“TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: ”Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” Kejadian 2:15-17 TB

Lagu anak-anak dari Jawa Tengah, ”Dhondhong apa salak”, mempunyai peranan yang penting dalam pendidikan anak-anak karena di dalam lagu dolanan tersebut terdapat nilai-nilai dan simbol-simbol kehidupan yang dapat dijadikan tuntunan. Tidaklah mengherankan bahwa syair lagu ini sudah pernah diselidiki dan diterbitkan dalam beberapa makalah pendidikan sekolah dasar. Syair lagu itu berbunyi seperti berikut:
Dhondhong apa salak, dhuku cilik-cilik
Ngandhong apa mbecak, m’laku timik-timik
Dhondhong apa salak, dhuku cilik-cilik
Ngandhong apa mbecak, m’laku timik-timik
Atik ndherek Ibu tindak menyang pasar
Ora pareng rewel ora pareng nakal
Ibu mengko mesthi mundhut oleh-oleh
Kacang karo roti Atik dhiparingi
Dhondhong apa salak, dhuku cilik-cilik
Gendhong apa pundhak aja ngithik-ithik
Bagi anda yang tidak pernah belajar atau memakai bahasa Jawa, tentu syair di atas kurang dapat di mengerti. Tetapi, secara ringkas syair itu menampilkan berbagai opsi yang harus dipilih seorang anak:
- Boleh memilih makan buah kedondong, salak atau duku. Buah duku adalah kecil dibandingkan dengan buah yang lain.
- Boleh memilih naik andong, becak atau berjalan kaki. Berjalan kaki adalah lambat dibandingkan dengan naik andong atau becak.
- Boleh memilih digendong di pinggang atau duduk di pundak, asal tidak tidak menggelitik si penggendong.
- Pilihan antara menurut nasihat ibu atau mengabaikannya sewaktu ibu ke pasar. Jika tidak nakal ibu akan memberi oleh-oleh.
Memilih adalah mandat dan kemampuan manusia. Dari mulanya, Adam dan Hawa mendapat mandat untuk memelihara taman Eden dan kebebasan untuk makan buah apa saja kecuali satu, yaitu “buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat”. Sayang sekali bahwa Adam dan Hawa gagal untuk menggunakan kebebasannya. Karena pelanggaran mereka, seluruh umat manusia sudah jatuh ke dalam dosa dan karena itu makin sulit bagi mereka untuk memilih apa yang baik. Manusia sudah rusak sedemikian rupa sehingga sekalipun nampaknya merdeka, sudah jatuh dalam kungkungan dosa. Ini bukan berarti bahwa manusia sudah rusak sama sekali sehingga ia sama sekali tidak dapat membedakan yang baik dari apa yang jahat. Tetapi, tanpa bimbingan dan pengarahan Tuhan pastilah manusia akan mengalami kesulitan dan tidak akan mempunyai harapan untuk keselamatan.
Lagu “Dhondhong apa salak”” memberi pesan bahwa kita harus mau memilih, dan memilih apa yang baik. Memang kebebasan tanpa batas sering kali mendatangkan kekacauan. Ini bukan saja terjadi pada anak-anak, tetapi juga di kalangan orang dewasa. Jika manusia hanya mementingkan kegembiraan dan kepuasan pribadi, pada akhirnya mereka akan melakukan hal-hal yang tidak baik. Kemerdekaan dari dosa yang sudah diberikan Tuhan, bukan berarti kesempatan untuk membuat dosa baru. Sebaliknya, pengampunan yang sudah kita terima dari Tuhan seharusnya membuat kita sadar bahwa hidup kita makin lama harus makin baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan Tuhan,
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Roma 6: 1
Sebagai orang yang sudah diberi pencerahan oleh Roh Kudus, dan oleh karena karuniaNya kita sudah menerima pengampunan, pengertian kita akan kebebasan seharusnya diperbarui hari demi hari. Sekalipun kita melihat bahwa ada banyak hal menarik yang dapat kita pilih, hidup yang sudah disucikan oleh darah Kristus akan memilih untuk meninggalkan dosa lama dan menjalani hidup sesuai dengan firman-Nya. Karena kasih karunia Tuhan, kita akan makin sadar bahwa dalam hidup baru yang kita terima kita harus bisa memakai kebebasan kita untuk memilih Dia di atas segala yang terlihat memikat di depan mata.
“Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus” Filipi 1: 9-10