Kemerdekaan yang sudah dibayar Yesus

“Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.” Galatia 5: 1

Tanggal 17 Agustus adalah hari kemerdekaan negara republik Indonesia. Sehubungan dengan adanya pandemi, Presiden Jokowi mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk merayakan hari itu secara virtual. Hari kemerdekaan atau hari lahir suatu negara adalah hari yang dianggap penting untuk dirayakan seluruh rakyatnya sekalipun keadaan dunia saat ini kurang baik. Kemerdekaan (freedom) adalah sebuah hal yang didambakan setiap manusia di dunia, dimana pun mereka berada. Untuk menjadi merdeka (free) orang mungkin mau membayar harga apa pun, dan bahkan bersedia berjuang sampai mati.

Memang Tuhan dari mulanya sudah memberikan kemerdekaan kepada manusia ciptaan-Nya di taman Firdaus, dan dengan itu setiap manusia mengerti perlunya hal itu.

“Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas..” Kejadian 2: 16

Tuhan memberikan taman Firdaus kepada Adam dan Hawa untuk tempat hidup mereka, agar mereka bisa menjadi “manager“, yang mengusahakan dan memelihara taman itu. Mereka bebas untuk menjalani hidup mereka dan boleh memakan buah apa saja, kecuali buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

“..tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” Kejadian 2: 17

Jelas bahwa sekalipun kemerdekaan adalah hak azasi manusia; tetapi, dalam kemerdekaan selalu ada kewajiban dan batasan. Sayang sekali, karena Adam dan Hawa melanggar batasan itu, mereka kehilangan kemerdekaan mereka dan jatuh ke dalam belenggu dosa. Oleh karena itu juga, semua manusia adalah makhluk yang berdosa sejak dilahirkan. Dengan demikian, tak ada satu manusia pun yang bisa bebas dari hukuman dosa, yaitu kematian abadi, jika Yesus Kristus tidak datang ke dunia untuk menebus dosa manusia.

Sebagai umat Kristen, kita adalah orang-orang yang sudah dimerdekakan dari belenggu dosa, dan menjadi manusia merdeka, seperti keadaan Adam dan Hawa pada mulanya. Harga kemerdekaan kita tidak mungkin terbayar oleh usaha kita sendiri. Harga yang termahal itu sudah dibayar oleh Tuhan, dengan mengurbankan Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus.

Sekali merdeka, tetap merdeka! Itu adalah harapan kita. Kita harus bersyukur bahwa dengan adanya satu pengurbanan yang sempurna, kita sudah dibebaskan dari belenggu dosa oleh Tuhan. Dengan kemerdekaan itu, kita harus ingat bahwa tidak ada kemerdekaan yang tidak berkaitan dengan tanggung jawab dan kewajiban untuk mempertahankannya. Karena setiap orang yang sudah merdeka, bisa jatuh lagi ke dalam perhambaan dan kehilangan kemerdekaannya, jika tidak berhati-hati dalam hidup dan tingkah lakunya.

Hari ini, kita diingatkan bahwa hidup sebagai manusia yang merdeka bukanlah berarti bahwa kita bisa dan boleh berbuat apa saja yang kita sukai. Kemerdekaan yang benar adalah kemerdekaan dalam batas-batas hukum yang ada. Kemerdekaan yang tanpa batas selalu menimbulkan kekacauan.

Perjuangan bangsa apa pun dalam saat pandemi ini membutuhkan ketaatan dan dukungan rakyat kepada pemerintah yang ada. Segala peraturan yang ditetapkan pemerintah adalah dimaksudkan untuk melindungi rakyat.

Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat. Roma 13: 4

Mereka yang sudah terbiasa melanggar hukum negara atau mengabaikan peraturan pemerintah lambat laun menjadi warga yang tidak dapat menghormati adanya para pemimpin. Mereka kemudian mengambil keputusan atau melakukan tindakan hanya berdasarkan kehendak sendiri.

Seperti itulah hidup orang Kristen yang sudah terbiasa untuk mengabaikan firman Tuhan, lambat laun akan kembali hidup dalam kuasa kegelapan. Hari kemerdekaan bangsa yang kita rayakan hendaknya mengingatkan kita bahwa sebagai orang percaya kita juga adalah warga kerajaan surgawi. Oleh karena itu, dalam hidup di dunia kita harus selalu berusaha hidup dalam kesucian untuk mengasihi Tuhan dan sesama kita.

“Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” Galatia 5: 13

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s