“Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia.” 1 Tesalonika 5: 9 – 10

Sudah lebih dari setengah tahun wabah Covid-19 ini merajalela di dunia. Keadaan saat ini bukannya membaik, tetapi sebaliknya makin memburuk di banyak negara. Beberapa negara yang dulunya pernah merasa sudah memenangkan perjuangan melawan virus corona, sekarang harus menghadapi gelombang kedua. Selain itu ada negara-negara yang sampai saat ini belum mengalami pelandaian kurva penularan. Semua ini membuat semua orang merasa gundah.
Apa yang akan terjadi pada bulan-bulan mendatang, tidaklah ada seorang pun yang tahu. Ketidaktahuan akan masa depan inilah yang bisa membuat manusia menderita. Manusia dari awalnya selalu ingin untuk merancangkan dan menentukan masa depannya. Jika sekarang semua rencana dan angan-angan sudah menjadi berantakan, manusia mudah menjadi hilang harapan.
Bagi mereka yang tidak mengenal Tuhan, keadaan saat ini mungkin membuat mereka menghitung-hitung apa yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan yang terburuk yang bisa terjadi di dunia. Vaksin tidak ditemukan? Resesi? Kekacauan sosial? Perang? Media tidak henti-hentinya menampilkan berbagai skenario yang menakutkan. Semua itu membuat mereka hidup dalam kekuatiran yang besar.
Bagi orang yang percaya adanya kuasa ilahi, keadaan saat ini mungkin dihadapi dengan rasa takut, jangan-jangan semua ini adalah bentuk kemarahan Tuhan. Mungkinkah ini tanda datangnya hari kiamat? Kekuatiran akan datangnya berbagai masalah di dunia juga disebabkan karena adanya ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi pada hidup mereka sesudah kematian. Mungkin mereka merasa bahwa hidup mereka sampai sekarang mungkin belum mencapai syarat untuk masuk ke surga.
Bagi kita unat Kristen, keadaan saat ini tentunya juga terasa berat. Adanya iman kepada Yesus tidak mengubah kenyataan bahwa penyakit, kelaparan, kekacauan atau perang adalah hal-hal yang tidak dapat kita nikmati. Tetapi, kita tahu bahwa semua penderitaan itu adalah bagian hidup manusia di dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa. Walaupun demikian, ayat di atas menyatakan bahwa Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka.
Sekali pun keadaan dunia bisa menjadi sangat buruk, kasih Allah kepada kita tidaklah pernah berkurang. Mengapa begitu? Karena Ia sudah mengurbankan AnakNya yang tunggal, Yesus Kristus demi keselamatan kita. Ini adalah pernyataan kasih Allah yang terbesar. Jika Ia sedemikian mengasihi kita sewaktu kita masih berdosa, tambahan lagi sekarang karena kita sudah menjadi umatNya. Oleh karena itu, dalam hidup atau mati kita boleh yakin bahwa Yesus tetap bersama kita.