Tuhan menghendaki keselamatan, bukan kemalangan, untuk umatNya

“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.” Yohanes 15: 16

Judul di atas mungkin bisa disalah-tafsirkan orang yang percaya bahwa Tuhan yang mahakaya akan memberikan kelimpahan dan kenyamanan bagi setiap umatNya. Dalam kenyataannya, banyak orang Kristen yang saat pandemi ini mengalami berbagai penderitaan dan masalah. Karena itu, kita mungkin yakin bahwa Tuhan sudah memilih kita untuk menerima anugerah keselamatan, tetapi agak ragu bahwa Ia akan memberi apa saja yang kita minta. Mengapa Tuhan memilih aku sebagai anakNya jika selama hidup di dunia ini aku sulit untuk mendapatkan apa yang aku inginkan? Mungkinkah aku sebenarnya bukan orang yang benar-benar dipilihNya?

Memang bagi sebagian orang, soal dipilih Tuhan atau tidak adalah hal yang sulit dijawab. Jika Tuhan membiarkan kita merasa yakin akan keselamatan kita, tetapi pada akhirnya menolak kita, itu jelas bisa membuat kita hancur. Tetapi, jika kita merasa yakin bahwa Tuhan memilih kita dan pada akhirnya kita membuat suatu dosa yang besar, bagaimana kita bisa yakin bahwa Tuhan tetap memilih kita?

Alkitab dalam ayat di atas menyatakan bahwa Tuhanlah yang memilih kita dan bukan kita yang memilih Dia. Lebih-lebih lagi, Tuhan memilih kita sewaktu kita masih hidup dalam dosa, bukan ketika kita sudah cukup baik untukNya. Berbeda dengan ajaran-ajaran lain di dunia, apa pun yang kita perbuat tidak akan membuat kita cukup baik untuk Dia yang mahasuci. Standar kesucian Tuhan hanya bisa dipenuhi oleh Tuhan sendiri dan karena itu Yesus perlu datang ke dunia.

“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” Roma 5: 8

Dengan demikian kita tidak perlu kuatir bahwa kasihNya menjadi padam ketika kita gagal untuk melaksanakan firmanNya.

Walaupun demikian, dalam hidup ini selalu ada goncangan lain yang mungkin membuat kita ragu akan kasihNya. Bagaimana kita bisa yakin bahwa Tuhan akan memberikan keselamatan di surga tetapi selama hidup di dunia kita tidak henti-hentinya mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan? Mungkinkah Dia yang sudah menetapkan kita untuk menjadi umatNya juga sudah menetapkan kita untuk mengalami penderitaan, penyakit, kegagalan, kemiskinan dan berbagai masalah?

Jika bencana terjadi di dunia, banyak orangKristen yang juga terkena dampaknya. Dimanakah Tuhan ketika malapetaka terjadi di dunia? Sedihkah Tuhan jika umatNya terkena bencana? Mengapa ia membiarkan mereka yang taat menderita bersama -sama dengan mereka yang murtad? Bagi orang Kristen hal ini adalah pertanyaan yang masih sering timbul. Bahkan, adanya bencana dan malapetaka seringkali membuat hati menjadi kecil karena nampaknya malapetaka bisa terjadi pada siapa saja, dimana saja dan kapan saja. MuUngkinkah Tuhan yang menetapkan keselamatan umatNya juga menetapkan kemalangan bagi mereka?

Satu hal yang harus kita sadari ialah sifat Tuhan yang mahakasih tentulah bertentangan dengan pandangan sebagian agama atau pendapat beberapa pemuka agama, bahwa Dia juga sumber semua malapetaka. Dalam Yohanes 3:16 kita tahu bahwa karena Tuhan mencintai seisi dunia, Ia sudah memberikan jalan keselamatan melalui Yesus Kristus. Dengan kasih yang sedemikian besarnya, tidaklah mungkin bahwa Tuhan bermaksud membiarkan orang-orang atau bangsa-bangsa tertentu untuk menderita jika tidak ada sebabnya.

Kita harus menyadari bahwa karena bumi ini sudah jatuh kedalam dosa, semua makhluk tidak lagi dapat memperoleh ketenteraman. Karena dunia ini adalah dunia yang tidak sempurna, manusia secara perorangan atau kolektif, bisa membuat kesalahan yang bisa mencelakakan orang lain atau dirinya sendiri. Dalam hal ini, kita harus ingat bahwa iblis dengan segala usahanya juga berusaha menghancurkan kehidupan seluruh umat manusia. Tetapi iblis hanya bisa menyentuh umat Tuhan jika Ia mengizinkannya.

Dalam keadaan yang demikian, bagi umat Kristen, satu-satunya pegangan hidup adalah kasih Tuhan yang sudah mengurbankan AnakNya yang tunggal untuk menebus dosa mereka. Karena sedemikian besar kasih Tuhan kepada manusia, Ia pada hakikatnya tidak menginginkan adanya bencana apapun pada diri manusia. Walaupun begitu, karena dosa yang diperbuat manusia, Tuhan bisa memungkinkan terjadinya hal-hal yang tidak menyenangkan sebagai peringatan dan hukuman. Selain itu, dalam berbagai penderitaan orang lebih mau untuk menyercah atau berserah kepadaNya. Tuhan tidak membiarkan kemalangan terjadi pada umatNya tanpa adanya maksud yang baik.

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8: 28

Hari ini, ayat-ayat di atas menyatakan bahwa Tuhanlah yang berhak untuk memilih siapa saja yang dikehendakiNya untuk menerima penyelamatan Yesus Kristus. Ini adalah misteri yang tidak dapat kita mengerti sepenuhnya selama kita hidup di dunia. Mereka yang dipilih Tuhan bukannya cukup baik untuk standarNya, tetapi justru orang berdosa yang mau menerima panggilan kasihNya. Mereka yang terpilih akan dapat merasakan kasih Tuhan dalam setiap saat dan setiap keadaan. Di mana pun mereka berada, dalam segala kelemahan, cacat-cela, dan perjuangan yang ada, mereka selalu mempunyai kerinduan untuk memuliakan Tuhan dan bisa bersyukur atas segala berkat Tuhan dalam hidup mereka. Keselamatan dan kebahagiaan dalam Kristus mungkin sulit terlihat dengan mata manusia, tetapi jelas bisa dirasakan oleh mereka yang sudah menerimanya.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s