Dalam kegelapan kita perlukan terang

“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Mazmur 119: 105

Sejak datangnya pandemi Covid-19 kita mungkin bisa merasakan adanya berbagai pendapat tentang virus corona. Ada orang yang berpendapat bahwa virus ini sebenarnya tidak ada, dan ada juga yang mengira bahwa virus itu dengan tidak disengaja lolos dari laboratorium, dan bahkan ada yang membuat spekulasi bahwa virus itu dibuat oleh sebuah negara tertentu untuk menghancurkan negara lain. Semua orang agaknya meraba-raba dalam kegelapan karena tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bukan hanya dalam soal asal usul virus, pada saat ini orang tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk bisa menyembuhkan mereka yang terjangkit. Dengan demikian, tidaklah mengherankan bahwa ada berbagai saran atau nasihat aneh di media yang dipercaya banyak orang dalam kebingungan mereka.

Sebenarnya ada beberapa sebab mengapa ada banyak orang percaya pada berbagai hoax tentang Covid-19. Pada umumnya, mereka yang tidak mempunyai pengetahuan dasar tentang virus dan pandemi, mudah untuk tertipu oleh berita yang simpang siur. Dalam hal ini, jika pemerintah setempat tidak memberi penjelasan dan bimbingan yang cukup untuk rakyatnya, kesimpang-siuran berita bisa membuat rakyat mempercayai apa yang keliru. Dalam kegelapan memang orang tidak mudah menerka apa yang ada di depannya.

Jika adanya orang yang buta pengetahuan tentang Covid-19 bisa terlihat melalui apa yang mereka perbuat, banyaknya orang Kristen yang buta Firman bisa dilihat dari cara hidup mereka. Di negara barat, diperkirakan seperlima umat Kristen tidak pernah membaca Alkitab, dan mereka yang buta Firman ini adalah seperti orang yang meraba-raba dalam kegelapan. Hidup mereka pada umumnya hanya menganut apa yang dipandang benar oleh orang di sekitarnya.

Mengapa ada orang Kristen yang buta Firman? Jika pendidikan merupakan salah satu penyebab utama buta pengertian, kenyamanan hidup dan keinginan untuk hidup nyaman bisa menjadi penyebab buta Firman. Mereka yang sibuk mencari uang dan kenikmatan hidup seringkali tidak punya waktu untuk mempelajari Firman. Jika kekurangan sarana teknologi menyebabkan orang menjadi buta informasi, berlebihnya sarana internet dan sosial media cenderung membuat orang terpikat kepada hal-hal duniawi.

Kebutaan akan Firman membuat orang bergantung pada orang lain untuk menuntun mereka. Kebutaan ini membuat umat Kristen mudah disesatkan orang lain dan berbagai pengajaran yang keliru. Lebih dari itu, jika hidup kita sudah jauh dari Tuhan, sekalipun kita membaca Firman, tidak mudah bagi kita untuk mengerti tanpa bantuan Roh Kudus.

Pagi hari ini jika kita sempat merenungkan hal ini, patutlah kita bersyukur karena kita masih dapat memakai waktu dan sarana yang kita punya untuk mempelajari Firman. Memang kita memerlukan Firman Tuhan dalam hidup ini agar kita dapat berjalan di jalan yang benar karena FirmanNya itu seperti pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita. Biarlah kita mau meminta agar Roh Kudus tetap membimbing kita sehingga mata rohani tetap terbuka selama kita hidup di dunia.

“Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.” Mazmur 119: 18

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s