“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” Roma 3: 23 – 24

Beberapa minggu terakhir ini semua shopping centre di Australia mulai dibanjiri orang yang mencari hadiah Natal untuk sanak keluarga dan teman baik. Hiruk pikuk orang yang berbelanja bisa membuat orang yang tidak terbiasa dengan suasana menjelang Natal menjadi pusing kepala, apalagi jika memikirkan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli hadiah.
Sebenarnya, mungkin hampir separuh dari hadiah Natal itu tidak dibutuhkan oleh orang yang diberi hadiah. Karena itu, setelah hari Natal dan Tahun Baru, banyak hadiah yang dibuang atau disumbangkan kepada badan-badan sosial. Dalam hal ini, anjing atau kucing yang dibeli orang untuk dijadikan sebagai hadiah, adalah makhluk yang paling malang. Itu karena banyak di antaranya yang kemudian diberikan kepada badan penyayang binatang untuk dijual lagi, karena orang yang menerima hadiah itu tidak sanggup untuk memeliharanya.
Bagi banyak orang, hari Natal adalah hari yang menguras uang. Karena kebanyakan orang membeli barang-barang dengan menggunakan kartu kredit, jumlah orang yang terbelit hutang pada awal tahun mendatang cukuplah besar. Tidak ada barang yang gratis di dunia, karena kita harus membayar untuk memperoleh sesuatu. Untuk memperoleh apa yang betul-betul bisa menjadi milik kita pribadi, kita harus bekerja untuk memperolehnya atau membayar harganya dengan suatu pengurbanan.
Keyakinan bahwa tidak ada yang gratis di dunia itu jugalah yang sering membuat orang sukar percaya bahwa keselamatan tidak mungkin diperoleh manusia tanpa berbuat sesuatu. Jika ayat di atas mengatakan bahwa orang Kristen sudah dibenarkan dan memperoleh keselamatan dengan cuma-cuma, itu adalah sesuatu yang sulit dimengerti orang yang mempunyai kepercayaan lain. Karena itu, banyak orang beragama yang percaya bahwa keselamatan di surga hanya bisa dicapai dengan hidup baik dan perbuatan baik.
Jika dikatakan bahwa keselamatan itu barang yang dapat diperoleh di mana-mana oleh siapa pun secara gratis, itu sesungguhnya tidak benar. Keselamatan dari murka Allah tidaklah ada yang bisa memadamkannya. Ia yang mahakuasa tidak mungkin bisa dipengaruhi oleh manusia dan segala usaha mereka. Tetapi, kemarahan Tuhan hanya bisa dihentikan oleh-Nya sendiri, dan itu karena kasih-Nya. Ia ingin menyelamatkan manusia dan untuk itu Ia sudah turun ke dunia, membayar dengan harga tertinggi dengan kematian Yesus di kayu salib.
“Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.” 1 Korintus 7: 23a
Jika ada manusia yang ingin membeli keselamatan dengan usaha sendiri ada beberapa hal praktis yang menghalanginya. Yang pertama, bagaimana mungkin ia bisa menebus dosanya dengan hidup suci atau sering berbuat baik jika ia tetap berbuat dosa setiap hari? Tuhan yang mahasuci tidak akan dapat menerima apa yang tidak benar-benar suci. Apa pun yang dipandang baik oleh manusia, dalam kenyataannya sudah terkontaminasi dosa.
Kedua, jika ada orang yang ingin membeli keselamatannya dengan memberi persembahan harta kepada Tuhan, ini pun sia-sia. Mungkinkah Tuhan mau menerima tebusan materi yang sebenarnya adalah milik Tuhan sendiri, apalagi jika apa yang dipersembahkan sebagai tebusan tidak mungkin sebesar dosa yang seharusnya membawa kematian? Jelas, kita hanya bisa diampuni jika ada orang yang bisa menggantikan kita untuk menerima hukuman Tuhan. Dan orang yang bisa menebus dosa kita haruslah tidak mempunyai dosa.
Alkitab menyatakan bahwa Tuhan sendiri harus menggantikan manusia dalam menanggung hukuman dosa.
“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” Roma 5: 8
Hari ini, jika kita memikirkan masa depan kita, patutlah kita bersyukur bahwa Allah sudah mengirimkan Yesus Kristus untuk menebus kita selagi kita masih dalam dosa. Allah tidak menuntut kita untuk memiliki kesucian atau persembahan yang besar untuk bisa diselamatkan. Ia tahu bahwa sebagai manusia kita tidak mungkin untuk memenuhi standar-Nya. Kita yang sudah menerima hadiah keselamatan ini patutlah bersyukur setiap hari dengan memuliakan-Nya dan membagikan kasih-Nya kepada setiap orang.
“Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” Kolose 3: 17