikan didikan orang lain adalah orang-orang yang bodoh yang membuang dirinya sendiri. Mereka adalah orang yang perlu dikasihani karena mereka tidak menyadari persoalan mereka. Sebagai orang Kristen, kita harus mengasihi sesama kita, dan ini tentunya termasuk kemauan untuk mengajar orang lain yang mau menjadi bijak. Kita harus meniru Yesus yang mau dan berani menegur dan mengajar siapa pun, termasuk orang Farisi dan para penguasa.
“..berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah.” Amsal 9: 9
Banyak orang Kristen yang tidak mau ikut campur dalam masalah orang lain atau dalam hal menyuarakan pendapatnya dalam masyarakat. Ini adalah sesuatu yang perlu disesali karena mereka seakan adalah orang yang bijak, yang mau menerima nasihat orang lain, tetapi tidak mau atau berani memberi nasihat agar orang lain menjadi makin bijak. Pada pihak lain, ada juga orang Kristen yang tidak mau memberi nasihat kepada orang lain karena ia juga tidak ingin dinasihati.
Hari ini, firman Tuhan mengingatkan kita bahwa sebagai umat Kristen kita tidak boleh berdiam diri dalam menghadapi kesalahan dan kekeliruan dalam masyarakat. Sebagai orang yang bijak kita bukan saja mau belajar, tetapi juga mau mengajar supaya semua orang memperoleh hikmat kebijaksanaan dari Tuhan kita. Sebagai warga dari satu negara dan penghuni satu dunia, setiap orang Kristen harus mau menjadi terang bagi orang lain, supaya nama Tuhan makin dipermuliakan.
“Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.” Kolose 3: 16