“Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.” 1Korintus 13: 11

Pada zaman pandemi ini banyak orang, di mana pun mereka berada, yang mengalami masalah hidup. Dari adanya pembatasan sosial sampai kepada sulitnya untuk bekerja mencari nafkah, berbagai kesulitan hidup dapat dirasakan oleh siapa pun juga, Karena itu, mungkin banyak orang yang mengalami banyak tekanan jasmani dan rohani terutama jika mereka sudah berkeluarga. Tanggung jawab kita sebagai orang dewasa memang bisa terasa sangat besar dalam situasi yang tidak menentu saat ini.
Masa kanak-kanak mungkin adalah masa di mana kita bebas bermain dengan teman, masa di mana kita tidak perlu memikirkan susahnya mencari rezeki. Teringat bahwa sewaktu kecil saya ingin cepat menjadi dewasa, tetapi setelah mencapai usia tua saya ingin kembali menikmati hidup seperti kanak-kanak yang bebas dari tanggung jawab. Saya ingin menjadi dewasa karena membayangkan hak orang dewasa, tapi saya terkadang ingin kembali menjadi kanak-kanak karena ingin untuk sesekali bebas dari kewajiban orang dewasa. Ini tentu tidak mungkin karena adanya hak selalu disertai dengan kewajiban.
Apa salahnya kalau kita menjadi seperti kanak-kanak yang tidak perlu berpayah-payah memikirkan kebutuhan hidup? Bukankah Yesus berkata bahwa orang yang seperti kanak-kanaklah yang bisa masuk ke surga?
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” Matius 18: 3
Sudah tentu Yesus tidak bermaksud bahwa kita harus hidup seperti anak kecil. Apa yang dimaksudkan oleh Yesus adalah sifat anak kecil yang tulus dan memercayai orang tuanya. Kita harus dengan sepenuhnya percaya kepada Tuhan jika kita memang sudah dipilih sebagai anak-anak Tuhan.
Sebagai anak-anak Tuhan, pertumbuhan hidup rohani terjadi pada tiga masa: masa lalu, masa sekarang, dan masa datang. Di masa lalu, sewaktu kita baru mengalami perjumpaan dengan Kristus dan mengakui bahwa Ia adalah Juruselamat kita, kita menerima anugerah Tuhan yang ajaib. Dari manusia berdosa yang mati secara rohani, kita bisa melihat jalan keselamatan melalui penebusan Yesus.
Dalam hidup orang Kristen, pertumbuhan iman sesudah menjadi pengikut Kristus juga dimungkinkan oleh kasih karunia Tuhan. Roh Kudus sudah diberikan kepada setiap orang percaya untuk bisa membimbing pertumbuhan kedewasaan rohani kita. Tetapi, tanpa adanya kesediaan dan kemauan untuk mempersilakan Roh Kudus memimpin hidup kita, kita tidak dapat tumbuh dalam iman; dan dengan demikian kita tidak bisa menjadi dewasa secara rohani.
Mereka yang belum dewasa secara rohani akan berkata-kata seperti kanak-kanak, akan merasa seperti kanak-kanak, dan berpikir seperti kanak-kanak. Mereka bukanlah contoh orang Kristen yang baik, karena dengan sifat dan pengertian yang “kekanak-kanakan” yang ada, mereka mudah terombang-ambing dalam hidup di dunia.
Tahun demi tahun berlalu, mereka yang sudah menjadi anak-anak Tuhan seharusnya sudah bertumbuh dalam iman. Hidup mereka yang dulunya masih berbau dunia, perlahan-lahan menjadi makin menyerupai Kristus yang mau berkurban untuk orang lain.
“Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.” 2 Korintus 2: 15
Dalam kenyataannya, tidak semua anak Tuhan mempunyai kemauan untuk bertumbuh. Banyak orang Kristen yang pada saat ini cara hidup dan rohaninya tidak berubah banyak dari keadaan di masa lalu, sewaktu mereka baru mengaku percaya kepada Kristus. Oleh karena itu, dalam suasana pandemi saat ini mereka mudah kehilangan pegangan dan cenderung untuk mementingkan kebutuhan diri sendiri. Mereka mungkin tidak sadar bahwa itu bukanlah yang dikehendaki Tuhan. Pengurbanan Kristus yang berbau harum di hadapan Allah adalah terlalu mahal untuk disia-siakan.
Pertumbuhan rohani kita tidak akan berhenti selama kita hidup di dunia. Mempelajari firman Tuhan dan melaksanakannya adalah salah satu kewajiban bagi anak-anak Tuhan untuk bisa tumbuh makin kuat sebagai orang yang dewasa dalam iman. Dengan kedewasaan iman, mereka dapat menghadapi semua tantangan dengan hati yang teguh. Memang kedewasaan dan kesempurnaan yang penuh hanya bisa dicapai setelah kita ada di surga, tetapi dalam kesulitan hidup sekarang ini, haruslah kita selalu berteguh dalam iman hingga kita makin sempurna sampai saatnya Tuhan memanggil kita.
“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” Matius 5: 48