“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” Kejadian 50: 20

Ayat di atas adalah ucapan Yusuf kepada saudara-saudaranya yang menyatakan bahwa mereka ingin menjadi budak Yusuf setelah ayah mereka meninggal dunia. Mereka takut jangan-jangan Yusuf akan melampiaskan rasa dendamnya atas perlakuan mereka terhadap Yusuf sebelum dijual ke tanah Mesir. Tetapi Yusuf menjawab bahwa ia tidak mempunyai rasa dendam karena Tuhan sudah menggunakan apa yang jahat yang diperbuat saudara-saudaranya untuk mencapai rencana-Nya, yaitu untuk membuat mereka menjadi bangsa Israel.
Saudara-saudara Yusuf melakukan apa yang tidak disenangi Tuhan, tetapi Tuhan bukanlah penyebabnya. Tuhan tahu apa yang akan terjadi, tetapi bukanlah penyebab semua hal yang terjadi di dunia. Dalam hal ini, Tuhan adalah Oknum yang mahakuasa yang memegang kontrol. Tuhan yang mengizinkan terjadinya apa yang buruk di dunia, bisa membuatnya menjadi apa yang baik sesuai dengan rancangan besar-Nya.
Saat ini, pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun adalah sesuatu yang sangat jahat. Apa penyebabnya dan siapa yang bertanggung jawab atas munculnya virus corona, belumlah diketahui. Bagaimana cara mengatasi pandemi ini juga belum ditemukan. Hal ini membuat semua orang di dunia ikut prihatin. Salah satu pertanyaan rumit yang sering muncul jika ada hal-hal semacam ini adalah mengapa itu harus terjadi jika Tuhan itu ada. Apakah Tuhan yang membuat malapetaka ini, atau apakah semua itu adalah kehendak-Nya?
Kebanyakan disaster yang terjadi di dunia ini bisa dicari sebabnya. Ilmu pengetahuan sudah sedemikian maju sehingga kita bisa mengerti mengapa bencana alam, kecelakaan dan berbagai malapetaka bisa terjadi. Kita juga tahu bahwa tidak semua bencana bisa dihindari. Tidak ada bencana yang terjadi tanpa sebab; tetapi, masalahnya adalah mengapa Tuhan membiarkan itu terjadi. Tuhan yang mahakuasa seharusnya bisa mencegah hal itu. Dengan demikian, ada orang yang beranggapan bahwa terjadinya bencana atau malapetaka membuktikan tidak adanya Tuhan.
Sekalipun kita percaya bahwa Tuhan itu ada, pergumulan hidup yang berat bisa menimbulkan berbagai keraguan:
- Apakah Tuhan itu mahakasih tetapi tidak mahakuasa?
- Apakah Tuhan itu mahakuasa tetapi tidak mahakasih?
- Apakah Tuhan itu mahakuasa dan mahakasih tetapi tidak mahaadil?
- Apakah Tuhan sekarang ini sudah mengabaikan ciptaan-Nya?
Karena adanya dosa, dunia yang diciptakan Tuhan sudah menjadi dunia yang harus kita diami dengan menghadapi berbagai masalah. Bencana dan masalah besar sering terjadi sebagai bagian dinamika alam semesta dan mungkin juga kesalahan manusia. Tetapi, bagi Tuhan yang mahakasih, penderitaan manusia belum tentu merupakan sesuatu yang dibuat oleh-Nya atau apa yang sesuai dengan kehendak-Nya. Sebaliknya, jika hidup di dunia masih dapat tetap berjalan dan tidak hancur berantakan, pastilah itu karena adanya pemeliharaan dan kasih Tuhan. Dengan demikian, Tuhan yang selalu menjagai seluruh ciptaan-Nya adalah Tuhan yang hidup, yang mahakuasa, mahakasih dan mahaadil.
Malapetaka bisa terjadi karena dosa dan kesalahan manusia yang kurang bisa mengantisipasi kemungkinan datangnya hal-hal itu. Dalam dunia manusia bisa memilih prioritas hidup, tetapi mereka yang hidup sesuai dengan kehendak-Nya, akan bekerja dengan sebaik-baiknya untuk mengatasi tantangan hidup, baik yang ada sekarang, maupun yang bisa terjadi di masa depan.
Walau hal-hal yang jahat bisa terjadi di dunia, Tuhan tetap mencintai anak-anak-Nya dan tidak mengizinkan malapetaka datang tanpa alasan. Tuhan jugalah yang mau memberi mereka ketabahan. Adanya bencana justru seharusnya membuat manusia makin sadar bahwa segala sesuatu terjadi sesuai dengan rencana Tuhan sekalipun bencana itu bukan apa yang dikehendaki-Nya.
Tuhan yang menciptakan taman Firdaus dulu, tidak pernah berubah sifat-Nya. Namun kadangkala Ia mengizinkan kita mendapat pelajaran dari pengalaman kita, barangkali agar kita bisa lebih menurut kepada pimpinan-Nya dan tidak mengandalkan pikiran dan pilihan kita sendiri. Mungkin juga Tuhan memakai kejadian seperti itu untuk menggerakkan anak-anak-Nya untuk lebih bijaksana dalam hal menggunakan berkat-berkat-Nya yang sudah ada, dan lebih bisa untuk mengasihi mereka yang lagi menderita.
Pagi ini, kita tahu mengapa ada bencana di bumi, tetapi tidak ada seorang pun yang tahu dengan pasti apa maksud Tuhan jika hal-hal yang buruk terjadi pada hidup anak-anak-Nya. Jalan pikiran-Nya tidak terjangkau manusia dan rencana-Nya tidak dibatasi oleh waktu. Hanya satu hal yang kita tahu, rencana Tuhan pasti terjadi pada waktunya, dan maksud Tuhan adalah selalu baik untuk umat-Nya. Tuhan kita adalah Tuhan yang mahakuasa, mahakasih dan mahabijaksana!
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8: 28