“Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!” Ayub 1: 21

Memebaca berita minggu ini, hati saya makin gundah. Bagaimana tidak? Pandemi bukannya berkurang, sekarang malahan tambah merebak. Berita adanya sengketa antar negara juga mulai bermunculan. Belum lagi berita tentang adanya orang-orang yang tidak menghiraukan seruan pemerintah untuk membatasi aktivitas dan menjaga diri agar tidak tertular Covid-19. Seolah-olah manusia saling berlomba untuk mendapatkah “hak” mereka untuk memuaskan diri sendiri. Semua itu membuat saya memikirkan masa depan saya. Apa yang akan terjadi pada saya dan keluarga saya? Saya sadar bahwa perasaan ini juga dirasakan oleh banyak orang di dunia.
Ayat Alkitab diatas adalah ayat yang cukup dikenal umat Kristen, tetapi tidak terlalu sering dibahas karena ada latar belakang yang sedih. Diceritakan bahwa Ayub yang setia kepada Tuhan baru saja mengalami berbagai musibah, kehilangan ternak peliharaannya dan juga anak-anaknya. Bukannya ia menyesali nasibnya, Ayub justru mengakui kebesaran Tuhan, yang berhak untuk memberi dan mengambil apa saja yang dikehendakiNya. Ayub mengakui kedaulatan Tuhan. Ayub percaya bahwa apa yang dikehendaki Tuhan adalah baik.
Berbeda dengan sikap Ayub, pada zaman ini manusia makin terpukau pada materialisme. Karena itu manusia hanya melihat kebesaran Tuhan dari satu sisi saja, yaitu dari segi pemberianNya, berkat materi dan kenyamanan yang diberikanNya. Manusia, seperti anak kecil, memang lebih mudah untuk mengerti bahwa Tuhan itu kasih melalui berbagai hal yang menyenangkan yang diberikan Tuhan dalam hidupnya.
Bahwa kegagalan dan kesusahan bisa menjadi bagian paket berkat Tuhan, adalah sulit dimengerti oleh banyak orang. Mereka yang berpendapat bahwa Tuhan itu maha kasih dan karena itu tidak mungkin membiarkan anak-anakNya menderita, adalah kurang menyadari bahwa Tuhan menghendaki bahwa manusia dekat kepadaNya, bergantung kepadaNya dalam segala situasi. Tuhan adalah sumber kehidupan manusia dan melalui rancanganNya, Tuhan bermaksud untuk membuat manusia sadar bahwa Ia adalah Tuhan maha kuasa yang menghajar umat yang dikasihiNya agar mereka makin kuat dan beriman didalam Dia.
Pagi ini, jika hujan deras dan topan menghantam kehidupan kita, janganlah kita berkecil hati. Seperti Ayub yang setia, kita harus memahami bahwa paket berkat dari Tuhan tidak selalu membawa sesuatu yang kita harap-harapkan, tetapi bisa juga berupa hal-hal yang tidak pernah kita harapkan. Satu hal yang harus kita yakini adalah bahwa Tuhan selalu mempunyai rancangan yang baik untuk anak-anakNya yaitu kedamaian hidup kita dan kesatuan dalam kasih antara kita dengan Dia dalam keadaan apapun di hari-hari mendatang.
“Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.” Ibrani 12: 5-6