Bekerja atau menyerah?

“Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang inipun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.” Pengkhotbah 7: 14

Baru sebulan memasuki tahun 2022, harapan untuk menjalani “new normal” kembali kandas. Seperti banyak negara lain, penduduk Australia berharap untuk bisa menjalani kehidupan sehari-hari secara “bebas terbatas” setelah lebih dari 90% penduduknya mendapat vaksinasi dua kali. Namun, dalam kenyataannya, kegiatan masyarakat saat ini masih harus dilakukan secara terbatas sambil ber “was-was”. Agaknya tidak ada seorang pun yang bisa menerka apa yang akan terjadi dengan semua rencana masa depan mereka.

Masa depan yang bagaimanakah yang anda inginkan? Bagi mereka yang masih tergolong muda, mungkin ada banyak yang diidamkan untuk masa depan. Tetapi, bagi mereka yang sudah berumur, masa depan yang mereka impikan dulu adalah masa kini. Mereka mungkin sudah hilang harapan dan terpaksa menerima apa saja yang bakal terjadi. Mungkin mereka lupa bahwa hanya karena kasih Tuhan, mereka dapat tetap hidup sampai sekarang. Walaupun begitu, banyak orang tetap melihat ke masa depan dengan usaha dan pengharapan bahwa pada suatu saat mereka masih akan dapat mengalami sesuatu yang lebih baik dan indah.

Memang agaknya aneh bahwa ada orang yang selalu sibuk memikirkan dan menguatirkan masa depan, sedangkan mereka tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari. Di beberapa negara misalnya, ada orang yang membeli rumah di bawah tanah untuk mengantisipasi datangnya perang nuklir global. Selain itu, beberapa pemimpin agama tidak henti-hentinya mengingatkan pengikut mereka bahwa akhir zaman sudah dekat. Semua itu karena orang berusaha menerka-nerka masa depan dan untuk bisa survive dengan usaha sendiri.

Dalam kehidupan sehari-hari orang memang sering kuatir akan apa yang terjadi karena adanya kejadian-kejadian yang tidak terduga. Banyak negara-negara yang pada mulanya stabil akhirnya menjadi terpecah belah sehingga rakyatnya menderita. Tetapi hal yang nampaknya lebih kecil – seperti kehancuran rumah tangga – juga bisa terjadi diluar dugaan orang. Hidup adalah penuh dengan misteri, begitu kata orang.

Ayat di atas menunjukkan bahwa apa yang terlihat nyaman dan tidak nyaman terjadi sesuai dengan kehendak Tuhan. Tuhan yang mahakuasa memang bisa mengizinkan terjadinya hal apa pun, yang tidak bisa diduga manusia, supaya manusia mengakui bahwa mereka hanya dapat bergantung kepada Sang Pencipta. Walaupun demikian, banyak orang yang tetap merasa mampu untuk menentukan hari depan mereka melalui usaha dan kerja; mereka mungkin berpikir bahwa masa depan setiap orang ada di tangan sendiri. Memang banyak “guru” yang mengajarkan bahwa jika kita bersikap positif untuk menghadapi hidup dan mau bekerja keras, masa depan yang cemerlang menunggu kita. Sukses selalu datang untuk orang percaya, kata sebagian orang. Tetapi itu belum tentu terjadi.

Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: ”Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”, sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: ”Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” Yakobus 4: 13-15

Memandang masa depan yang tidak dapat diduga, sering kali membuat kita ragu. Jika semuanya tidak ada yang pasti, bagaimana pula kita bisa mempunyai harapan untuk apa pun? Mereka yang mengajarkan manusia untuk berpikir positif selalu menekankan hal percaya diri. Dalam hal ini, seakan lebih mudah bagi seseorang untuk memercayai kemampuan manusia karena Tuhan dan kehendak-Nya adalah sulit untuk dimengerti. Pada pihak yang lain, ada orang yang mengajarkan bahwa Tuhan adalah mahakuasa, dan menekankan hal berserah kepada kehendak Tuhan. Dalam hal ini, banyak orang yang merasa bahwa menyerah kepada keadaan adalah lebih baik daripada berusaha, mungkin setelah mengalami berbagai kepahitan dalam hidup. Sikap mana yang benar?

Mereka yang benar-benar mengenal Tuhan akan mempunyai pengertian tentang cara kerja Tuhan. Sepanjang sejarah, Tuhan selalu bekerja agar umat-Nya mau menyerahkan hidup mereka sepenuhnya kepada-Nya. Ia tahu bahwa manusia tidak dapat hidup dengan bergantung pada diri mereka sendiri. Karena itu, melalui firman-Nya dan berbagai kejadian yang ada di dunia, Tuhan tidak jemu-jemunya mengingatkan bahwa jika kita hanya percaya kepada diri sendiri, kehancuranlah yang menunggu kita; jika itu tidak terjadi sekarang, pastilah itu terjadi di masa depan. Walaupun demikian, Tuhan dari awalnya menyuruh manusia untuk menaklukkan seisi bumi, dan karena itu kita harus mau tetap berusaha untuk menguasai keadaan melalui bimbingan-Nya.

Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: ”Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Kejadian 1: 28

Hari ini, perlulah kita pikirkan apa yang kita harapkan dari masa depan. Apakah kita mengharapkan datangnya hari-hari gembira yang penuh suka cita? Tidak ada salahnya jika kita mengharapkannya dari Tuhan. Jika itu datang, kita boleh menikmatinya sambil bersyukur kepada-Nya. Tetapi, jika hari-hari yang penuh tantangan dan kesulitan datang, kita pun harus sadar bahwa hari-hari itu juga datang dengan seizin Tuhan. Dalam hal ini, mereka yang tidak mengenal Tuhan akan mengeluh dan bahkan mungkin menghujat Tuhan; tetapi mereka yang mengenal kasih Tuhan tidak akan menjadi kecewa, melainkan tetap giat bekerja untuk memuliakan nama-Nya, sambil merasakan betapa besar kasihTuhan yang sudah membawa keselamatan yang abadi. Bagi mereka, hidup ini tidak lagi sebuah misteri karena hidup di dunia ini adalah sangat singkat jika dibandingkan dengan hidup di surga.

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” Filipi 4: 6 – 7

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s