“Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.” Roma 6: 6

Hari-hari ini, ketika saya membaca media, selalu ada saja berita tentang adanya orang yang berselingkuh atau melakukan perbuatan asusila lainnya. Dalam hati saya heran bagaimana berita semacam itu justru bisa membuat orang yang bersangkutan menjadi populer . Mereka yang melakukan perbuatan yang tidak pantas itu bahkan seolah-olah bangga dengan apa yang dilakukan, sehingga mereka merasa perlu menyebar-luaskan apa yang terjadi dalam hidup mereka.
Banyak diantara orang-orang itu yang mengaku bahwa mereka sudah tergoda untuk melakukan sesuatu yang terlihat nikmat. Selain itu ada juga kisah tentang orang-orang yang suka menggoda orang lain agar mau berbuat hal-hal yang tidak baik. Hal tergoda dan menggoda memang bisa menjadi berita yang membuat kecanduan banyak pembaca. Dalam hal ini sudah jelas bahwa manusia pada hakikatnya sulit untuk menguasai diri.
Dalam Galatia 5: 22-23 ada tertulis 9 buah Roh yang sudah sering dibahas, kecuali yang terakhir, yaitu penguasaan diri. Apa yang dimaksud dengan penguasaan diri? Seandainya tubuh dan hidup kita di dunia ini adalah sebuah mobil dan kita adalah pengemudinya, kita harus dapat menguasai mobil kita agar tidak mengalami musibah, agar tidak mencelakakan diri kita sendiri atau orang lain. Sesudah kita mendapatkan sebuah SIM yaitu menerima anugerah keselamatan dari Yesus, hidup di dunia tidaklah berubah menjadi hidup yang bebas dari bahaya. Menjadi umat Tuhan juga tidak berarti kita bisa mengarungi hidup yang penuh bahaya dan tantangan ini dengan mudah. Kita membutuhkan kemampuan untuk menguasai diri, untuk hidup dengan bertahan atas segala ancaman dari dalam dan luar.
“Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.” Roma 7: 22-23
OMemang sewaktu kita menjawab panggilan keselamatan Kristus, kita merasakan kebahagiaan yang tersendiri. Karena kalau tidak karena kasih Allah, kita tidak mungkin bisa mendapat kesempatan untuk diselamatkan dan masuk ke surga. Seperti orang yang baru mendapat SIM, hati kita menjadi besar dan dengan itu kita mungkin mudah merasa yakin bahwa kita akan dapat menghadapi hidup ini dengan tenang, tanpa kuatir dalam menghadapi segala persoalan. Tetapi, dalam ketenangan hidup yang sedemikian, orang Kristen sering lupa bahwa iblis akan berusaha mencari kesempatan untuk menyerang kita sewaktu kita lengah.
Penguasaan diri adalah salah satu hal yang sering dilupakan oleh orang Kristen dalam menghadapi segala godaan kecil maupun besar dalam hidup ini. Seringkali godaan-godaan ini justru timbul ditempat dimana kita merasa aman: di kantor, dalam keluarga, dan juga di gereja dan di antara teman-teman baik kita. Tidak jarang bahwa orang yang sudah terbiasa dengan hidup menantang bahaya, justru merasa makin tertarik untuk melakukan hal yang terlarang jika risikonya makin besar. Tidaklah mengherankan bahwa adanya pandemi saat ini justru membuat orang-orang tertentu untuk melakukan hal-hal yang tercela.
Godaan-godaan ini belum tentu muncul sebagai kejahatan yang jelas terlihat, tetapi muncul sebagai perbuatan, perkataan, sikap, tingkah-laku dan keputusan yang melanggar perintah-perintah Kristus dan etika kekristenan. Seringkali hal-hal semacam itu juga melanggar hukum dan peraturan negara. Godaan-godaan itu mungkin muncul sebagai hal yang baru dalam hidup kita, tetapi seringkali adalah sisa peninggalan hidup lama kita yang belum bisa dihilangkan. Seperti apa yang dialami Adam dan Hawa, hal-hal yang sedemikian bisa menghancurkan hidup kita sendiri dan hidup orang lain.
Hari ini kita belajar bahwa seperti mengemudikan mobil, kita perlu mengembangkan kemampuan kita untuk menguasai diri dalam perjalanan hidup ini. Kita harus mau belajar tiap hari untuk makin bisa membiarkan Roh Kudus untuk menguasai hidup kita. Hidup ini bisa menjadi suatu tantangan yang tidak bisa teratasi jika kita berusaha mengendalikannya dengan usaha sendiri. Tetapi dengan bimbingan Roh Kudus kita akan bisa menguasai diri kita dan tetap kuat dalam menghadapi segala tantangan hari demi hari.