Hindarilah kekacauan

“Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.” Roma 13: 1

Tanggal 20 Januari yang akan datang adalah hari yang bersejarah bagi rakyat Amerika karena presiden dan wakilnya akan dilantik di ibukota negara itu, Washington D.C.. Saya sendiri pernah merasakan suasana serupa pada tahun 2001 ketika saya mengunjungi kota itu pada saat menjelang pelantikan Presiden George W. Bush. Kali ini, jutaan orang di dunia yang akan memantau peristiwa itu melalui TV dan media lainnya karena Amerika adalah negara besar yang dianggap sebagai pelopor azas demokrasi. Tambahan pula, suasana pandemi dan politik di Amerika saat ini cukup membuat prihatin banyak orang. Orang tentunya mengharapkan agar acara itu bisa dilaksanakan dengan baik dan aman sekalipun ada perbedaan pendapat di antara rakyatnya.

Tujuan hidup rakyat suatu negara memang bisa menjadi dasar filsafat kesatuan sebuah negara. Walaupun demikian, tujuan hidup tiap orang selalu ada bedanya dengan tujuan hidup orang lain, dan apa yang diingini seseorang hari ini mungkin berubah di masa mendatang. Kekacauan kemudian bisa timbul karena adanya orang-orang yang bertentangan pendapat. Ini mungkin salah satu hal yang kadangkala bisa menyebabkan orang kurang bisa menghargai adanya peraturan dan sistem yang ada, sekalipun semua itu dibuat dengan maksud baik.

Adanya pemerintah memang dimaksudkan untuk membawa kebahagiaan bagi semua warganya. Pemerintah merupakan suatu bentuk organisasi yang bekerja dan menjalankan tugas untuk mengelola sistem dan menetapkan kebijakan dalam mencapai tujuan negara. Karena itu, seluruh rakyat sudah sewajarnya mendukung kegiatan-kegiatan baik yang dilakukan pemerintah.

Bagi umat Kristen, pemerintah yang sah, yang sudah terpilih melalui cara yang benar adalah ada dengan seizin Tuhan. Dengan demikian, ayat diatas merupakan hal yang sangat penting untuk membina rasa hormat kepada pemimpin bangsa dan negara. Malahan, jika semua warga mau menaati firman Tuhan diatas, kesatuan sebuah negara akan lebih mudah dipelihara untuk mencapai kebahagiaan bersama.

Kebahagiaan, ketenteraman, kemakmuran dan kesatuan tidak dapat dicapai hanya dengan konsep dan pikiran, tetapi harus dengan penerapan dan perbuatan. Orang Kristen dipanggil untuk menjadi contoh masyarakat dalam hal pengabdian kepada negara mereka masing-masing. Sekalipun mereka harus menghormati Allah diatas segala-galanya, mereka juga harus tunduk kepada pemerintah yang sudah ditetapkan Allah. Ini bukan hanya dalam menaati segala hukum dan peraturan, tetapi juga dalam hal menyumbangkan apa yang perlu demi kemajuan negara.

“Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.” Roma 13: 7

Pagi ini, kita diingatkan bahwa jika menginginkan kemakmuran, ketertiban dan kedamaian dalam negara kita, kita sebagai orang Kristen terpanggil untuk menjadi teladan dengan menghormati pemerintah yang ada dengan menunaikan kewajiban kita, mencintai sesama warga dan menaati segala hukum dan peraturan negara yang ada. Terutama pada saat pandemi ini, kita harus taat kepada peraturan/anjuran pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah yang ada. Seperti Allah yang sudah membawa perdamaian antara diriNya dan umat manusia melalui Yesus Kristus, kita harus membawa damai sejahtera dimanapun kita berada karena kita sudah ditebus dengan darah Kristus.

“Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.” 1 Korintus 14: 33

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s