Iblis dan pengaruhnya

“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” 1 Korintus 15: 33

Saat ini Jakarta sudah mulai menjalankan PSBB ketat lagi karena melonjaknya kasus Covid-19. Tentunya, mereka yang mengikuti anjuran pemerintah di berbagai media tahu bahwa setiap orang harus lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatannya. Karena itu saya heran bahwa kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta pada hari minggu ini masih ramai dikunjungi warga yang berolahraga, termasuk mereka yang ramai-ramai bersepeda dan berjalan kaki tanpa menggunakan masker. Mungkin mereka ingin menikmati segarnya udara pagi bersama dengan teman, dan mungkin juga mereka bosan tinggal di rumah; tetapi jelas bahwa ada banyak orang yang tidak dapat berpikir sehat karena terpengaruh oleh lingkungan pergaulannya.

Ayat diatas secara gamblang menyebutkan bahwa pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Orang yang sopan bisa menjadi tidak sopan, yang biasanya berhati-hati bisa menjadi ceroboh, yang jujur bisa berubah menjadi pembohong, yang lemah lembut bisa menjadi bengis dan kasar, dan yang hidupnya baik menjadi berantakan akibat pengaruh lingkungan dan pergaulan. Karena itu, sebagai umat Tuhan kita harus berhati-hati dalam menjalani hidup ini agar apa yang baik tidak berubah menjadi buruk.

Bagaimana kita bisa berhati-hati agar tidak terjerumus kedalam apa yang keliru? Berhati-hati lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Banyak orang yang sudah berusaha untuk berwaspada, tetapi tetap juga jatuh kedalam dosa. Apa yang nampaknya baik, dengan berjalannya waktu bisa saja berkembang menjadi sesuatu yang buruk. Mereka yang dulunya kita anggap sebagai teman, bisa saja menjadi orang yang kemudian menjerumuskan kita kedalam kebiasaan yang jelek. Ini sering menyangkut hal-hal seperti korupsi, narkoba, atau seks; tetapi juga bisa bertalian dengan tingkah laku dan gaya hidup.

Orang bisa berhati-hati kalau ia bisa membedakan apa yang baik dan apa yang buruk. Orang tidak akan berhati-hati jika tidak menyadari adanya bahaya. Begitulah banyak orang Kristen yang tidak sadar jika iblis datang menggoda. Memang banyak orang yang membayangkan bahwa iblis adalah suatu makhluk gaib yang mempunyai rupa yang menakutkan. Tetapi, jika memang begitu, tentunya orang tidak mudah tergoda. Sebaliknya, iblis sering muncul sebagai sesuatu yang nampaknya memikat, indah, dan berguna. Dengan demikian, tidaklah mudah bagi manusia untuk membedakan apa yang baik dari yang jahat. Mereka yang melakukan hal yang bodoh, tidak sadar akan kebodohan mereka. Karena itu, sebagai orang yang sudah menerima keselamatan, kita harus mau hidup dalam bimbingan Roh Kudus setiap waktu sehingga kita tahu apa yang baik dan berkenan kepada Tuhan. Kita harus juga mau mempelajari firman Tuhan secara teratur supaya kita makin mengerti apa yang baik dalam pandangan Tuhan.

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Roma 12: 2

Lebih dari itu, sebagai orang Kristen kita harus mau tetap merendahkan diri di hadapan Tuhan. Kita harus sadar bahwa mereka yang sombong dan merasa kuat adalah orang-orang yang mengabaikan bimbinganNya, dan yang kemudian lebih suka untuk mendengarkan suara manusia di sekelilingnya. Mereka jugalah yang kemudian menjadi orang-orang yang tersesat, yang harus membayar kekeliruannya dengan harga yang mahal.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s