Yesus adalah Allah yang menyertai kita

“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” yang berarti: Allah menyertai kita. Matius 1: 23

Sekitar dua minggu lagi kita akan merayakan hari Natal, hari yang dipilih oleh sebagian besar orang Kristen untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus. Seminggu setelah hari Natal, tahun baru akan datang. Dengan demikian, masih ada cukup waktu bagi siapa saja untuk mulai menganalisa hidup kita selama setahun ini. Sudahkah anda merasa tenteram dalam hidup anda? Yakinkah anda bahwa hari-hari mendatang akan dapat anda hadapi dengan keteguhan hati?  Masih adakah perasaan bahwa dengan adanya berbagai persoalan seperti pandemi, ekonomi, studi, kesehatan dan keluarga, anda mungkin harus menerima kenyataan bahwa hidup ini terlalu sulit untuk dijalani?

Pada pihak yang lain, jika kita sempat mengunjungi berbagai kompleks pertokoan, tentu kita bisa melihat bahwa orang mulai sibuk dengan persiapan menyongsong hari Natal. Pusat perbelanjaan di mana pun saat ini mulai dipenuhi banyak pengunjung. Dengan berjubelnya pusat pertokoan, terkadang saya heran mengapa begitu banyak orang yang kelihatannya ikut merayakan hari Natal. Benarkah mereka mengerti makna Natal? Ataukah mereka hanya merayakan hari Natal sebagai suatu kebiasaan turun temurun saja? Tentu saja mereka yang mengaku Kristen mengerti bahwa perayaan Natal adalah perayaan hari kelahiran Yesus. Tetapi, siapakah Yesus itu untuk diri mereka pribadi? Apakah Yesus tetap relevan untuk kehidupan mereka, sedangkan mereka yang tidak ke gereja kebanyakan berdalih bahwa gereja sudah tidak cocok untuk kehidupan zaman sekarang?

Memang kekristenan di zaman ini menghadapi serangan yang luar biasa dari segala penjuru. Bukan saja pertumbuhan agama-agama lain menyebabkan mereka yang dulunya lahir dan hidup dalam lingkungan Kristen, sekarang tertarik untuk pergi “shopping” mencari apa yang lebih menarik. Kemajuan teknologi memang bisa membuat manusia seolah bisa menentukan nasibnya sendiri. Nasibku ada ditanganku, begitu banyak orang berpikir. Belum lagi adanya banyak orang terkenal yang mengajarkan cara hidup yang dikatakan akan membawa keberhasilan dan kebahagiaan tanpa perlu untuk menaati ajaran-ajaran keagamaan atau mengenal Tuhan. Tidaklah mengherankan, bagi banyak orang Yesus hanyalah tokoh sejarah dan bukan Anak Allah.

Ayat di atas adalah ayat yang sering dibacakan di gereja pada minggu-minggu menjelang Natal. Ayat yang signifikan karena setidaknya dua hal. Yang pertama adalah bahwa Yesus memang lahir sebagai manusia dan karena itu Ia adalah manusia yang bisa mengerti kebutuhan kita dengan sepenuhnya. Yang kedua, Yesus dilahirkan sebagai pernyataan kasih Allah yang ingin agar manusia menyadari bahwa dalam Yesus manusia dapat menemukan Dia.

Tuhan yang menjadi manusia adalah Tuhan yang bisa dan mau menolong kita. Tuhan kita bukanlah yang jauh disana, yang dalam kebesaran-Nya membiarkan manusia untuk berjuang seorang diri di dunia, dan yang mengharuskan manusia untuk bisa mencapai derajat kesucian yang bisa diterima oleh-Nya. Untuk mereka yang hidup di negara dimana ha ri Natal dirayakan, acara-acara dan hiasan-hiasan Natal yang sudah bermunculan sejak awal bulan Desember adalah sesuatu yang berkesan indah. Walaupun demikian, adanya perayaan Natal untuk sebagian orang adalah sesuatu yang kurang dapat dinikmati, dan malahan bisa menimbulkan rasa susah dan masygul. Tuhan tahu bahwa manusia yang lemah dan berdosa ini, tidaklah bisa untuk mencapai kebahagiaan yang kekal.

Hari Natal umumnya dirayakan bersama teman, sanak atau keluarga. Tetapi mereka yang tidak mempunyai siapa pun dalam hidup mereka, mungkin merasakan betapa sepinya Natal ini. Mereka yang sedang sakit, mereka yang dalam kekurangan, penderitaan maupun kesusahan, mungkin juga harus melewati Natal dalam kesunyian. Adalah kenyataan bahwa Natal bagi sebagian orang malahan bisa membawa kesedihan yang mendalam.

Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan adanya hubungan dengan orang lain dan adanya orang lain di sekitarnya. Dari awalnya Tuhan Sang Pencipta tahu kebutuhan ciptaan-Nya; Ia tidak menghendaki manusia merasa sendirian dan kesepian. Begitulah dalam hidup di dunia ini, setiap manusia seharusnya memberi dukungan dan penyertaan orang-orang yang mereka cintai. Namun dukungan manusia adalah terbatas; dan kalaupun ada, belum tentu bisa cukup atau langgeng.

Ayat divatas memberikan jaminan kepada setiap orang Kristen bahwa apavpun yang  mereka alami, Yesus yang lahir di bumi sebagai manusia dapat mengerti dan ikut merasakannya. Ayat itu juga memberi keyakinan baru kepada siapa pun yang merasa lemah dan kuatir untuk menghadapi masa depan, bahwa Yesus Anak Allah akan menyertai mereka dalam setiap keadaan. Apa yang perlu kita persiapkan dalam menghadapi Natal adalah hati kita, agar kita tetap berpegang pada iman bahwa Imanuel itu benar-benar berarti Allah menyertai kita.

Yesus yang datang ke dunia pada hari Natal adalah seorang pendamping manusia yang lebih dari siapa pun yang ada disekitar kita. Ia adalah Tuhan dan karena itu kemampuan-Nya tidak ada batasnya. Yesus sudah membuktikan kesetiaan-Nya sampai mati di kayu salib untuk ganti dosa kita, karena itu tidak mungkin kalau kasih-Nya kurang dari itu. Yesus juga Tuhan yang lahir dalam bentuk manusia biasa, karena itu tidak mungkin kalau Ia tidak tahu dan tidak bisa merasakan penderitaan kita.

Pagi ini kita diingatkan bahwa Yesus yang lahir pada hari Natal adalah Tuhan yang Mahakuasa, Mahakasih, Mahatahu dan Mahabijaksana. Karena itulah Ia dinamakan Imanuel, sebab Ialah Tuhan yang benar-benar bisa mendampingi, menyertai kita dalam setiap keadaan kita. Ia menyertai kita bukan hanya kadang-kadang, dan bukan saja pada saat-saat tertentu, tetapi setiap saat dan untuk selama-lamanya. Jika kita saat ini merasa sendirian dalam hidup dan perjuangan kita, biarlah dengan iman kita percaya bahwa Yesus, Imanuel, tidak pernah meninggalkan kita.

“Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28: 20b

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s