Dari mana datangnya iman?

“Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.” Yakobus 2: 22

Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati. Begitu bunyi sebuah pantun lama yang sangat dikenal masyarakat sejak dulu. Agaknya itu ada benarnya jika seorang pemuda merasa tertarik ketika melihat seorang pemudi, dan perasaan itu berkembang menjadi rasa cinta. Serupa dengan itu seorang pemudi yang melihat seorang pemuda bisa juga mengalami apa yang dikenal sebagai “cinta pada pandangan pertama”. Memang sebagian orang yakin akan kebenaran pantun itu, setidaknya dalam sebuah film drama.

Jika rasa cinta mungkin dengan mudahnya datang setelah kita berjumpa dengan seseorang yang dirasakan “cocok”, bagaimana pula dengan iman? Iman mungkin dapat diartikan sebagai rasa cinta kita kepada Tuhan yang datang setelah kita merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Tidaklah mengherankan jika ada orang-orang yang yakin bahwa iman mereka muncul karena mendengarkan khotbah tertentu, pergi ke gereja tertentu, memperoleh berkat tertentu, atau mendapatkan pengalaman tertentu. Mereka mungkin merasa “cocok” dengan Tuhan karena apa yang dialami.

Bagi mereka yang kurang paham, memang hal percaya kepada Tuhan kelihatannya mudah dilakukan oleh umat Kristen. Untuk bisa digolongkan sebagai orang beriman, sebagian orang mungkin mengira bahwa mereka cukup mengakui bahwa Tuhan itu ada, dan mengakui di depan orang lain bahwa Ia adalahTuhan yang mahakasih dan mahakuasa. Walaupun demikian, orang lain mungkin berpandangan bahwa untuk bisa dikenal Tuhan sebagai umat-Nya mereka harus bisa berbuat berbagai amal kebaikan . Benarkah begitu? Tentu tidak!

Iman bukanlah usaha manusia, tetapi adalah pemberian Tuhan. Iman adalah salah satu pernyataan kasih Tuhan yang tidak mudah dimengerti. Mengapa Tuhan yang mahabesar mau memberikan iman kepada manusia yang berdosa? Karena kasih-Nya kepada manusia, Tuhan ingin agar manusia bisa mengerti arti pengurbanan Kristus sehingga manusia mau menerima Yesus sebagai juruselamat mereka. Tuhan mengaruniakan iman yang membawa keselamatan menurut kehendak-Nya supaya tidak ada orang yang bisa menyombongkan diri atas iman yang dimilikinya.

“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” Efesus 2: 8 – 9

Walaupun setiap orang yang sudah menerima Yesus tentunya diselamatkan karena adanya iman, Tuhanlah yang menentukan seberapa besar iman yang ada. Iman yang besar memang membawa keuntungan dalam menghadapi tantangan kehidupan, tetapi setiap orang harus bersyukur atas iman yang dimilikinya dan memakainya dalam hidup sehari-hari.

“Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.” Roma 12: 3

Dengan demikian, kekaguman kita kepada orang Kristen yang terlihat baik hidup dan tingkah lakunya adalah keliru, sebab kita sebenarnya harus kagum dan bersyukur atas besarnya kasih anugerah Tuhan yang menyempurnakan iman orang itu.

Dari ayat pembukaan di atas, kita harus menyadari bahwa karena iman yang membawa keselamatan itu datang dari Tuhan, kita harus senantiasa bersyukur kepada-Nya dalam setiap keadaan. Kita yang beriman seharusnya memakai dan memeliharanya agar iman itu tetap hidup dan makin lama makin bertumbuh dalam kasih Tuhan, dan itu akan terlihat dari apa yang kita lakukan untuk menunjukkan rasa syukur kita kepada Dia.

Iman yang tidak selalu disertai kehidupan yang penuh rasa syukur kepada Tuhan, dan iman yang tidak memuliakan Tuhan dalam segala perbuatan, adalah iman yang lambat laun akan menjadi mati. Sebaliknya, iman yang disertai dengan kepercayaan penuh bahwa anugerah Tuhan adalah cukup untuk kita, akan bertumbuh dan menjadi makin sempurna dalam Tuhan. Biarlah kita mau menyatakan iman kita dalam segala segi kehidupan kita sehingga kemenangan Kristus atas maut dapat lebih makin terasa dalam hidup ini!

“Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian, karena imanmu makin bertambah dan kasihmu seorang akan yang lain makin kuat di antara kamu.” 2 Tesalonika 1: 3

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s