Menikmati tantangan hidup

Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. 2 Korintus 12: 9

Semalam saya hanya sempat tidur selama 4 jam saja, karena harus menyelesaikan tugas mengoreksi laporan murid-murid saya. Akibatnya, hari ini saya merasa lelah sekali. Karena itu, siang tadi saya menyempatkan diri untuk tidur siang, sekalipun itu bukan kebiasaan saya. Siapakah yang tidak pernah merasa lelah? Bagaimanapun kuatnya seseorang, tentu dalam keadaan tertentu ia akan merasa letih.Untunglah, jika kelelahan itu hanya dari segi jasmani, dengan beristirahat atau tidur kita mungkin akan dapat memulihkan kekuatan dan kesegaran kita kembali. Tetapi kelelahan rohani mungkin tidaklah mudah diatasi.

Kelelahan memang bisa dirasakan secara jasmani ataupun rohani. Sekalipun dalam hal jasmani orang mungkin masih kuat, rohaninya mungkin saja sudah mengalami tekanan yang berat. Kelelahan rohani yang tidak teratasi, bisa saja kemudian memengaruhi keadaan jasmani. Pada pihak yang lain, kelelahan atau persoalan jasmani yang terus-terusan bisa saja melemahkan kerohanian seseorang. Kita tahu bahwa keadaan rohani seseorang sering kali memengaruhi hidupnya, sedemikian rupa sehingga hal-hal yang menyedihkan mungkin saja terjadi jika ia tidak dapat lagi menahannya.

Adalah suatu kenyataan bahwa jika seseorang mengalami suatu tantangan, reaksi tubuh bergantung pada apa yang terjadi. Jika apa yang terjadi adalah suatu hal yang memang sudah diduga sebelumnya, dan sesuatu yang memang dicari, orang mungkin tidak terlalu mudah untuk merasa lelah atau menyerah. Mereka yang senang bertanding olahraga misalnya, tentunya sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi kelelahan dan bahkan rasa sakit, sehingga mereka tetap saja bisa menikmati olahraga itu.

Hidup orang Kristen tidaklah jauh berbeda dengan hidup seorang pelari yang berlari menuju ke garis finis. Paulus pernah mengatakan bahwa ia berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah dari Tuhan (Filipi 3: 14). Paulus melupakan apa yang sudah terjadi dan mengarahkan diri kepada apa yang ada di masa depan, yaitu kemuliaan surgawi dari Tuhan. Ini bukannya mudah, karena Paulus juga mengalami berbagai penderitaan dan ancaman dalam hidupnya. Ia bahkan menulis bahwa ada utusan iblis yang mencoba untuk menghancurkan dia. Tiga kali Paulus meminta agar Tuhan membebaskannya dari penderitaan itu, tetapi Tuhan tidak menolong dia.

Dalam ayat diatas, Tuhan menjawab Paulus. Ia berkata bahwa Paulus sudah cukup menerima kasih karunia Tuhan dalam hidupnya. Tuhan juga berkata bahwa apa yang dialami Paulus sebenarnya juga berkat Tuhan yang memungkinkan Paulus untuk bisa menyadari bahwa ia harus bersandar kepada Tuhan saja. Karena itu, dalam penderitaannya, Paulus bisa bersyukur. Ia tahu bahwa kalau ia bisa tetap bertahan, itu karena Tuhan yang menguatkan dia. Seperti seorang pelari, Paulus bisa menerima segala penderitaannya karena ia tahu bahwa Tuhan ingin agar ia menang.

Mungkin saat ini kita mengalami berbagai hal yang membuat jasmani kita lelah. Atau mungkin juga ada persoalan berat yang membuat kita tertekan secara rohani. Itu mungkin berkaitan dengan suasana pandemi saat ini. Kepada siapa kita bisa berseru meminta pertolongan? Jika tidak ada lagi orang yang bisa menolong kita, tentunya hanya Tuhan yang bisa kita harapkan. Seperti Paulus, kita bisa dan harus berdoa memohon pertolongan dari Tuhan. Tidak cukup sekali atau dua kali, kita boleh saja terus berdoa. Tetapi kita harus sadar bahwa dalam penantian kita, Tuhan sebenarnya sudah mendengarkan doa kita dan bahkan tahu apa yang kita paling perlukan. Apa yang paling penting bagi umat Tuhan yang berada dalam kesulitan ialah kesadaran bahwa Tuhan yang mahakasih tidak pernah meninggalkan kita dalam keadaan apapun. Itulah sebabnya Paulus kuat menghadapi segala persoalan hidupnya. Memang dalam kelemahan kita bisa merasakan adanya kuasa Tuhan. Dialah yang membimbing kita sampai kita menyelesaikan semua tugas kita di dunia.

Precious Lord, take my hand
Lead me on, let me stand
I am tired, I’m weak, I am worn
Through the storm, through the night
Lead me on to the light
Take my hand, precious Lord
Lead me home

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s