“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Kejadian 1: 27

Pada saat virus Covid-19 ditemukan di Wuhan dan kemudian menyebar ke banyak negara lain, rasa sentimen yang kurang baik muncul terhadap orang Asia, terutama orang dari China. Media melaporkan adanya orang Asia yang mengalami perundungan atau di bully. Bukan saja mereka dituduh membawa virus ke negara lain, mereka juga diejek dalam hal makanan dan kebiasaan hidup yang dianggap kurang beradab. Bahkan, ada siaran TV dan berbagai media yang menyiarkan komentar pemimpin negara tertentu yang bernada rasis.
Sebelum ada Covid-19, baik dalam media atau pergaulan sehari-hari sebenarnya sudah sering ada opini yang menyudutkan golongan-golongan etnis tertentu. Memang karena di dunia ada banyak bangsa, suku dan kelompok etnis, pandangan yang meninggikan golongan sendiri dan merendahkan kelompok lain itu sering muncul. Biasanya hal itu digolongkan sebagai rasisme, karena adanya keyakinan bahwa golongan tertentu adalah lebih baik dari yang lain. Bagaimana pandangan orang Kristen dalam hal ini?
Hal membeda-bedakan manusia tidak dapat dipisahkan dari kenyataan tentang adanya manusia yang berbeda penampilan, kebudayaan, bahasa dan cara hidupnya. Dari manakah asal umat manusia itu dan bagaimana pula mereka bisa menyebar dan menjadi manusia yang kelihatan berbeda adalah hal-hal yang sering dipertanyakan orang sejak dulu.
Bagi mereka yang percaya bahwa Tuhan menciptakan alam semesta, ayat di atas tentunya memberi keyakinan bahwa semua umat manusia di dunia ini adalah sebuah ciptaan Tuhan. Dengan berlalunya waktu, perubahan perlahan-lahan terjadi, tetapi semua manusia pada hakikatnya adalah sejenis.
Bagi mereka yang mendalami ilmu genetika, manusia dengan segala bentuk badan, rupa dan warna kulit mereka, tidaklah menyatakan bahwa mereka adalah makhluk yang berlainan. Sebaliknya, manusia berdasarkan genetika adalah makhluk yang homogen dan hampir tidak berbeda. Kebanyakan bukti genetika dan arkeologi menunjuk pada satu tempat di sebelah timur Afrika, dari mana manusia kemudian menyebar ke seluruh dunia.
Jika satu kelompok manusia merasa lebih baik dari kelompok yang lain, biasanya itu disebabkan oleh ketidaksadaran atau ignorance bahwa semua manusia pada dasarnya berasal dari satu tempat, dan dengan demikian adalah sebangsa. Dengan kehendak Tuhan, manusia kemudian nenyebar ke seluruh penjuru dunia. Dengan demikian, bagi umat Kristen semua manusia dan di mana pun mereka berada adalah ciptaan Tuhan yang sederajat. Lebih dari itu, Tuhan mengasihi setiap orang dan mengurbankan Anak-Nya untuk menebus siapa saja yang percaya tanpa memandang asal usulnya (Yohanes 3: 16), sehingga pada saatnya semua umat-Nya akan dipersatukan di surga.
Adalah suatu hal yang menyedihkan bahwa ada orang-orang yang senang membesar-besarkan perbedaan dan asal usul umat manusia. Bagi umat Kristen, hal yang sedemikian seolah berarti bahwa Tuhan pada awalnya menciptakan manusia yang berbeda jenis dan kelas di berbagai tempat di dunia. Pandangan sedemikian juga membuat seolah Tuhan lebih mengasihi orang-orang atau bangsa-bangsa tertentu karena mereka lebih baik dari bangsa yang lain. Apalagi, mereka yang merasa bahwa Tuhan sudah memilih mereka sebagai bangsa yang mengenal kebenaran.
Mereka yang merasa bahwa Tuhan sudah menetapkan sebagian umat manusia untuk ke surga, dan sisanya untuk ke neraka, sebenarnya mempunyai keyakinan yang mirip rasisme. Sekalipun mereka yang merasa terpilih mungkin sadar bahwa Tuhan memilih mereka bukan karena lebih baik dari orang lain, mereka hanya mengangkat bahu melihat banyak orang yang nampaknya tidak terpilih untuk diselamatkan. Tuhan sebenarnya menghendaki kita mengasihi seluruh umat manusia dan melakukan hal yang baik sehingga siapa saja yang melihat kebaikan kita kemudian mau memuliakan Tuhan.
Hari ini firman Tuhan mengingatkan seluruh umat manusia, dan terutama umat Kristen bahwa setiap insan adalah ciptaan Tuhan yang harus menerima perlakuan dan penghargaan yang sama di mana pun mereka berada. Lebih dari itu, sebagai umat Kristen kita terpanggil untuk menyampaikan kabar baik tentang Yesus Kristus kepada seluruh umat manusia yang tanpa perkecualian sudah jatuh ke dalam dosa.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5: 16