“Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan, yaitu kita, yang telah dipanggil-Nya bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara bangsa-bangsa lain” Roma 9: 22-24

Sewaktu saya masih berkantor di Sydney, saya sering melihat seseorang yang membawa sebuat plakat yang bertuliskan “Bertobatlah agar kamu tidak ke neraka”. Orang ini berdiri di persimpangan dekat City Hall dan semua orang tentunya tahu bahwa ia bermaksud untuk mengabarkan Injil. Injil adalah kabar baik, tetapi pesan orang itu mungkin ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh sebagian orang. Maklum, sebagian orang menolak adanya Tuhan atau adanya neraka. Konsep neraka agaknya bukan kabar baik untuk banyak orang.
Bagi kita, adanya neraka dan surga merupakan kabar baik. Itu karena orang yang sudah diselamatkan melalui darah Yesus tidak akan pergi ke neraka setelah meninggalkan dunia ini. Walaupun demikian, sebagian orang Kristen masih merasa ragu akan jaminan keselamatan Tuhan. Itu karena adanya ayat di atas, ada beberapa ayat lain dalam Alkitab yang menyatakan bahwa Allah sudah menentukan siapa yang ke surga dan siapa yang ke neraka sejak awalnya, karena Ia ingin menyatakan kasih-Nya kepada mereka yang dipilih-Nya. Ini bisa membuat sebagian orang Kristen berpikir apakah ia atau seorang yang dikenalnya memang termasuk golongan yang sudah “ditakdirkan” untuk ke neraka. Ini tentu saja bisa menimbulkan rasa gelisah dan sedih kepada mereka yang berharap bahwa Tuhan sudah menakdirkan mereka untuk ke surga.
Haruskah orang Kristen percaya bahwa Tuhan menakdirkan manusia ke neraka? Konsep Tuhan yang mahakasih sering dianggap bertentangan dengan adanya neraka. Tetapi kita harus sadar bahwa karena Tuhan adalah mahasuci, semua manusia seharusnya dihukum untuk pergi ke neraka. Jika ada orang yang diselamatkan itu berarti Tuhan mengampuni dosa mereka yang sebenarnya tak terampuni.
Alkitab menegaskan bahwa Allah mengatur apa yang ada di alam semesta. Jadi hidup dan dosa manusia tidaklah di luar pemeliharaan Tuhan yang mengatur segalanya. Tetapi hal predestinasi, pemilihan dan panggilan keselamatan merujuk pada karunia yang dibagikan Allah kepada orang-orang pilihan-Nya. Alkitab tidak menekankan kebalikannya: takdir ke neraka, penetapan untuk gagal, atau panggilan untuk berbuat dosa. Tuhan tidak membuat manusia berdosa, tetapi setiap orang sudah berdosa sejak lahir. Kita mengakui bahwa Tuhan memang mengeraskan hati Firaun (Keluaran 7: 3), namun Firaun bertindak sesuai dengan kapasitas alami dan kehendak bebasnya untuk melakukan kejahatan, sementara Tuhan mengarahkan tindakan jahatnya untuk mencapai tujuan-Nya. Dalam pengertian ini, tidak ada yang ada di luar kendali Allah.
Tentu saja bagi sebagian orang, mengapa dan bagaimana Tuhan sejak mulanya memilih orang yang akan diselamatkan dan orang yang akan dihukum adalah sebuah teka-teki yang sulit dipecahkan. Namun kita harus meninggalkan usaha untuk memahami hal yang misterius ini. Tuhan itu baik. Tuhan adalah kasih. Dan Dia bertindak dari adanya kelimpahan kebaikan dan kasih-Nya untuk memberikan kehidupan. Penyebab penghukuman kita adalah dosa kita. Hanya kesabaran dan kasih karunia ilahi yang mencegah adanya penghakiman terakhir bagi kita (Rom 2: 4). Tuhan tidak menyebabkan dosa; manusia sendiri yang melakukannya. Sebaliknya, Tuhan melakukan regenerasi hati pada siapa saja yang dikasihi-Nya sehingga mereka dapat mengalami kasih karunia ilahi yang melampaui kapasitas alami mereka. Dalam hal ini kita tidak tahu atau bisa memastikan apakah orang tertentu memang termasuk dalam pilihan-Nya.
Jadi, adanya predestinasi adalah berhubungan erat dengan kasih karunia Tuhan. Itulah yang pada saatnya bisa dirasakan dan diyakini oleh setiap orang yang sudah dipilih-Nya, sekalipun keselamatannya mungkin masih dipertanyakan oleh orang lain. Oleh karena itu, orang yang percaya bahwa dirinya sudah diselamatkan seharusnya tetap giat mengabarkan kabar baik ke seluruh penjuru dunia. Kita tidak bisa berkata bahwa orang itu, golongan itu atau bangsa itu sudah ditentukan Tuhan untuk ke neraka. Bagi kita tidak ada istilah “Tuhan menakdirkan manusia ke neraka” karena dosa tanpa pertobatanlah yang menyebabkan penghukuman atas manusia.
Jika kita sekarang berusaha untuk menjadi makin sempurna dalam Kristus selama hidup di dunia, itu menandakan bahwa Roh Kudus bekerja dalam hidup kita, dan kita harus yakin bahwa kita sudah diselamatkan. Tetapi perbuatan baik apa pun yang kita lakukan bukanlah yang menyelamatkan kita. Hanya kasih karunia cuma-cuma yang menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita, dan itu melalui iman di dalam Kristus Yesus yang memperkenalkan kebenaran-Nya kepada kita melalui Roh Kudus.