Hal penampilan untuk ke gereja

Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel: ”Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.”1 Samuel 16: 7

Bagi oramg Kristen, pergi ke gereja adalah untuk berbakti kepada Tuhan secara bersama. Kebaktian gereja pada umumnya diisi dengan puji-pujian, persembahan dan doa kepada Tuhan serta mendengarkan firman-Nya. Dengan demikian, orang Kristen percaya bahwa Tuhan sendiri hadir di tengah perhimpunan mereka. Seperti Bait Allah orang Yahudi pada zaman Perjanjian Lama, gedung gereja di zaman ini juga dikenal sebagai Rumah Tuhan. Walaupun demikian, beda yang jelas antara Bait Allah dan Rumah Tuhan adalah adanya ruang kudus dan mahakudus di Bait Allah, ruang mana tidak dijumpai di Rumah Tuhan atau gedung gereja di zaman ini. Jika dulu hanya para imam yang dapat memasuki ruang kudus dan hanya imam besar yang boleh memasuki ruang mahakudus, sekarang kita bebas untuk menjumpai Tuhan di gereja secara langsung.

Kematian Yesus di kayu salib membuka kesempatan bagi setiap orang percaya untuk bisa bebas berkomunikasi secara langsung dengan Tuhan kapan saja dan di mana saja. Lebih dari itu, karena Roh Kudus yang diam dalam hati kita, tubuh kita adalah rumah Tuhan juga (1 Korintus 3: 16). Walaupun demikian, gedung gereja adalah tempat yang dipakai umat Kristen untuk bersama-sama berbakti kepada-Nya. Kebaktian gereja dengan demikian bukanlah sekedar pertemuan sosial antar umat Kristen. Oleh karena itu, sering dipertanyakan bagaimana orang Kristen seharusnya berpakaian untuk ke gereja untuk menemui Tuhan, Raja segala raja. Kelihatannya hal penampilan bukanlah soal besar, tetapi ini sering menimbulkan kebingungan dan perdebatan di antara orang Kristen.

Ayat di atas menunjukkan bahwa Tuhan tidaklah seperti manusia yang melihat apa yang di depan mata, karena Tuhan melihat apa yang ada dalam hati kita. Berdasarkan ayat ini, banyak orang Kristen yang pergi ke gereja dengan memakai pakaian seadanya, yang mungkin tidak bisa atau kurang pantas untuk dipakai untuk ke sekolah, ke kantor, apalagi untuk menjumpai pimpinan negara. Mereka berpendapat bahwa kesetiaan seorang pengikut Allah tidak diukur dengan pakaian apa yang terlihat dari luar, tetapi dengan apa yang ada dalam hati dan hidup mereka.

Alkitab tidak memuat perintah yang mengatur jenis pakaian yang harus dikenakan untuk pergi ke gereja. Apa yang disampaikan Alkitab adalah perlunya kesopanan serta pernyataan perbedaan gender. Paulus pernah berbicara kepada wanita Kristen pada zamannya tentang pakaian dan menyatakan bahwa ia ingin mereka menunjukkan pakaian yang sopan dan sepantasnya, bukan dengan rambut dikepang atau emas atau mutiara atau pakaian mahal, tetapi dengan memperlihatkan perbuatan baik, seperti yang diharapkan dari orang yang mengaku menyembah Tuhan (1 Timotius 2: 9–10). Baik wanita maupun pria yang menyembah Tuhan harus berpakaian pantas, dan pilihan pakaian mereka harus mencerminkan kerendahan hati dan bukannya kesombongan; ketertiban dan bukannya kecerobohan; sopan dan bukannya tidak senonoh; sepantasnya dan bukannya berlebihan.

Secara alkitabiah, setiap orang harus mengenakan pakaian yang menunjukkan perasaan hatinya. Dalam hal ini, kita perlu mengingat bahwa jika kita ke gereja, kita ingin menyampaikan berbagai permohonan dengan bersyukur kepada Dia yang mahakuasa dan mahakasih (Filipi 4: 6). Dalam hal ini, kita perlu berhati-hati. Mereka yang hidup dalam kelimpahan mungkin saja terjebak dalam rasa sombong dan karena itu memakai segala pakaian, perhiasan dan kendaraan yang serba mewah. Mungkin mereka berpikir bahwa untuk menemui Tuhan mereka harus tampil dalam keadaan yang terbaik. Selain itu, mereka mungkin berharap akan mendapat perhatian khusus dari orang lain, tanpa menyadari bahwa hal ini bisa membuat orang lain merasa canggung atau tersudut.

Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk, dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: ”Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!”, sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: ”Berdirilah di sana!” atau: ”Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!” Yakobus 2: 2-3

Ayat pembukaan kita menyatakan bahwa Tuhan melihat apa yang ada dalam hati umat-Nya. Bukan penampilan jasmani yang utama, tetapi apa yang benar-benar ada dalam hati umat-Nya, yaitu rasa hormat dan syukur kepada Tuhan yang mahakuasa dan mahakasih. Dengan demikian, penampilan kita secara jasmani bukannya tidak perlu, tetapi haruslah mencerminkan apa yang ada dalam hati kita. Penampilan bukan untuk meninggikan diri sendiri, tetapi untuk memuliakan Tuhan. Penampilan bukannya mengabaikan apa yang baik dan pantas menurut kemampuan kita, karena dari apa yang terlihat orang lain bisa membuat mereka sadar akan kemurahan dan perlindungan Tuhan kepada umat-Nya.

“Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.” 1 Korintus 10: 31

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s